Tag

, , ,

Sebagai pemilik sang waktu, Vasudewa Krisna mengetahui dengan pasti apa yang akan dialami Drupadi di masa depan.
Suatu hari Vasudewa Krisna menunjukkan tangannya yang terluka kepada Drupadi.
Apa respon Drupadi ?

 

Didorong rasa kasih dan hormat tiada tara, Drupadi menyobek kain sarinya sendiri untuk membalut luka itu. Drupadi bahkan menangis, seperti seorang ibu menangisi anaknya yang terluka.
Bertahun kemudian, Drupadi mengalami peristiwa paling memalukan dalam sejarah bangsa Bharata.
Di Balairung terhormat Istana Hastinapura, Dursasana mencoba menelanjanginya, menarik kain sari yang menutup tubuhnya, sementara suami2nya sudah kehilangn kemerdekaan mereka sehingga tak lagi memiliki hak untuk bicara.
Dan… Dursasanapun dengan bebas beringas menarik kain sari yang menutup tubuh Drupadi, ditengah riuh gelak tawa 100 Kurawa.
Tapi kain itu ternyata tak pernah habis, seakan tak berujung. Ditarik satu meter, tubuh Drupadi tetap terlindung kain sari, utuh. Ditarik 2 meter, 10 meter, 100 meter, tubuh itu masih tertutup sempurna. Hingga kain menggunung dan Dursasana terduduk lemas, Drupadi dengan mata terpejam dan tangan tercakup di dada, masih dalam keadaan berbusana sempurna.
Dari kejauhan, dari jarak berribu2 kilometer, Vasudewa Krisna mengangkat jari telunjuknya yang dahulu terluka yang dibalut dengan penuh kasih oleh Drupadi.
Ternyata, DIAlah yang mengirim kain sari secara gaib untuk melindungi kehormatan Drupadi. Vasudewa Krisna membayar lunas benih karma yang dahulu ditanam Drupadi.
Sahabat… Dalam hidup, kita seringkali bertemu ketidaksempurnaan.
Teman yang butuh pertolongan, team yang kurang cakap butuh arahan, orang2 yang mengalami kesulitan, “terluka” dan butuh bantuan.
Mengapa kita bertemu mereka ?
Mungkinkah mereka adalah ladang karma yang diberikan kepada kita untuk kita tanami — seperti Vasudewa Krisna yang memberi ladang karma pada Drupadi ?
Sahabat, hidup tak lain dan tak bukan, adalah sebuah ladang karma. Mari menanam karma baik,

SELALULAH MENOLONG JANGAN PERNAH MENYAKITI