• About Author
  • Dharma
  • Materi Ajar
    • Algoritma dan Pemrograman
    • Boolean Algebra
    • Microprocessor and Arduino
    • Network Security
    • New Generation Network
    • Software-defined Network
  • Membangun Server dengan FreeBSD
  • Programming Sector
  • Sosialita
  • Survival Guide

kn-OWL-edge

~ knowledge is power and weapon

kn-OWL-edge

Monthly Archives: April 2017

Password 3 lapis?

23 Minggu Apr 2017

Posted by bogi in Seputar IT, sosialita

≈ Tinggalkan komentar

Tag

3 lapis, password, RACI, RoR

Beberapa hari ini sering menemukan istilah “password 3 lapis” yang jika ditelusuri ternyata yg dimaksud adalah aplikasi APBD yg ada di Jakarta. Tiga lapis disini sptnya merujuk pada adanya tiga entitas yang terlibat dalam penyusunan APBD, yaitu Pemerintah, KPK, dan DPRD (?)

Sebenarnya kalau dibilang password 3 lapis rada aneh, karena kalau dibilang suatu aplikasi memiliki password 3 lapis, seolah2 merujuk pada aplikasi yg meminta 3 password agar user (pengguna) bisa masuk ke aplikasi.

Yang sering digunakan adalah keamanan 3 lapis, yg merujuk pada penggunaan 3 teknologi yg berbeda untuk mengamankan suatu transaksi, spt misalnya:

  1. user harus menggunakan SSL (Secure Socket Layer) agar semua informasi bisa dienkripsi supaya aman,
  2. user harus login dgn menginputkan username dan password (mungkin ditambah captcha) untuk identifikasi siapa yg mau masuk,
  3. setelah login, user diminta menginputkan kode khusus yg dikirimkan lewat media lain spt email atau sms untuk menjamin bahwa memang user yg valid yg boleh login.

Jadi kalau merujuk pada adanya 3 entitas yg terlibat di suatu aplikasi, itu biasanya disebut RoR (Role of Responsibility) atau RACI (Responsible, Accountable, Consulted, Informed). Spt misalnya yg berhak menginputkan rencana APBD adalah entitas pemerintah (pemerintah sbg yg “responsible” untuk memasukkan rencana anggaran, pendapatan, dan belanja). Setiap inputan rencana APBD tsb diketahui oleh BPK atau KPK selaku entitas yg “informed”. Selanjutnya rencana APBD tsb dievaluasi oleh DPRD dan jika disepakati maka DPRD menjadi entitas yg menyetujui atau “accountable” karena selanjutnya DPRD yg berwenang untuk mengawasi penggunaan APBD oleh pemerintah tersebut.

Ini berarti Jakarta sudah menerapkan tata kelola IT dengan baik karena memisahkan antara entitas yg menginput, entitas yg menyetujui, dan entitas yg mengawasi. ITIL dan COBIT sbg framework ITSM juga menganjurkan hal yg sama, RoR dan RACI.

Disclaimer:
Alur informasi diatas hanya pemisalan saja, krn saya sendiri nda ngerti gimana prosesnya dari rencana APBD menjadi APBD. Tapi saya sangat kagum jika aplikasi APBD bisa transparan dan dilihat oleh masyarakat. Mudah2an semua daerah bisa melakukan hal yg sama, termasuk juga kampus pendidikan untuk mendidik mahasiswa bahwa transparansi anggaran itu adalah sesuatu yg bagus.

Susahnya Mengerti Matematika

09 Minggu Apr 2017

Posted by bogi in sosialita

≈ Tinggalkan komentar

Tag

matematika, matematika = kalkulator, metode lama, susah

Sejak kapan pelajaran matematika SD sekarang jadi hapalan dan kalkulator ya?

Dulu pelajaran matematika begitu menyenangkan karena yg diajarkan adalah konsep, bukan cara mengerjakan. Berhitung untuk tau konteks, bukan perhitungan yg rumit.

Masih ingat dulu kelas 2 SD yg diajarkan adalah 1/2 + 1/3, atau paling rumit 1/5 + 1/9. Bukan cara menghitung yg diajarkan, tapi kenapa cara menghitungnya spt itu. Jadi yg diajarkan bukan:

1/2 + 1/3 = (1×3)/(2×3) + (1×2)/3×2) = 3/6 + 2/6 = (3+2)/6 = 5/6

Tapi:

1/2 + 1/3 –> cari angka untuk penyebut yg bisa habis dibagi dg 2 dan 3 (dapat angka 6)
lalu ubah setiap pecahan tsb agar penyebutnya adalah 6. Kenapa? karena pecahan bisa dijumlahkan langsung jika penyebutnya sama.

Efeknya jika dikasi soal yg berbeda tetap bisa mengerjakan.

Kalau sekarang apa yg diajarkan di SD?
Yg diajarkan 47,5% + 1/7. Anak2 disuruh menghapal 1/7 = 14 2/7%
Dan diminta untuk menghitung 324 x 842 + 18921 – 291 x 53

Beberapa guru malah mengajarkan cara berhitung cepat,
spt misalnya 25 x 25 = “(2×3)” “25” = 625

Dan apesnya saat mencoba mengajarkan anak2 malah ditolak karena “di sekolah nda spt itu diajar caranya”, sptnya anak2 beranggapan kalau nda pakai cara gurunya akan disalahkan oleh guru  🙂

 

Coba deh tanya anak anda yg masih SD perhitungan ini:

a/b = 10

jika a = 5, berapakah b?

🙂

Bagaimana cara membuat dan mengetes rangkaian elektronik?

01 Sabtu Apr 2017

Posted by bogi in Materi Ajar, Seputar IT, Teknologi

≈ Tinggalkan komentar

Tag

arduino, breadboard, circuits.io, fritzing.org, printed circuit board

Dulu jaman tahun 90an, kalau mau bikin rangkaian elektronik harus dioret2 di kertas lalu bikin desain PCB (printed circuit board), bikin PCB-nya, lalu beli komponen, solder komponen ke PCB, baru deh bisa dites rangkaiannya.

Bersyukur pada jaman tahun 2000an, nda perlu lagi bikin PCB dan nyolder komponen (yg beresiko membakar komponen, terutama komponen aktif spt transistor, sehingga rusak). Dulu desain bisa dibuat dan dites dengan menggunakan breadboard seperti gambar di bawah ini (courtesy from Wikipedia).

1024px-400_points_breadboard
Pcb33.430-g1

Hanya saja dulu harga breadboard lumayan mahal, di kisaran Rp 100.000 – Rp 500.000. Apalagi setelah sering dipakai akan banyak bolongan konektor yang sudah susah dipakai (nda kontak dengan komponen yg dicoblos ke bolongan tsb).

Bersyukur sekarang ada website yg menyediakan emulator breadboard untuk kita bisa membuat desain dan sekaligus mengetes desain rangkaian elektronik kita. Jadi kalau hasil tes memuaskan, baru kita buat aslinya diatas PCB.

Beberapa website yg menyediakan emulator tsb:
circuits.io
fritzing.org

Di website tsb bahkan menyediakan emulator osiloskop dan AVO meter untuk membantu kita mengetes desain rangkaian elektronik kita  🙂

kereen banget !

Ada beberapa rangkaian yg sudah saya bikin di circuits.io, silahkan dicoba2:

https://circuits.io/users/1076338

Yuk mulai berkreasi dengan mendesain rangkaian elektronik kita sendiri.

Berlangganan

  • Entries (RSS)
  • Comments (RSS)

Arsip

  • Januari 2023
  • Februari 2022
  • Juli 2021
  • Mei 2021
  • Maret 2021
  • Januari 2021
  • Desember 2020
  • Juni 2020
  • April 2020
  • Februari 2020
  • Oktober 2019
  • Maret 2019
  • Februari 2019
  • Januari 2019
  • November 2018
  • Oktober 2018
  • Agustus 2018
  • Juni 2018
  • Maret 2018
  • Februari 2018
  • Desember 2017
  • November 2017
  • Oktober 2017
  • September 2017
  • Agustus 2017
  • Juli 2017
  • Juni 2017
  • Mei 2017
  • April 2017
  • Maret 2017
  • Februari 2017
  • Januari 2017
  • Desember 2016
  • November 2016
  • Oktober 2016
  • September 2016
  • Agustus 2016
  • Mei 2016
  • April 2016
  • Januari 2016
  • Desember 2015
  • November 2015
  • November 2014
  • Oktober 2014
  • September 2014
  • Agustus 2014
  • Juni 2013
  • Mei 2013
  • April 2013
  • Februari 2013
  • Januari 2013
  • November 2012
  • Maret 2012
  • November 2011
  • Oktober 2011
  • Agustus 2011
  • Juli 2011
  • Juni 2011

Kategori

  • Dharma
  • Materi Ajar
    • Artificial Intelligence
    • IT audit
    • microprocessor
    • Multimedia System
  • Seputar IT
    • FreeBSD
    • OSS
  • sosialita
  • Teknologi
  • Uncategorized

Meta

  • Daftar
  • Masuk

Blog di WordPress.com.

  • Ikuti Mengikuti
    • kn-OWL-edge
    • Bergabunglah dengan 68 pengikut lainnya
    • Sudah punya akun WordPress.com? Login sekarang.
    • kn-OWL-edge
    • Sesuaikan
    • Ikuti Mengikuti
    • Daftar
    • Masuk
    • Laporkan isi ini
    • Lihat situs dalam Pembaca
    • Kelola langganan
    • Ciutkan bilah ini
 

Memuat Komentar...