Tahun 2014, berarti sudah 15 tahun saya mengajar, mulai dari mengajar tentang Pengenalan Komputer (bagaimana sejarah dan cara kerja komputer, bagaimana hubungan aplikasi – sistem operasi – hardware), Teknik Digital (bagaimana menganalisa rangkaian digital yang dibangun dengan gerbang2 logika), Mikroprosesor dan Antarmuka (bagaimana cara kerja mikroprosesor dan membangun proyek kecil dengan mikroprosesor), Organisasi Komputer (mengevaluasi berbagai komponen dasar sistem komputer dan interaksinya), Arsitektur Komputer (mengevaluasi arsitektur von-Neumann dan alternatifnya), sampai akhirnya mengajar tentang IT Governance (bagaimana mengatur IT agar selaras dengan kebutuhan bisnis) dan Business Information Management (bagaimana tugas CIO dalam menerjemahkan tujuan bisnis menjadi arahan yg tepat dalam menentukan solusi IT-nya, apakah IT Support atau IT Driven).
Perkembangan kompetensi tersebut serta merta memberikan benefit, dimana saya bisa melihat bahwa performansi hardware sangat tergantung dengan desain dari software di atasnya. Begitu juga sebaliknya, performansi software sangat tergantung dengan desain dari hardware di bawahnya. Oleh karenanya saya sering menyatakan ketidaksetujuan saya saat ada programmer yg mengeluhkan lambatnya aplikasi-nya saat dijalankan, dan langsung menyalahkan hardware yg di bawah standard. Padahal selama bertahun-tahun menjadi sysadmin, saya selalu bisa melihat bahwa sebuah PC sekali pun bisa digunakan untuk melayani transaksi dgn load tinggi sebagai server utama. Meskipun para programmer akan langsung mencibir dan bahkan mentertawakan penggunaan PC sebagai server, tentunya hal tsb karena ketidakmengertian mereka bahwa keunggulan server hanya akan terjadi jika aplikasi-nya benar2 didesain sesuai spesifikasi server tersebut. Sebagai contoh, server dengan multiprosesor hanya akan dapat digunakan kemampuan multiprosesor-nya jika aplikasi yg dibuat memang sudah didesain untuk multithreading.
Pengetahuan dari bawah sampai ke atas ini lah yang membuat saya mendesain aplikasi2 OTS (Off The Shelf) untuk akademik, mencakup Gamelan (Academic ERP) dan Batik (Distributed Knowledge Management System). Dan dengan bantuan para programmer yg luar biasa, akhirnya kedua aplikasi OTS tersebut bisa mulai digunakan. Saat ini kedua aplikasi tersebut telah mulai digunakan di berbagai tempat, dan karena bersifat OTS maka tidak ada lagi TTM (Time To Market) karena semuanya tinggal setting, configure, dan langsung Go-Live dalam hitungan hari.
Mudah2an semakin banyak yg bisa memanfaatkan kedua aplikasi OTS tersebut untuk kemajuan bersama.