• About Author
  • Dharma
  • Materi Ajar
    • Algoritma dan Pemrograman
    • Boolean Algebra
    • Microprocessor and Arduino
    • Network Security
    • New Generation Network
    • Software-defined Network
  • Membangun Server dengan FreeBSD
  • Programming Sector
  • Sosialita
  • Survival Guide

kn-OWL-edge

~ knowledge is power and weapon

kn-OWL-edge

Monthly Archives: November 2016

Sarasamuscaya XI: Dunia Akhirat

06 Minggu Nov 2016

Posted by bogi in Dharma

≈ Tinggalkan komentar

Sarasamuscaya
*Dunia Akhirat*

110.

Hendaknya manusia yang bijaksana meninggalkan perasaan tidak percaya ataupun ragu-ragu akan adanya alam akherat, karma dari perbuatan, sikap mencela kitab suci dan keesaan Tuhan; demikian juga hendaknya mereka menjauhkan diri dari sifat iri hati, suka dipuji, amarah, dan segala tindakan kejam dan jahat lainnya.

111.

Meskipun anda masih ragu akan adanya alam akherat dan karma (buah) dari perbuatan, hendaknya jauhkan diri dari perilaku jahat; meskipun anda tidak percaya pada kitab suci dan nabi, teruslah berbuat baik dan bajik; sebab mereka yang dinyatakan sengsara adalah orang yang tanpa keyakinan sekaligus tanpa perbuatan bajik dan benar.
112.

Walaupun orang tidak bisa melihat langsung alam akherat, orang yang teguh keyakinannya akan kebenaran agama, pasti dapat merasakan alam itu dalam hati dan keyakinannya.

113.

Orang yang tidak meyakini wahyu Tuhan dalam kitab suci dan tidak taat pada aturan etika yang berlaku, dapat dipastikan mereka akan memperoleh kesengsaraan hidup yang berulang-ulang.

 

114.

Apabila ada orang yang tanpa kepercayaan, tanpa kebenaran, dan tanpa perasaan welas asih; apabila anda disambut oleh mereka hendaknya jangan pernah anda lengah, sebab mereka itu sama berbahayanya dengan angin deras ditepian sungai yang tanpa disangka dapat menceburkan anda, bagaikan debu yang berterbangan tertiup angin, penuh dengan kotoran.

115.

Sesungguhnya mereka yang tanpa kepercayan, tanpa perbuatan baik, dan tanpa kasih sayang berkeadaan sama dengan orang yang telah mati.

116.

Orang yang tidak percaya pada keesaan Tuhan, wahyu kitab Suci, dan keberadaan orang suci; mereka sesungguhnya hanyalah memelihara fisiknya belaka, mereka sibuk menumpuk harta kekayaan dengan cara jahat, mereka diperbudak oleh kesenangan-kesenangan duniawi tanpa hirau akan hari esok dan kebahagiaan orang lain. mereka ini sungguh mengabaikan kepuasan bagi rohaninya.

Sarasamuscaya X: Kemarahan

05 Sabtu Nov 2016

Posted by bogi in Dharma

≈ Tinggalkan komentar

Sarasamuscaya.

Kemarahan

96.
Meskipun seseorang selalu menang dalam pertempuran, selalu mengalahkan musuh-musuhnya, jika ia tetap terkungkung dalam watak pemarahnya dan sering mengumbar amarahnya pada orang lain, mereka akan selalu kedatangan musuh-musuh baru; sedangkan bagi yang mampu mengekang nafsu amarahnya, tidak akan pernah ada musuh dalam hidupnya.

97.
Minuman keras hanya diijinkan bagi orang yang benar-benar telah mampu menguasai indra-indranya, sedangkan bagi orang yang belum mampu untuk menguasai indranya, minuman seperti ini dilarang untuk di konsumsi. Kemarahan hendaknya anda minum, anda kuasai dan anda tundukkan, hingga dari itu kesabaran hati pasti anda dapatkan.

98.
Seseorang yang berpikir bahwa mahluk-mahluk di semesta ini adalah bagian dari dirinya, yang berpikir bahwa orang lain adalah juga dirinya, mereka yang seperti ini tidak akan perah menjadi manusia egois, mereka menjadi kasih terhadap sekalian semesta raya; hanya orang seperti ini sajalah yang mampu memperoleh kesenangan dan kepuasan yang hakiki.

99.
Seseorang yang selalu menganggap orang lain sebagai musuh dan selalu menganggap makhluk-makhluk lain sebagai ancaman bagi hidupnya; orang yang seperti ini tidak akan pernah memperoleh kesenangan apalagi kepuasan. Hidup mereka selalu was-was, selalu resah dan selalu merasa terancam walaupun telah berdiam di kamar baja dan dijaga ribuan prajurit.

100.
Orang yang sulit tidur (insomnia) adalah mereka yang sedang sakit, mereka yang ketakutan, mereka yang dibenci, mereka yang sedang memikirkan pekerjaannya, dan mereka yang sedang dimabuk asmara serta mereka yang sedang nafsu birahi.

101.
Orang yang dapat menguasai kemarahannya berstatus lebih utama dari orang yang pemarah, mekipun sipemarah itu kaya raya sedangkan si penguasa amarah hidup dalam kemiskinan harta. Orang yang penyabar jauh lebih baik dari orang yang tidak sabaran walaupun mereka ini memiliki kekuasaan. Penjelmaan menjadi manusia lebih utama dari mahluk apapun di bumi ini walaupun makhluk-makhluk ini lebih kuat fisik dan tenaganya; demikian juga mereka yang berhasil menyucikan dirinya lahir batin jauh lebih utama dari manusia manapun walau mereka lebih kaya, lebih berkuasa, lebih wibawa, lebih dihormati dll.

102.
Ketahuilah bahwa orang yang dikuasai oleh kemarahan dan angkara murka apapun yang dipersembahkannya, apapun yang disumbang dan disedekahkannya, apapun jenis puasa dan pantangan yang dilakukannya, apapun yang dikurbankannya, semua itu menjadi tanpa pahala, mereka hanya mendapatkan rasa lelah dan kepayahan, oleh karenanya kuasailah kemarahan dan nafsu angkara itu.

103.
Teguhlah dalam penyucian jiwa. Angkara murka dilenyapkan dengan menyucikan hati, kedengkian dilenyapkan dengan kebahagiaan, pengetahuan suci akan membinasakan ego, selanjutnya jagalah pikiran, perkataan dan perbuatan dengan selalu mawas diri.

104.
Tiada bedanya kemarahan itu dengan kematian, demikian juga cinta buta itu sekeruh sungai yang dipenuhi kotoran dan bangkai, namun pengetahuan suci bagaikan kantung ajaib yang dapat menyediakan apapun keperluan dan keinginan dari pemiliknya.

105.
Mereka yang sedang diliputi oleh kemarahan dan dikuasai oleh nafsu angkaranya dapat dipastikan akan melakukan perbuatan jahat, mereka yang dibutakan oleh amarah dan angkara dapat menghujat orang suci, bahkan sampai membunuh ayah, ibu, anak dan orang-orang dekatnya.

106.
Mereka yang sedang dikuasai oleh angkara murka akan lupa dengan etika berbahasa, hingga perkataan yang kasar, jorok, tabu, dll akan dilontarkannya, demikian juga mereka akan melakukan perbuatan-perbuatan yang terlarang dan menyalahi kebajikan pun kebenaran.

107.
Kemarahan dan nafsu angkara adalah musuh yang sesungguhnya berada dalam diri kita, jika ada orang yang dapat menghilangkan kemarahan dan angkaranya, pastilah mereka itu akan dimuliakan dibumi dan di akherat.

108.
Maka dari itu, mulai saat ini juga, hendaknya manusia benar-benar berusaha dengan sekuat tenaganya untuk menghilangkan kemarahan dan nafsu angkaranya, kasihlah dengan sesama manusia dan segenap isi semesta ini.

109.
Mereka yang selalu teguh dan sabar dalam melakukan dan mengamalkan kebajikan dan kebenaran, mereka yang dapat menghilangkan kemarahan dan nafsu angkaranya, niscaya akan memiliki nama harum di bumi dan di alam surga.

Sarasamuscaya IX: Kesabaran

04 Jumat Nov 2016

Posted by bogi in Dharma

≈ Tinggalkan komentar

Sarasmuscaya: Kesabaran
92.
Segala sesuatu yang ada di bumi ini adalah milik dari orang sabar, demikian juga apa yang ada di jagat raya ini adalah juga milik orang yang berhati sabar. Hanya dengan kesabaranlah keberhasilan itu dapat diperoleh, mereka yang sabar dipuji dan dihormati di bumi, apabila mereka mati surgalah ganjarannya.

93.
Kekayaan utama adalah kesabaran hati, apa gunanya emas permata dibandingkan dengan kesabaran, sebab hanya kesabaran saja yang bisa menasehati orang dari kesesatannya, sedangkan emas dan permata hanyalah bagian dari bongkahan-bongkahan tanah yang membisu.

94.
Mustahil ada persahabatan tanpa kesabaran hati, yang ada pastilah kemurkaan, marah dan dendam, maka dari itu pupuklah terus kesabaran di dalam hati masing-masing.

95.
Seorang manusia sejati dan berbudi luhur keadaannya bagaikan seekor ular yang membuang kulitnya, demikian pulalah orang yang sabar senantiasa meninggalkan kemarahan dari dalam hatinya.

Sarasamuscaya VIII: Pengendalian Indra

03 Kamis Nov 2016

Posted by bogi in Dharma

≈ Tinggalkan komentar

Sarasamuscaya.*Pengendalian Indra*

88. 

Bagi mereka yang ingin memperoleh kebahagiaan abadi, hendaknya jangan sekali-kali berkeinginan untuk memiliki sesuatu yang bukan merupakan haknya, jangan sekali-kali berperasaan iri hati kepada orang yang beruntung. 

89 

Jangan merindukan sesuatu yang tidak mungkin, jangan menginginkan sesuatu yang mustahil, dan janganlah memikirkan cara-cara jahat guna memenuhi hasrat keinginan. Janganlah dengki dan irihati pada orang yang sukses, berbelaskasihlah kepada segala mahluk. 

90. 

Oleh karenanya, kekanglah dengan kuat indra-indra dan pikiran itu, janganlah dibiarkan melakukan tindakan yang terlarang dan melanggar hakekat kebajikan, janganlah dibiarkan melakukan tindakan tercela yang pada akhirnya akan menimbulkan hal-hal yang tidak menyenangkan. 

91. 

Sesungguhnya orang yang sengsara adalah mereka yang tidak suka melihat harta kekayaan orang, tidak suka melihat kerupawanan orang, tidak suka melihat status sosial orang, tidak suka melihat kesenangan orang, dan tidak suka melihat keberuntungan orang; *bagi mereka yang senatiasa diliputi kedengkian dan irihati, hidupnya akan selalu dilekati oleh duka nestapa*

Sarasamuscaya VII: Tri Kaya Parisuda

02 Rabu Nov 2016

Posted by bogi in Dharma

≈ Tinggalkan komentar

Sarasamuscaya.*Trikaya Parisuda (Pikiran, Perkataan, dan Perbuatan)*
73.

Sepuluh banyaknya hawa nafsu yang harus dikendalikan, tiga bagian dari pikiran, empat bagian dari perkataan, dan tiga bagian dari perbuatan.

74.

*Keinginan untuk memiliki hak milik orang, kebencian pada mahluk hidup, dan ketidak percayaan pada hukum sebab akibat, inilah produk pikiran yang harus dikendalikan.*

75.

Berkata jahat, berkata kasar, memfitnah, dan berbohong, inilah empat jenis perkataan yang harus dikendalikan.

76.

*_Mencuri, berzinah, dan membunuh_* inilah perbuatan yang jangan pernah dilakukan.

77.

Yang membuat orang dikenal adalah hasil perbuatannya, perkataannya, dan pikirannya. Melalui ketiganya ini orang mengetahui kepribadian diri. Maka dari itu biasakanlah untuk berpikiran baik, berkata benar, dan berbuat bajik.

78.

Walau sangatlah sukar mengamalkan kebaikan dan kebajikan dalam pikiran, perkataan dan perbuatan, janganlah semua itu membut kita berhenti untuk melaksanakannya.

79.

Kesimpulannya, *pikiranlah yang sangat menentukan perkataan dan perbuatan.*

80.

Pikiran adalah sumber dari segala macam nafsu, ialah yang meggerakkan dan mengarahkan perbutan menuju kebajikan atau pun kejahatan. Maka dari itu usahakanlah terlebih dahulu untuk mengendalikan pikiran.

81.

Pikiran itu sangatlah labil dan berubah-ubah, apabila seseorang dapat mengendalikan pikirannya, niscaya ia akan memperoleh surga di dunia dan surga di akherat.

82.

Mata dapat melihat sesuatu dikarenakan oleh pikiran. Mata tidak akan melihat apapun dengan jelas jika pikiran kosong dan tidak fokus. Pikiran itulah sesungguhnya yang menerima kesan dari panca indra.

83.

Bagian-bagian tubuh lawan jenis bisa menimbulkan rasa hormat ataupun nafsu birahi, masing-masing persepsi yang berbeda muncul dari pikiran yan berbeda pula. Maka celakalah mereka yang memandang lawan jenisnya secara sesat dan penuh birahi.

*Trikaya Parisuda*

Persepsi yg terbentuk oleh pikiran.

84.

Air liur yang diludahkan, ataupun air liur yang dihisap saat berciuman adalah cairan yang sama. Orang jijik melihat ludah dan sangat bernafsu untuk menghisapnya saat birahi.

85.

Seorang anak dan seorang ayah beda persepsinya jika melihat payudara si ibu. Demikianlah sesungguhnya benda yang sama terlihat berbeda akibat pikiran.

86.

Bedalah tanggapan orang selibat, pria hidung belang, dan seekor srigala dalam memandang wanita. Mayat menurut si selibat, seksi dan mengairahkan menurut pria hidung belang, makanan lezat menurut srigala. Akibat kebingungan pikiran muncullah beragam persepsi.

Sarasamuscaya VI: Pekerjaan dan Profesi

01 Selasa Nov 2016

Posted by bogi in Dharma

≈ Tinggalkan komentar

Sarasamuscaya VI
55.

Manusia sesuai profesinya dibagi menjadi empat golongan. Agamawan adalah golongan pertama, ke dua Negarawan, ke tiga Usahawan, dan ke empat adalah Pelayan. Ketiga golongan profesi tersebut di atas haruslah dalam hidupnya melakukan penyucian diri, apabila diinginkan mereka boleh hidup selibat. Sedangkan golongan Pelayan juga boleh melakukan penyucian walaupun tidak menjadi keharusan baginya.

56.

Profesi Agamawan haruslah mempelajari ilmu pengetahuan, mengajarkan kebajikan dan kebenaran, mengajarkan kitab suci, melaksanakan upacara dan pemujaan, melakukan amal sosial, bersembahyang ke tempat-tempat suci, serta menjadi pemimpin upacara.

57.

Inilah kewajiban seorang Agamawan, melakukan kebajikan dan kebenaran; setia pada ucapan dan janji; teguh pada pelaksanaan kebajikan dan kebenaran, menaklukkan hawa nafsu; tidak mementingkan diri sendiri; rendah hati; sabar dan tahan godaan; tidak diliputi oleh kemarahan dan kejahatan; melakukan persembahan kepada Tuhan; beramal sedekah; menyucikan fisik dan rohani; serta welas asih dan pemaaf.

58.

Inilah kewajiban Negarawan, mempelajari ilmu pengetahuan dan kitab suci; melaksanakan upacara kurban kehadapan Tuhan; memfasilitasi upacara kebaktian; menjaga keamanan negara; mengenal bawahannya sampai pada sanak keluarga dan kerabatnya; berderma dan bersedekah.

59.

Seorang Usahawan, hendaknya belajar kepada Agamawan dan Negarawan. Mereka hendaknya berderma dan bersedekah pada waktu yang baik; hendaknya mereka bersedekah kepada orang-orang yang memerlukan dan meminta bantuan kepadanya. Mereka hendaknya taat beribadat.

60.

Inilah kewajiban Pelayan, setia mengabdi kepada Agamawan, Negarawan, dan Usahawan, mereka hendaknya melakukan tugas dengan sebaik-baiknya.

61.

*_Apabila Negarawan pengecut, angkara murka, tidak mengusahakan kebahagiaan negara dan tidak mengasihi rakyatnya; Agamawan rakus, bewatak jahat, menyeleweng dari norma dan susila; curang; diliputi birahi; mementingkan diri sendiri, mencemarkan tempat suci; negara dimana mereka itu hidup pasti hancur berkeping-keping_*

62.

Usahawan menganggur; Pelayan tidak setia; mereka-mereka yang seperti ini pasti akan memperoleh malapetaka.

63.

Inilah yang harus dilakukan oleh keempat profesi: jujur; tidak egois dan mementingkan diri sendiri, dapat menasehati diri sendiri; mengendalikan indra-indra.

64.

Inilah yang harus dilaksanakan: tidak menyakiti dan membunuh dalam arti luas, setia pada ucapan, berkata benar, tidak berpikiran jahat pada semua mahluk, tahan cobaan, teliti, orang seperti ini sesungguhnya telah memperoleh kebahagiaan.

65.

Jika ketidakjujuran yang menjadi dasar perilaku, ia pasti akan mengantar ke alam maut. Jika kejujuran dan ketulusan hati menjadi pondasi perilaku, ia akan mengantar ke alam surga.

66.

*Hidup dengan tidak mementingkan diri sendiri, itulah dasar dari kebajikan dan kebenaran utama.*

*Tahan menghadapi cobaan hidup, itulah kekuatan yang utama.* 

*Berkeyakinan bahwa orang lain adalah bagian dari diri sendiri, itulah pengetahuan utama.*

*Setia pada ucapan dan janji adalah kesetiaan utama.*

67.

Perilaku mementingkan kepentingan pribadi tidak disukai oleh siapapun; mereka yang jahat, keji dan berperilaku hina sekalipun akan mebencinya. Bagaikan orang yang meninggakan sumur kering, menghin dari duri dan menyelamatkan diri dari kebakaran, demikianlah orang-orang akan meninggalkan mereka yang hanya mementingkan dirinya sendiri.

68.

Orang yang berhati tenang senanantiasa berkeadaan sadar, mereka sanggup menasehati dirinya sendiri. ketenangan hati sesungguhnya lebih utama dari sedekah, sebab sering kali mereka yang dermawan tidak memiliki ketenangan hati, hingga dapat dipengaruhi oleh kemarahan dan keserakahan. Maka lebih utamalah ketenangan hati itu dibanding sedekah.
 

69.

Sesungguhnya bukan lantaran mandi seseorang dapat disebut suci, *hanya mereka yang memiliki ketenangan hati sajalah bisa disebut suci.*

70.

Orang seperti inilah pantas disebut berhati tenang, tidak berbohong, tidak girang hati apabila memperoleh kesenangan, tidak bersedih jika ditimpa kesusahan, memahami filsafat secara mendalam, sanggup menasehati dirisendiri, hanya mereka sajalah yang pantas dianggap suci.

71.

*Sesungguhnya surga adalah kesuksesan dalam pengendalian nafsu,* sedangkan neraka adalah kegagalan dalam mengendalikan nafsu.

72.

Mereka yang berhasil menguasai nafsunya akan berumur panjang, termasyur, memiliki nama harum, dan tidak pernah kekurangan harta kekayaan.

Newer posts →

Berlangganan

  • Entries (RSS)
  • Comments (RSS)

Arsip

  • Januari 2023
  • Februari 2022
  • Juli 2021
  • Mei 2021
  • Maret 2021
  • Januari 2021
  • Desember 2020
  • Juni 2020
  • April 2020
  • Februari 2020
  • Oktober 2019
  • Maret 2019
  • Februari 2019
  • Januari 2019
  • November 2018
  • Oktober 2018
  • Agustus 2018
  • Juni 2018
  • Maret 2018
  • Februari 2018
  • Desember 2017
  • November 2017
  • Oktober 2017
  • September 2017
  • Agustus 2017
  • Juli 2017
  • Juni 2017
  • Mei 2017
  • April 2017
  • Maret 2017
  • Februari 2017
  • Januari 2017
  • Desember 2016
  • November 2016
  • Oktober 2016
  • September 2016
  • Agustus 2016
  • Mei 2016
  • April 2016
  • Januari 2016
  • Desember 2015
  • November 2015
  • November 2014
  • Oktober 2014
  • September 2014
  • Agustus 2014
  • Juni 2013
  • Mei 2013
  • April 2013
  • Februari 2013
  • Januari 2013
  • November 2012
  • Maret 2012
  • November 2011
  • Oktober 2011
  • Agustus 2011
  • Juli 2011
  • Juni 2011

Kategori

  • Dharma
  • Materi Ajar
    • Artificial Intelligence
    • IT audit
    • microprocessor
    • Multimedia System
  • Seputar IT
    • FreeBSD
    • OSS
  • sosialita
  • Teknologi
  • Uncategorized

Meta

  • Daftar
  • Masuk

Blog di WordPress.com.

  • Ikuti Mengikuti
    • kn-OWL-edge
    • Bergabunglah dengan 68 pengikut lainnya
    • Sudah punya akun WordPress.com? Login sekarang.
    • kn-OWL-edge
    • Sesuaikan
    • Ikuti Mengikuti
    • Daftar
    • Masuk
    • Laporkan isi ini
    • Lihat situs dalam Pembaca
    • Kelola langganan
    • Ciutkan bilah ini