• About Author
  • Dharma
  • Materi Ajar
    • Algoritma dan Pemrograman
    • Boolean Algebra
    • Microprocessor and Arduino
    • Network Security
    • New Generation Network
    • Software-defined Network
  • Membangun Server dengan FreeBSD
  • Programming Sector
  • Sosialita
  • Survival Guide

kn-OWL-edge

~ knowledge is power and weapon

kn-OWL-edge

Monthly Archives: April 2016

Kata bijak yang Patut di Renungkan

29 Jumat Apr 2016

Posted by bogi in Dharma

≈ Tinggalkan komentar

OM AWIGHNAM ASTHU.

“Kata bijak yang Patut di Renungkan”.                                                        
1.Jika kita memelihara kebencian dan Dendam, maka seluruh waktu dan pikiran yang kita miliki akan habis dan kita tidak akan pernah menjadi orang yang produktif.                              
2.Kekurangan orang lain adalah ladang pahala bagi kita utk memaafkannya, mendoakannya, Memperbaikinya dan menjaga aibnya.                                                                   
3.Ciri  Seorang Pemimpin yang Baik akan tampak kematangan Pribadi,Buah Karya.serta integrasi antara kata dan perbuatannya.               
4.Jika kita belum bisa membagikan Harta atau membagikan kekayaan, maka bagikan contoh kebaikan.         

5.Pastikan kita sudah beramal hari ini. Baik dengan materi,dengan ilmu,tenaga atau minimal dengan senyuman yang tulus.                                   
6.Bila Memiliki banyak harta, kita akan menjaga harta.Namun jika kita memiliki banyak ilmu, maka ilmulah yang akan menjaga kita.   

7.Bekerja keras adalah bagian dari fisik,Bekerja cerdas merupakan bagian dari otak, sedangkan bekerja ikhlas ialah bagian dari hati.                                                                      
8. Bila hati kita bersih, tak ada waktu utk berfikir licik,curang atau dengki sekalipun terhadap orang lain.                                                                    
9.Kita tidak pernah tahu kapan kematian akan menjemput kita, kita, kita tahu persis seberapa banyak bekal yang kita miliki utk menghadapinya.                                            
SEMOGA HYANG WIDHI SELALU MEMBIMBING DAN MELINDUNGI KITA SEMUA………

ācārya, mengajar melalui perbuatan

29 Jumat Apr 2016

Posted by bogi in Dharma

≈ Tinggalkan komentar

Bagi yg mendapat kepercayaan sebagai seorng pemimpin, ini salah 1 sloka BG 3.21 yg bs kita jadikan pedoman sbg rolemodel bagi para pasukan kita. :)🙏—

BG sloka 3.21:

yad yad ācarati śreṣṭhas
tat tad evetaro janaḥ
sa yat pramāṇaḿ kurute
lokas tad anuvartate
yat yat—apa pun; ācarati—dia melakukan; śreṣṭhaḥ—pemimpin yang terhormat; tat—itu; tat—dan itu saja; evā—pasti; itaraḥ—umum; janaḥ—seseorang; saḥ—dia; yat—manapun; pramāṇam—teladan; kurute—melakukan; lokaḥ—seluruh dunia; tat—itu; anuvartate—mengikuti langkah-langkah.
Terjemahan

Perbuatan apapun yang dilakukan orang besar, akan diikuti oleh orang awam. Standar apa pun yang ditetapkan dengan perbuatannya sebagai teladan, diikuti oleh seluruh dunia.

Penjelasan

Rakyat umum selalu memerlukan pemimpin yang dapat mengajar rakyat dengan tingkah laku yang praktis. Seorang pemimpin tidak dapat mengajar rakyat untuk berhenti merokok kalau dia sendiri merokok. Sri  Caitanya Mahaprabhu mengatakan bahwa seharusnya tingkah laku seorang guru sudah baik bahkan sebelum dia mulai mengajar. Orang yang mengajar dengan cara seperti itu disebut ācārya, atau guru teladan. Karena itu, seorang guru harus mengikuti prinsip-prinsip śastra (Kitab Suci) untuk mengajar orang awam. Seorang guru tidak dapat membuat peraturan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Kitab-kitab Suci yang sudah diwahyukan. Kitab-kitab Suci, misalnya Manusamhita dan lain sebagainya, dianggap buku-buku  baku untuk diikuti oleh masyarakat manusia. Jadi, apa yang diajarkan oleh pemimpin seharusnya berdasarkan prinsip-prinsip śastra-śastra baku seperti itu. Orang yang ingin memperbaiki Diri-Nya harus mengikuti aturan baku sebagaimana dipraktekkan oleh para guru besar. Srimad-Bhagavatam juga membenarkan bahwa hendaknya seseorang mengikuti langkah-langkah penyembah-penyembah yang mulia, dan itulah cara maju dalam menempuh jalan keinsafan rohani. Seorang rājā , atau pemimpin negara, ayah dan guru di sekolah semua dianggap pemimpin yang wajar bagi rakyat umum yang tidak berdosa. Semua pemimpin tersebut harus memikul tanggung jawab yang besar terhadap bawahannya. Karena itu, mereka harus menguasai kitab-kitab baku yang berisi rumus-rumus moral dan rumus-rumus rohani.

Mengendalikan Kama dan Krodha

29 Jumat Apr 2016

Posted by bogi in Dharma

≈ Tinggalkan komentar

Kita ini adl murid2 kehidupan yg punya kewajiban belajar dan terus belajar hingga akhir kehidupan. ujian kehidupan setiap saat, kadang kita lulus, kadang kita gagal, namun tetap kita terus belajar dan belajar….

Pertama-tama dalam tahap permulaan engkau harus berusaha mengendalikan “kama” dan “krodha” keinginan dan amarah. Ini akan memungkinkan sifat2 Tuhan memancar dari dalam dirimu. Sifat buruk tidak baik bagi siapapun. Karena itu mengendalikan keinginan dan amarah adalah tugas utama bagi setiap bhakta. Jadikanlah ini sebagai sadhana (disiplin) yang utama pada jalan awal spiritualmu. Dengan demikian, engkau akan mampu menunaikan hidup yang benar dan mencapai tujuan. Tetapi bila engkau membiarkan keinginan dan amarah tetap bercokol dalam dirimu, maka kegiatan spiritual apapun yang kau lakukan akan sia-sia dan kehidupanmu pun akan sia-sia…. !!!
Tidak ada satu hal pun di dunia ini yang tidak dapat kau capai bila engkau memancarkan cinta kasih. Dengan cinta kasih engkau dapat mengatasi segala hambatan. Karena itu, untuk mengalahkan amarah secara tuntas, engkau harus mengisi hatimu dengan cinta kasih dan menjadikan kasih sebagai suatu kemampuan yang berpengaruh atau paling penting dalam hidupmu. Bila engkau menyadari bahwa penghuni hatimu adalah penghuni setiap hati manusia, bahwa Tuhan yang kau puja yang duduk di singgasana hatimu juga bersemayam dalam setiap hati manusia maka tidak mungkin engkau bisa membenci atau marah pada siapapun di dunia ini. Bila Tuhan yang Esa itu ada dalam setiap hati manusia, bagaimana mungkin engkau memandang rendah dan menghina orang lain. Karena itu, penuhilah dirimu dg kasih dan binalah hingga tak terhapuskan lagi dari dalam hatimu ….. !!! pranam

Kama dan Krodha ada di BG 5.26
kāma-krodha-vimuktānāḿ
yatīnāḿ yata-cetasām
abhito brahma-nirvāṇaḿ
vartate viditātmanām

kāma—dari keinginan; krodha—dan amarah; vimuktānām—mengenai orang yang sudah dibebaskan; yatīnām—mengenai orang-orang suci; yata-cetasām—yang sudah mengendalikan pikiran sepenuhnya; abhitaḥ—pasti dalam waktu yang dekat sekali; brahma-nirvāṇam—pembebasan dalam Yang Mahakuasa; vartate—ada di sana; vidita-ātmanām—mengenai orang yang sudah insaf akan diri.

Terjemahan

Orang yang bebas dari amarah dan segala keinginan material, insaf akan diri, berdisiplin diri dan senantiasa berusaha mencapai kesempurnaan, pasti akan mencapai pembebasan dalam Yang Mahakuasa dalam waktu yang dekat sekali.

image

prārthanā 29 april

29 Jumat Apr 2016

Posted by bogi in Dharma

≈ Tinggalkan komentar

Rahajeng Semeng…

Doa Mengawali Kerja…

Dengan sangat jelas…Gita menuntun kita untuk melaksanakan setiap tindakan dengan ketenangan batin, tanpa keterikatan terhadap hasil dari tindakan tersebut.

Oh Hyang Widi…kami sering abai akan tuntunanmu…, kegagalan atau keberhasilan kami di masa lampau sering membebani kami, demikian juga khayalan dan ketakutan akan kegagalan di masa mendatang selalu menghantui.
Ego ini…telah menyeret kami, menjadikan kami sebagai pelaku utama…, yang kemudian mendatangkan perasaan bangga, senang, sombong dan juga derita, terhina dan sakit hati. Pada ujungnya hal ini menyeret kami kedalam rasa takut dan resah yang mendalam…menjauhkan kami dari rasa bahagia.

Oh Brahman yang Agung…, semoga kami dapat selalu bersyukur…, menikmati hidup dengan bahagia saat ini…, mampu mengikis vasana masa lampau dan terbebas dari ketakutan akan masa yang akan datang…

Pengacauan Kecerdasan

21 Kamis Apr 2016

Posted by bogi in Dharma

≈ Tinggalkan komentar

Bg.III.26
NA-BUDDHI-BHEDAMM JANAYED
AJÑĀNĀMM KARMA-SAŃGINĀM,
JOŞAYET SARVA-KARMĀŅI  VIDVĀN YUKTAH SAMĀCARAN.

na—not / tidak;  buddhi-bhedam—disruption of intelligence / pengacauan kecerdasan;  janayet—he should cause / hendaknya  dia menyebakan;    ajñānām—of the foolish / terhadap orang bodoh;  karma-sańginām—who are attached to fruitive work / yang terikat kepada pekerjaan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil; joşayet— he should dovetail / hendaknya dia menggabungkan;  sarva—all / semua;  karmāņi—work / pekerjaan;  vidvān—a learned / orang bijaksana;  yuktah—engaged / dijadikan sibuk;  samācaran— practicing / mempraktekkan.

{Agar tidak mengacaukan pikiran orang bodoh yang terikat terhadap hasil atau pahala dari tugas-tugas kewajiban yang telah ditetapkan, hendaknya orang bijaksana jangan menyuruh mereka berhenti bekerja. Melainkan, sebaiknya ia bekerja dengan semangat bhakti dan menjadikan mereka sibuk dalam segala jenis kegiatan (untk brangsur-angsur mengembangkan kesadaran Kŗşņa)}.

Penjelasan : Vedaiś ca sarvair aham eva vedhyah (XV.15). Itulah
tujuah segala ritual Veda. Segala ritual, segala pelaksanaan korban suci, dan segala sesuatu yang tercantum dalam Veda, termasuk pula segala petunjuk untuk kegiatan material, dimaksudkan untuk mengerti tentang Kŗşņa, tujuan tertinggi dalam kehidupan.

Tetapi oleh karena roh-roh yang terikat tidak mengenal sesuatu pun di luar kepuasan indria-indria, mereka mempelajari Veda dengan tujuan kepuasan indria-indria itu.

Tetapi melalui kegiatan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil dan kepuasan indria-indria yang diatur oleh ritual-ritual Veda, berangsur-angsur seseorang diangkat sampai tingkat kesadaan Kŗşņa.

Karena itu, orang yang sudah insaf akan dirinya dalam kesadaran Kŗşņa hendaknya jangan mengganggu orang lain dalam kegiatan maupun pengertian mereka, melainkan sebaiknya ia bertindak dengan memperlihatkan bagaimana hasil segala pekerjaan dapat dipersembahkan untuk bhakti kepada Kŗşņa.

Orang bijaksana yang   sadar akan Kŗşņa barangkali bertindak dengan cara supaya orang bodoh yang bekerja demi kepuasan indria-indria dapat belajar cara bertindak dan cara berbuat.

Walaupun orang bodoh hendaknya tidak diganggu dalam kegiatannya, namun orang yang sudah maju sedikit dalam kesadaran Kŗşņa dapat diajak menekuni bhakti kepada Tuhan secara langsung tanpa rumus-rumus Veda lainnya.

Orang yang beruntung tersebut tidak perlu mengikuti ritual-ritual Veda, sebab dengan kesadaran Kŗşņa secara langsung, seseorang dapat memperoleh hasil yang dapat diperoleh dengan cara mengikuti tugas-tugas yang telah ditetapkan untuk dirinya.

prārthanā 15 april

15 Jumat Apr 2016

Posted by bogi in Dharma

≈ Tinggalkan komentar

Om Svastiastu,

Doa pagi ini:

——
Gita mengharuskan kita, untuk tidak menghindari tindakan tetapi bertindak tanpa terikat dengan ego dan rasa suka dan tidak suka, mempersembahkan tindakan kepada Tuhan, dan melakukan semua tindakan untuk Sang Diri yang berada pada kita semua.

Tidak ada pengaruh karma yang menyentuh orang yang telah men-sucikan tindakan dalam penyatuan dengan Yang Maha Agung, yang menang atas indera-inderanya dan yang melihat Diri-nya sama di semua makhluk.

Oh Hyang Widi…, kami menyadari betapa sulitnya bagi kami untuk mengikuti tuntunanmu…rasa ego ini begitu kuat membelenggu, kata-kata aku, kamu, kita, mereka masih sangat kuat tertancap dibenak kami. Tindakan kami masih sebagai cerminan dari pemenuhan rasa suka dan penghidaran rasa duka…perasaan kami masih terombang-ambing oleh suka dan duka. Kami masih sering kalah oleh indria-indria kami.

Hanya atas KaruniaMu-lah kami belajar dan berlatih untuk mengikis ego ini, memberanikan diri untuk mempertanyakan motif setiap tindakan kami…, menahan diri atas dorongan indria-indria kami…tidak terlalu larut dalam suka dan duka.
Sungguh hal yang hanya bisa terwujud melalui latihan dengan penuh keteguhan hati….

Oh Brahman….teguhkanlah hati kami, agar kami mampu selalu mengingat tutunanMu dan teguh berlatih untuk membentuk kebiasaan kami.

Tiga Penderitaan

15 Jumat Apr 2016

Posted by bogi in Dharma

≈ Tinggalkan komentar

Jiva itu mengalami tiga macam penderitaan: àdhibhaotika, àdhidaevika, dan àdhyàtmika (derita fisik, derita mental, dan derita spiritual). Penderitaan àdhibhaotika adalah duniawi, yang terjadi karena kekurangan makanan, pakaian, obat2an, pendidikan, perlindungan dan sebagainya. Jika kita mengubah struktur masyarakat kesengsaraan ini akan berakhir. Atau melakukan kegiatan pemenuhan kebutuhan duniawi. Untuk àdhidaevika kita dapat mempersiapkan pikiran kita melalui SADHANA (disiplin dan laku tertentu), semua kesusahan dan kekhawatiran mental akibat struktur mental yang merusak akan berakhir. Dan àdhyatmika atau penderitaan spiritual adalah karena parama purusha, siva, krsna berada jauh dariku. Dia berada pada sahasrara cakra, kelenjar pineal, Jiivashakti yang tertidur, berada pada cakra paling bawah, yaitu cakra mùladhàra. Perasaan terpisah ini adalah penderitaan adhyàtmika. Penderitaan ini dapat dihilangkan dengan :dhyàna, dhàranà, prànàyama,pratyàhara dan sebagainya…. Pranam..

prārthanā 9 april 2016

09 Sabtu Apr 2016

Posted by bogi in Dharma

≈ Tinggalkan komentar

Om Svastiastu,

Doa pagi ini:

——
Gita mengharuskan kita, untuk tidak menghindari tindakan tetapi bertindak tanpa terikat dengan ego dan rasa suka dan tidak suka, mempersembahkan tindakan kepada Tuhan, dan melakukan semua tindakan untuk Sang Diri yang berada pada kita semua.

Tidak ada pengaruh karma yang menyentuh orang yang telah men-sucikan tindakan dalam penyatuan dengan Yang Maha Agung, yang menang atas indera-inderanya dan yang melihat Diri-nya sama di semua makhluk.

Oh Hyang Widi…, kami menyadari betapa sulitnya bagi kami untuk mengikuti tuntunanmu…rasa ego ini begitu kuat membelenggu, kata-kata aku, kamu, kita, mereka masih sangat kuat tertancap dibenak kami. Tindakan kami masih sebagai cerminan dari pemenuhan rasa suka dan penghidaran rasa duka…perasaan kami masih terombang-ambing oleh suka dan duka. Kami masih sering kalah oleh indria-indria kami.

Hanya atas KaruniaMu-lah kami belajar dan berlatih untuk mengikis ego ini, memberanikan diri untuk mempertanyakan motif setiap tindakan kami…, menahan diri atas dorongan indria-indria kami…tidak terlalu larut dalam suka dan duka.
Sungguh hal yang hanya bisa terwujud melalui latihan dengan penuh keteguhan hati….

Oh Brahman….teguhkanlah hati kami, agar kami mampu selalu mengingat tutunanMu dan teguh berlatih untuk membentuk kebiasaan kami.

prārthanā 7 april 2016

08 Jumat Apr 2016

Posted by bogi in Dharma

≈ Tinggalkan komentar

Om Svastiastu,

Doa pagi ini:

——
Gita mengharuskan kita, untuk tidak menghindari tindakan tetapi bertindak tanpa terikat dengan ego dan rasa suka dan tidak suka, mempersembahkan tindakan kepada Tuhan, dan melakukan semua tindakan untuk Sang Diri yang berada pada kita semua.

Tidak ada pengaruh karma yang menyentuh orang yang telah men-sucikan tindakan dalam penyatuan dengan Yang Maha Agung, yang menang atas indera-inderanya dan yang melihat Diri-nya sama di semua makhluk.

Oh Hyang Widi…, kami menyadari betapa sulitnya bagi kami untuk mengikuti tuntunanmu…rasa ego ini begitu kuat membelenggu, kata-kata aku, kamu, kita, mereka masih sangat kuat tertancap dibenak kami. Tindakan kami masih sebagai cerminan dari pemenuhan rasa suka dan penghidaran rasa duka…perasaan kami masih terombang-ambing oleh suka dan duka. Kami masih sering kalah oleh indria-indria kami.

Hanya atas KaruniaMu-lah kami belajar dan berlatih untuk mengikis ego ini, memberanikan diri untuk mempertanyakan motif setiap tindakan kami…, menahan diri atas dorongan indria-indria kami…tidak terlalu larut dalam suka dan duka.
Sungguh hal yang hanya bisa terwujud melalui latihan dengan penuh keteguhan hati….

Oh Brahman….teguhkanlah hati kami, agar kami mampu selalu mengingat tutunanMu dan teguh berlatih untuk membentuk kebiasaan kami.

Yoga Surya Namaskar

07 Kamis Apr 2016

Posted by bogi in Dharma

≈ Tinggalkan komentar

image

Keterbatasan waktu sering kita jadikan kambing hitam dan alasan untuk tidak melakukan olah raga. Kita menyadari raga ini hanyalah alat untuk transformasi Sang Diri. Sudah semestinya kita melakukan pemeliharaan raga ini sebagai yadnya dan kewajiban.

Bagi semeton yang telah berumur, pemilihan olah raga yang sesuai menjadi penting. Hatta Yoga atau Yoga Asana merupakan pilihan yang paling sesuai namun tetap harus menjadi perhatian dan disesuaikan dengan kemampuan fisik masing-masing agar tidak malah berdampak negatif.

Surya Namaskar sangat dianjurkan karena sangat sederhana dan membutuhkan durasi yang singkat. Dalam sharing ini, akan dipaparkan langkah demi langkah untuk melakukan Surya Namaskar.

Persiapan: posisi Tada-asana, berdiri dengan tegak. Tumit kaki kiri dan kanan saling menyentuh, ujung kaki terbuka kira2 membentuk sudut 60%, badan dan kepala tegak namun tetap rilex. Pandangan kedepan dan bernafas secara teratur dan perlahan. Siapkan mental untuk memulai Surya Namarkar.

Berikut 12 gerakan Surya Namaskar, beserta mantram untuk setiap gerakan.

Gerakan pertama:
ujung kaki kiri dan kanan dirapatkan,
secara perlahan kencangkan otot mulai dari kaki terus berlanjut ke pantat dan punggung, badan tegak dan pandangan kedepan.
perlahan sambil tarik nafas cakupkan tangan di dada.
ucapkan mantram dalam hati: om mitrAya namaH sambil hembuskan nafas.

Gerakan Kedua:
perhatikan kondisi otot tetap tegang, secara perlahan luruskan tangan.
angkat tangan perlahan keatas dan pandangan mengikuti ujung tangan sambil tarik nafas.
ucapkan mantram: om ravaye namaH dan upayakan tangan tetap sejajar dan ditarik sejauh mungkin kebelakang.
tahan beberapa saat.

Gerakan ketiga:
tangan ditarik kedepan secara perlahan, pandangan mengikuti ujung tangan sambil hembuskan nafas secara perlahan.
kendorkan otot dan lanjutkan penurunan tangan sampai menyentuh lantai (jika tidak mampu, upayakan sedekat mungkin dengan lantai)
ucapkan mantra: om suryAya namaH, tahan dalam posisi ini beberapa saat.

Gerakan keempat:
telapak tangan menyentuh lantai, ujung tangan sejajar dengan ujung kaki.
lemparkan kaki KIRI kebelakang sejauh mungkin. Jika kita diatas matras, telapak kaki kiri yang dilempar menghadap keatas (punggung jari kaki menyentuh lantai), jika tanpa alas ujung jari kaki menyentuh lantai.
lutut kaki kiri menyentuh lantai, tangan lurus, pandangan diangkat (keatas), upayakan pinggul serendah mungkin dan rasakan tarikan antar paha kiri dan kanan.
gerakan ini dibarengi dengan tarik nafas sambil ucapkan mantra dalam hati: om bhAnaveya namaH
tahan sesaat

Gerakan kelima
tarik kedua kaki kebelakang, telapak tangan kanan dan kiri tetap menyentuh lantai.
tangan kanan dan kiri diluruskan, punggung diangkat menjauhi lantai, kaki kanan dan kiri rapat.
kencangkan otot mulai dari kaki sampai punggung.
dalam gerakan ini nafas ditahan (tidak ditarik atau menghembuskan).
tahan sambil mengucapkan mantram dalam hati: om khagaya namaH.

Note: ini satu-satunya gerakan dengan nafas ditahan. Gerakan ini tidak sama dengan Gerakan-8 yang digambar diatas.

Gerakan keenam:
dari gerakan sebelumnya, kendorkan otot secara perlahan dan turunkan lutut secara bertahan.
tarik pantat kebelakang dan dada diturunkan serendah mungkin, tangan tetap lurus dan upayakan sejauh mungkin kedepan, membentuk gerakan VirAsana.
secara perlahan dorong badan kedepan dengan hidung tetap dijaga sedekat mungkin dengan lantai sambil menghembuskan nafas.
ucapkan mantram: om pUSNe namaH
tahan sesaat,  dan perhatikan bahwa dalam gerakan ini muka dan dada tidak menyentuh lantai (gerakan ini mirip dengan gerakan push-up)

Gerakan ketujuh:
secara perlahan tangan diluruskan dan tubuh bagian bawah menyentuh lantai.
gerakan ini dibarengi dengan tarik nafas, dan pandangan diarahkan keatas.
tahan dan ucapkan mantram: om hiraNyagarbhAya namaH
Gerakan kedelapan:
pantat ditarik keatas, punggung lurus sejajar dengan tangan.
keluarkan nafas, kaki lurus dan telapak kaki dan tumit menyentuh lantai.
dengan pantat tetap tinggi, kepala diturunkan serendah mungkin dan tetap dijaga kaki lurus dan telapak kaki menyentuh lantai. Kaki dan badan membentuk sudut 90%
tahan dan ucapkan mantram: om marIcaye namaH. Gerakan ini sama dengan Adho Mukha Svanasana

Gerakan kesembilan:
kaki KIRI ditarik kedepan sehingga ujung kaki sejajar dengan ujung jari tangan kiri dan kanan, kaki KANAN ditarik kebelakang,
sambil menarik nafas, pinggul ditarik kebawah dan rasakan peregangan antara paha kiri dan kanan, dan pandangan keatas.
tahan dan ucapkan mantram:  om AdityAya namaH. Gerakan ini sama dengan gerakan ke-4

Gerakan kesepuluh:
dengan tetap menjaga telapak tangan tetap menyentuh lantai, tarik kaki KANAN secara perlahan agar sejajar dengan kaki KIRI.
ujung kaki kanan dan kaki kiri rapat. Sambil menghembuskan nafas, luruskan kedua kaki dan upayakan tangan tetap serendah mungkin.
gerakan ini dibarengi dengan ucapan mantram dalam hati: om savitre namaH. Posisi akhir dari gerakan ini sama dengan posisi akhir gerakan ke-3

Gerakan kesebelas:
secara perlahan, kedua tangan ditarik keatas diiringi dengan pandangan.
gerakan dibarengi dengan tarikan nafas
dalam gerakan ini, perhatikan kaki kanan dan kaki kiri tetap rapat, kencangan otot pantat.
tarik tangan sejauh mungkin kebelakang
tahan dan ucapkan mantra: om arkAya namaH

Gerakan keduabelas:
secara perlahan luruskan badan dan tarik tangan untuk dicakupkan didepan dada.
gerakan ini dibarengi dengan hembusan nafas dan ucapkan mantram: om bhAskAraya namaH
tahan sesaat dan secara perlahan kendurkan otot

Penutup:
Kembali ke posisi TadAsana, berdiri tegak, badan relax dan bernafas secara teratur.

Gerakan 1 – 12 adalah satu putaran dan dilanjutkan dengan putaran berikutnya dimana kaki KIRI diganti dengan kaki KANAN.

Peralihan antar gerakan dilaksanakan secara mengalir dan seirama dengan nafas. Dalam tahap awal hal ini sulit dilakukan terkadang lupa kapan narik nafas dan kapan menghembuskan nafas apalagi mengingat mantram yang sesuai. Lakukan secara bertahap, mulai dari menghafal gerakan, menyesuikan dengan nafas dan konsentrasi pada mantram yang sesuai.

Untuk mendapatkan manfaat yang optimal, upayakan untuk mengikuti gerakan sesempurna mungkin namun tetap tidak memaksakan diri. Dengan dilakukan secara rutin, secara bertahap gerakan akan semakin sempurna.

← Older posts

Berlangganan

  • Entries (RSS)
  • Comments (RSS)

Arsip

  • Januari 2023
  • Februari 2022
  • Juli 2021
  • Mei 2021
  • Maret 2021
  • Januari 2021
  • Desember 2020
  • Juni 2020
  • April 2020
  • Februari 2020
  • Oktober 2019
  • Maret 2019
  • Februari 2019
  • Januari 2019
  • November 2018
  • Oktober 2018
  • Agustus 2018
  • Juni 2018
  • Maret 2018
  • Februari 2018
  • Desember 2017
  • November 2017
  • Oktober 2017
  • September 2017
  • Agustus 2017
  • Juli 2017
  • Juni 2017
  • Mei 2017
  • April 2017
  • Maret 2017
  • Februari 2017
  • Januari 2017
  • Desember 2016
  • November 2016
  • Oktober 2016
  • September 2016
  • Agustus 2016
  • Mei 2016
  • April 2016
  • Januari 2016
  • Desember 2015
  • November 2015
  • November 2014
  • Oktober 2014
  • September 2014
  • Agustus 2014
  • Juni 2013
  • Mei 2013
  • April 2013
  • Februari 2013
  • Januari 2013
  • November 2012
  • Maret 2012
  • November 2011
  • Oktober 2011
  • Agustus 2011
  • Juli 2011
  • Juni 2011

Kategori

  • Dharma
  • Materi Ajar
    • Artificial Intelligence
    • IT audit
    • microprocessor
    • Multimedia System
  • Seputar IT
    • FreeBSD
    • OSS
  • sosialita
  • Teknologi
  • Uncategorized

Meta

  • Daftar
  • Masuk

Blog di WordPress.com.

  • Ikuti Mengikuti
    • kn-OWL-edge
    • Bergabunglah dengan 68 pengikut lainnya
    • Sudah punya akun WordPress.com? Login sekarang.
    • kn-OWL-edge
    • Sesuaikan
    • Ikuti Mengikuti
    • Daftar
    • Masuk
    • Laporkan isi ini
    • Lihat situs dalam Pembaca
    • Kelola langganan
    • Ciutkan bilah ini