Bagian I : *Tujuan hidup manusia*
01
Bhs Kawi/Jawa Kuno:
Anakukamung Janamejaya, salwirning warawah, yawat makapadarthang caturwarga, sawataranya, sakopanyasanya, hana juga ya ngke, sangksepanya, ikang hana ngke, ya ika hana ing len sangkeriki, ikang tan hana ngke, tan hana ika ring len sang keriki.
Terjemahan:
Anaknda Janamejaya, segala ajaran tentang Catur Warga (Dharma=kebajikan, Artha=kekayaan, Kama=kesenangan dan Moksa=kebebasan) baikpun sumber, maupun uraian tafsirnya ada disini; segala yang terdapat disini akan terdapat dalam sastra lain; yang tidak terdapat disini juga tidak akan terdapat pada sastra lain.
02
Manusia adalah satu-satunya mahluk yang dapat melakukan kebajikan pun kejahatan. Terlahir menjadi manusia bertujuan untuk melebur perbuatan-perbuatan jahat ke dalam perbuatan-perbuatan bajik, hingga tidak ada lagi perbuatan-perbuatan jahat yang masih tersisa dalam diri, inilah hakekat menjadi manusia. *Hanya dengan menjadi manusia kejahatan itu dapat dilebur dalam kebajikan.*
03
Janganlah pernah bersedih hati dilahirkan menjadi manusia, meskipun pada kelahiran yang dianggap paling hina; karena sesungguhnya amat sulit untuk bisa menjelma menjadi manusia. *Berbahagialah menjadi manusia.*
04
Menjadi manusia adalah kelahiran yang paling utama. Karena hanya dengan menjadi manusia sajalah kebajikan/kebenaran dapat dilakukan, *dan hanya dari kebajikan/kebenaran itulah kesengsaraan dapat dibenahi.*
05
Manusia jahat dianggap sebagai sampah sekaligus penyakit dunia. Sesungguhnya tidak ada kesenangan apapun dalam kejahatan itu. Si jahat selalu merasa kosong dalam setiap perbuatannya, kebahagiaan yang mereka peroleh adalah semu.
06
Pergunakanlah kesempatan terbaik ini, kesempatan lahir sebagai manusia, kesempatan yang sungguh sulit didapat, kesempatan untuk bisa memasuki alam surga. Lakukanlah hanya perbuatan-perbuatan yang dapat mengantar roh ke surga dan jauhilah perbuatan-pebuatan yang akan mengantar roh ke neraka.
07
Terlahir sebagai manusia adalah kesempatan untuk melakukan perbuatan bajik dan jahat, yang hasilnya akan dinikmati di akherat. Apapun yang diperbuat dalam kehidupan ini hasilnya akan dinikmati di akherat; setelah menikmati pahala akherat, lahirlah lagi ke bumi. Di akherat tidak ada perbuatan apapun yang berpahala. Sesungguhnya hanya perbuatan di bumi inilah yang paling menentukan.
08
Iking tang janma wwang, ksanikaswabhawa ta ya, tan pahi lawan kedapning kilat, durlabha towi, matangnyan pongakena ya ri kagawayanning dharmasadhana, sakananging manasanang sangsara, swargaphala kunang.
Kelahiran sebagai manusia sangat pendek dan cepat, bagaikan pijaran cahaya petir, lagi pula kesempatan seperti ini sungguh sulit di dapatkan. Oleh karena itu pergunakanlah kesempatan ini sebaik-baiknya, lakukanlah perbuatan-perbuatan bajik/benar yang akan memutus lingkaran dan putaran kesengsaraan lahir dan mati, dimana kebebasan abadi itu bisa di peroleh.
09
Hana pwa tumenung dadi wwang, wimukha ring dharmasadhana, jenek ring arthakama arah, lobhambeknya, ya ika kabancana ngaranya.
Mereka yang memanfaatkan kelahirannya hanya untuk mengejar kekayaan, kesenangan, nafsu-nafsu kotor dan rakus. Mereka yang tidak melakukan kebajikan di bumi, mereka inilah manusia yang tersesat dan pergi menjauh dari jalan kebenaran.
10
Ikang manggih si dadi wwang, prasiddha wenang ring dharmasadhana, tatan entas sangke sangsara, kabancana ta ngaranika.
Mereka yang telah melakukan kebajikan pun kebenaran, namun masih terikat dalam proses lahir dan mati, mereka ini belumlah memperoleh inti sari dari kebebasan.
11.
Lakukanlah pencarian kekayaan dan kesenangan hanya berlandaskan pada kebajikan/kebenaran yang pasti akan mengantar ke surga. Hendaknya janganlah melakukan segala macam kegiatan yang bertentangan dengan kebenaran. Manusia sering melalaikan hakekat kebajikan/kebenaran, sebab bagi mereka sungguh-sungguh sulit untuk dilakukan. Sedangkan kejahatan/ketidakbenaran bagi mereka sangat mudah dilakukan dan pastilah neraka pahalanya.