Sejak kapan pelajaran matematika SD sekarang jadi hapalan dan kalkulator ya?
Dulu pelajaran matematika begitu menyenangkan karena yg diajarkan adalah konsep, bukan cara mengerjakan. Berhitung untuk tau konteks, bukan perhitungan yg rumit.
Masih ingat dulu kelas 2 SD yg diajarkan adalah 1/2 + 1/3, atau paling rumit 1/5 + 1/9. Bukan cara menghitung yg diajarkan, tapi kenapa cara menghitungnya spt itu. Jadi yg diajarkan bukan:
1/2 + 1/3 = (1×3)/(2×3) + (1×2)/3×2) = 3/6 + 2/6 = (3+2)/6 = 5/6
Tapi:
1/2 + 1/3 –> cari angka untuk penyebut yg bisa habis dibagi dg 2 dan 3 (dapat angka 6)
lalu ubah setiap pecahan tsb agar penyebutnya adalah 6. Kenapa? karena pecahan bisa dijumlahkan langsung jika penyebutnya sama.
Efeknya jika dikasi soal yg berbeda tetap bisa mengerjakan.
Kalau sekarang apa yg diajarkan di SD?
Yg diajarkan 47,5% + 1/7. Anak2 disuruh menghapal 1/7 = 14 2/7%
Dan diminta untuk menghitung 324 x 842 + 18921 – 291 x 53
Beberapa guru malah mengajarkan cara berhitung cepat,
spt misalnya 25 x 25 = “(2×3)” “25” = 625
Dan apesnya saat mencoba mengajarkan anak2 malah ditolak karena “di sekolah nda spt itu diajar caranya”, sptnya anak2 beranggapan kalau nda pakai cara gurunya akan disalahkan oleh guru 🙂
Coba deh tanya anak anda yg masih SD perhitungan ini:
a/b = 10
jika a = 5, berapakah b?
🙂