Mau cerita dikit pengalaman kemarin liburan ke pantai Pangandaran.
Udah pernah ke pantai Pangandaran? Tempatnya bagus lho, masih banyak tempat2 yg masih alami. Dibanding dengan pantai2 di Bali, pantai Pangandaran masih banyak yg alami, namun sepertinya tidak lama lagi akan seperti Bali, kehilangan kealamiannya π
Berangkat jam 12 malam dari Bandung dengan naik bis (acara family gathering kampus, jadi ya rame2an pake 4 bis). Seperti biasa, kalau udah di bis pasti saya tidur dengan sukses dan (ter)bangun pukul 04.30 karena bis berhenti untuk memberikan kesempatan untuk sembahyang dan sekaligus meluruskan kaki. Lanjut lagi pukul 05.15 akhirnya bisa sampai di Batu Karas pada pukul 08.15. Turun dari bis sudah diworo2 agar segera sarapan dan kemudian ngumpul untuk foto bersama dan mengikuti fun game. Tapi berhubung saat sedang sarapan malahan hujan, akhirnya peserta main sendiri2 di pantai Β π
Di pantai Batu Karas pasirnya hitam dan halus, ditambah tidak ada karang2 dan pecahan2 kerang sehingga nyaman untuk bermain di pantai. Kebetulan ombaknya lagi besar jadi sangat asyik buat bermain dg mini surfboard. Anak2 sungguh menikmati main mini surfboard dgn biaya sewa Rp 15rb sepuasnya (tanpa batas waktu), apalagi banyak teman2 sebayanya.
Kagum dengan anak2 yg bermain tanpa peduli siapa teman2nya. Nda milih2 teman, itu prinsip mereka, sepanjang asyik untuk diajak main Β π
Bermain selama 3 jam di Batu Karas sudah sangat cukup, bisa main mini surfboard, heboh bikin istana pasir yg ujung2nya jadi lebih mirip cake ulang tahun, termasuk insiden mesen teh manis panas yg rasanya aneh dan pemilik warung-nya sampai berulang2 minta ijin untuk mengganti tehnya Β π
Lanjut makan siang di pasar ikan, menu-nya cukup lengkap tapi sepertinya karena terburu2 (bayangin aja nyiapin makan siang buat 190 orang yg kelaparan) jadinya seafoodnya ada beberapa yg kurang bersih. Abis makan siang, langsung menuju hotel yg ternyata langsung di sebelah pasar ikan Β π
Masuk ke lobby hotel sudah kaget, kok berani bikin hotel sebagus ini di pantai Pangandaran ya? lobby-nya sangat luas dan terang dengan adanya taman kaktus dan kursi dan meja dari kayu utuh yg luar biasa besar, tentunya harganya sudah ratusan juta sendiri. Kamar hotelnya juga luas, sepertinya sekitar 35 m2. Dengan 2 bed besar untuk keluarga besar (2 orang tua + 2 anak2). Kebetulan dapat kamar yg menghadap ke pantai barat. Sayangnya pantai bagian barat tidak bisa dipakai untuk berenang karena ombaknya besar, pantai-nya juga cuma seiprit, dan masih banyak terlihat sampah2 plastik. Biasanya memang pantai bagian timur yg buat bermain2, karena pantainya luas dan ombaknya nda besar.
Alhasil seharian di hotel saja karena sudah kecapekan bermain di Batu Karas. Dan sekali lagi terkagum2 dengan daya tahan anak2, yg meskipun capek tapi begitu ada yg ngajak main di kolam renang hotel, langsung aja diiyakan Β π
Besok pagi2, saya yg akhirnya bisa bersenang2 dengan memancing Β π
Setelah sebelumnya membeli umpan udang di pasar ikan yg sebelah hotel, pagi2 jam 04.45 sudah bertengger di dermaga kecil yg aslinya buat orang2 yg ingin main water sport. Lumayan dingin karena hujan gerimis dan angin yg luar biasa kencang. Dan ternyata tidak sia2 memancing di pagi hari !
Bukan, bukan karena ikan, tapi karena bisa menikmati matahari terbit.
Trus ikannya? nda dapat Β π
Kalau liat pantai Pangandaran, sepertinya tidak lama lagi akan berubah seperti pantai2 di pulau Bali. Ramai dan menawarkan berbagai pilihan rekreasi spt water sport. Namun sayangnya bagi saya hal ini justru kemunduran, karena saya suka pantai yg masih asli, apalagi water sport mengganggu habitat laut termasuk ikan jadi menjauh karena takut mendengar deru mesin perahu yg cukup bising. Jadi inget tawaran snorkeling di Benoa Bali yg sangat mengecewakan karena tempatnya hanya 3×3 meter2 dan bukan karang beneran tapi buatan. Ikan2nya juga tidak berwarna-warni, jauh dibanding dengan di pulau Menjangan yg untungnya sampai saat ini masih cukup terjaga keasliannya.
Selain itu, jalan menuju ke pantai Pangandaran semestinya diperbesar karena jika ada 2 bis besar berpapasan maka jalannya terasa cukup sempit.