Malam hari tanggal 1 Mei 2013 bertempat di Ballroom Hotel Dharmawangsa, digelar sebuah acara Pengumuman Hasil Pengukuran TeSCA 2012 yang juga disertai dengan Talkshow dengan tema “Strategic Role of ICT to Enhance Competitiveness of Higher Education Institutions Toward World Class University” yang mengetengahkan pembicara :
- Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc., Direktur Jendral, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
- Prof. Stephane Bressan, Professor in The Computer Science Department of The School of Computing of the National University of Singapore (NUS)
Dalam event ini, Prof. Stephane Bressan mengangkat tentang “Fast Food for Thought?” dimana saat ini setiap intitusi akademik harus sudah mulai menggeser paradigmanya tentang sistem pengajaran tatap muka langsung menjadi suatu kelas yang tersebar di seluruh dunia tanpa batasan fisik dinding yang melingkupi kelas, dimana diskusi dan interaksi tetap terjaga dan bahkan sanggup mengakomodasi kegiatan belajar mengajar dimana pun, kapan pun, dan apa pun.
Bahkan pembelajaran dan pengarsipan pengetahuan tidak lagi hanya berbasis pada buku, karena sesuai ucapan Plato pada Socrates : “What you have discovered (from a book) is a recipe not for memory, but for reminder”. Jadi jangan hanya mengandalkan Google dan Wikipedia, namun basic understanding tidak terpegang. Oleh karenanya Prof. Stephane mengarahkan agar pengarsipan pengetahuan seharusnya bisa memenuhi aksesibilitas “dimana pun, kapan pun, dan apa pun”, dan yang dapat memenuhi kebutuhan ini adalah e-learning.
Dalam penjelasan singkatnya, Prof. Stephane juga mendeskripsikan bahwa perubahan paradigma ini juga akan mengubah cara mengajar untuk mendapatkan level pengetahuan yang tertinggi, yaitu “Creating” dimana siswa mampu mengejawantahkan ilmunya kembali ke sosial publik.

Prof. Stephane juga mengutip ungkapan di novel “Anak Semua Bangsa” karya Pramoedya Ananta Toer, yaitu “Kau harus, harus, harus bicara para mereka, dengan bahasa yang mereka tahu” untuk menjelaskan bahwa e-learning seyogyanya diberikan dalam bahasa yang mudah untuk dimengerti untuk memberikan level pengetahuan yang tertinggi.
Seusai acara talk show, diumumkan mengenai hasil pengukuran TeSCA (Telkom Smart Campus Award) untuk periode tahun 2012 (http://www.tescaindonesia.org), yang melakukan pengukuran dari 10 sisi :
- Suprastruktur Kampus
- Infrastruktur Teknologi
- Profil Pemangku Kepentingan
- Ragam Pemanfaatan Aplikasi
- Strategi Pendidikan Nasional
- Dampak dan Manfaat Penerapan Teknologi
- Komunitas Eksternal
- Riset (Penelitian & Pengembangan)
- e-Green (TIK Ramah Lingkungan)
- Inovasi (Pendidikan)
Dimana keterlibatan civitas di dalam memanfaatkan teknologi merupakan salah satu kriteria penilaian yang sangat disorot, dimana secanggih apapun infrastruktur (baik aplikasi, akses, maupun hardware) tidak akan ada artinya tanpa adanya kolaborasi dari civitas yang aktif menggunakannya.
Untuk TeSCA 2011, IMTelkom meraih peringkat 52 nasional dan peringkat 5 kategori institut, sementara kali ini untuk TeSCA 2012, IMTelkom meraih peringkat 47 nasional dan peringkat 2 untuk kategori institut. Hal ini tidak lain karena dukungan seluruh civitas yang telah memanfaatkan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) yang telah disediakan kampus.
Terima kasih, dan sekali lagi selamat kepada IMTelkom atas prestasi ini.