• About Author
  • Dharma
  • Materi Ajar
    • Algoritma dan Pemrograman
    • Boolean Algebra
    • Microprocessor and Arduino
    • Network Security
    • New Generation Network
    • Software-defined Network
  • Membangun Server dengan FreeBSD
  • Programming Sector
  • Sosialita
  • Survival Guide

kn-OWL-edge

~ knowledge is power and weapon

kn-OWL-edge

Monthly Archives: Oktober 2018

Breakthrough Cyber Terror, Hoax, dan Confirmation Bias

27 Sabtu Okt 2018

Posted by bogi in Seputar IT, Teknologi

≈ Tinggalkan komentar

Tag

cara mengurangi efek hoax, confirmation bias, hacking, hoax hacking, menggunakan confirmation bias untuk kepercayaan stakeholder

Breakthrough Cyber Terror - Seminar

membawakan presentasi tentang Confirmation Bias pada Seminar Breakthrough Cyberterror

Hari ini mengisi acara seminar Breakthrough Cyber Terror sebagai pemeran pendamping. Pemeran utamanya mas Josua yg sudah well-respected di dunia cyber hacking. Karena materi yg dibawakan mas Josua adalah tentang teori dan praktik hacking, maka saya membawakan aspek yg berbeda agar tidak membosankan.

Materi yg saya bawa adalah tentang bagaimana caranya meyakinkan stakeholder bahwa system yg kita gunakan adalah aman. Caranya menggunakan aspek psikologis yg saat ini lagi lumayan booming, yaitu confirmation bias, atau myside bias.

Tapi, apa hubungan cyber terror dengan confirmation bias? Kenapa aspek ini yang digunakan sebagai materi diskusi?

Pada saat suatu hacking terjadi, yang paling terasa imbasnya adalah kepercayaan para stakeholder. Oleh karenanya sangat penting untuk menjaga kepercayaan stakeholder terhadap system yg digunakan.

Ada 2 pendekatan yg saya ungkapkan pada diskusi kali ini, yaitu:

  1. menggunakan aspek psikologi confirmation bias,
  2. menggunakan system yg sudah well respected.

Namun fokus diskusi ada pada poin nomor 1. Idenya adalah spt ini:

100 debunked hoax akan menjadikan event ke 101 dianggap sbg hoax

Jadi idenya adalah membuat banyak claim bahwa system bisa di-hack tapi kita bantah, tentunya, dengan eviden yg kuat. Jika hal ini dilakukan berulang2, akhirnya saat benar2 ada event yg true positive (claim system bisa di-hack), stakeholder akan menganggapnya sebagai hoax.

Diskusi memang akhirnya lebih banyak terjadi pada hoax di masyarakat, dan ada beberapa diskusi yg menarik dan perlu saya cantumkan di sini agar bisa jadi catatan buat saya.

  1. Apa yang harus kita lakukan untuk mengurangi penyebaran hoax?
    Presentasi yg saya bawakan ttg Confirmation Bias membahas aspek “bagaimana kita menanamkan informasi pada seseorang sebelum ada berita hoax, sehingga pada saat ada berita hoax seseorang tersebut akan menolaknya”. Kalau dari sudut pandang Confirmation Bias, terlihat sangat sulit menangkal hoax, karena seberapa pun keras dan seringnya kita membantah hoax dg bukti, tetap aja akan diterima sebagai fakta oleh sebagian orang, karena merasa nyaman dengan hoax tsb, dan itu lah Confirmation Bias. Jadi, menurut Confirmation Bias, sebelum ada hoax, kita bisa mencegahnya dg sering2 memuat fakta. Misalnya untuk menangkal hoax tentang harga sembako, kita bisa menayangkan harga sembako di tiap pasar induk, sehingga saat ada hoax yg mengatakan harga sembako sangat tinggi, orang yg membaca hoax tsb akan menolaknya karena telah tersimpan dalam ingatannya bahwa harga sembako sebenarnya stabil.
  2. Jika Facebook adalah sumber utama penyebaran hoax, kenapa tidak ditutup saja?
    Dari yang pernah saya baca, dari seluruh postingan di Facebook, hanya sebagian kecil yang hoax. Jadi sayang kalau Facebook ditutup hanya karena ulah sebagian kecil postingan. Yang bisa kita lakukan adalah memperbanyak postingan positif untuk menanamkan persepsi dan informasi pada semua teman kita di Facebook bahwa “all is well” [movie: 3 Idiots].
  3. Bagaimana caranya “menghapus” informasi hoax di dalam ingatan seseorang?
    Nah ini pertanyaan yg sulit, karena sudah membahas domainnya psikiater. Tapi dari yg pernah saya baca (lupa dari mana sumbernya), otak kita terdiri dari 3 bagian, dan salah satunya adalah yg disebut dengan “otak reptil”. Bagian otak ini, cmiiw, bisa “menghapus” informasi hoax saat orang tsb merasa terancam. Misalnya diciduk aparat keamanan karena pernah menyebarkan hoax, hal ini bisa mengaktifkan “otak reptil” dan menanamkan persepsi bahwa beberapa informasi yg diingatnya adalah hoax.

Link presentasi ada disini: Breakthrough Cyber Terror – Psychological Perspective.

Ikhlas vs. Apatis

15 Senin Okt 2018

Posted by bogi in Dharma, sosialita

≈ Tinggalkan komentar

Tag

apatis, ikhlas dalam bekerja, lulus S3, pasrah terhadap hasil, stress management

Sidang Terbuka bersama para Penguji

Sidang Terbuka bersama para Penguji. Prof. Iwan, Prof. Riyan, Prof. Iping (promotor), saya, Bu Ulfa (co-promotor), Prof. Benhard, pa Wikan, dan Prof. Tengku

Sidang Terbuka, Rabu, 26 September 2018.

Akhirnya setelah 5 tahun lebih 2 bulan bisa juga menyelesaikan studi doktoral di ITB. Lama? relatif, karena dari angkatan saya, saya urutan yg ke-4 bisa menyelesaikan studi, tapi ternyata ada juga angkatan adik kelas yang bisa menyelesaikan studi doktoralnya hanya dalam waktu 3 tahun  😀

Setelah menyelesaikan sidang terbuka, semua mengajukan pertanyaan yg serupa:

gimana rasanya? sudah lega kan sekarang?

Hanya senyuman yg bisa saya berikan saat itu  🙂
kenapa? karena memang rasanya sama saja antara 6 bulan sebelum sidang dengan setelah sidang. Sampai akhirnya ada teman yg bertanya “kok bisa sih selalu tenang dan tersenyum?”

Baru saat itu saya sadar dan bertanya “iya ya, kenapa ya?”
Apakah ini artinya saya sudah bisa melakoni prinsip hidup “ikhlas dalam bekerja, dan pasrah terhadap hasilnya” sehingga tidak merasa cemas apalagi kuatir? Prinsip hidup tsb juga tertulis di dalam:

Bhagawad Gita 2:47
कर्मण्येवाधिकारस्ते मा फलेषु कदाचन।
Karmanye vadhikaraste Ma Phaleshu Kadachana

artinya: You have the right to work only, but never to its fruits

Setelah merenung dan merenung cukup lama, sptnya benar juga, saya sangat amat jarang merasa cemas dan kuatir terhadap sesuatu yg akan terjadi. Ini yang membuat saya, meskipun kadang terasa sulit, masih bisa tersenyum bahkan dalam keadaan sesulit apapun 🙂

Lalu saya jadi bertanya pada diri sendiri, apakah saya masih bisa tersenyum karena memang ikhlas dalam berusaha atau ternyata hanya karena apatis (nda pernah dibawa ke dalam pikirin, apalagi ke dalam hati/perasaan) ?

Saya jadi teringat dg keputusan saya menutup akun facebook saya karena sering membaca postingan yg bikin hati tidak tenang, dan ternyata memang setelah itu perasaan jadi tenang, bebas dari rasa marah atau kesal, semuanya terasa menyenangkan.

Tapi sekarang saya jadi sadar bahwa hati saya sekarang terasa tenang bukan karena bisa mengelola perasaan yg ikhlas tapi semata2 karena tidak adanya gangguan dari luar (misalnya membaca postingan di facebook). Akhirnya jadi teringat suatu pepatah yg entah dari mana saya dapatkan:

stress management itu bukan untuk meniadakan stress, tapi justru untuk bisa menerima stress namun dapat mengelolanya dg baik dan kemudian bisa tersenyum atas stress tersebut

Berarti saya masih harus banyak belajar untuk ikhlas, bukan dg menghindari energi negatif tapi justru berlatih agar saat berada di pusaran energi negatif tapi hati kita tetap positif tak terganggu.

Memang ikhlas dan apatis bukan dua sisi mata uang yg berkebalikan, namun untuk kasus ini mereka saling terkait. Ikhlas berarti seberat apapun beban yg kita terima, semua kita jalani dan tetap tersenyum bahagia. Apatis berarti menghindari adanya beban, sehingga kita bisa tersenyum bahagia

Sudah tersenyum kah kita hari ini? 🙂

Berlangganan

  • Entries (RSS)
  • Comments (RSS)

Arsip

  • Januari 2023
  • Februari 2022
  • Juli 2021
  • Mei 2021
  • Maret 2021
  • Januari 2021
  • Desember 2020
  • Juni 2020
  • April 2020
  • Februari 2020
  • Oktober 2019
  • Maret 2019
  • Februari 2019
  • Januari 2019
  • November 2018
  • Oktober 2018
  • Agustus 2018
  • Juni 2018
  • Maret 2018
  • Februari 2018
  • Desember 2017
  • November 2017
  • Oktober 2017
  • September 2017
  • Agustus 2017
  • Juli 2017
  • Juni 2017
  • Mei 2017
  • April 2017
  • Maret 2017
  • Februari 2017
  • Januari 2017
  • Desember 2016
  • November 2016
  • Oktober 2016
  • September 2016
  • Agustus 2016
  • Mei 2016
  • April 2016
  • Januari 2016
  • Desember 2015
  • November 2015
  • November 2014
  • Oktober 2014
  • September 2014
  • Agustus 2014
  • Juni 2013
  • Mei 2013
  • April 2013
  • Februari 2013
  • Januari 2013
  • November 2012
  • Maret 2012
  • November 2011
  • Oktober 2011
  • Agustus 2011
  • Juli 2011
  • Juni 2011

Kategori

  • Dharma
  • Materi Ajar
    • Artificial Intelligence
    • IT audit
    • microprocessor
    • Multimedia System
  • Seputar IT
    • FreeBSD
    • OSS
  • sosialita
  • Teknologi
  • Uncategorized

Meta

  • Daftar
  • Masuk

Blog di WordPress.com.

  • Ikuti Mengikuti
    • kn-OWL-edge
    • Bergabunglah dengan 68 pengikut lainnya
    • Sudah punya akun WordPress.com? Login sekarang.
    • kn-OWL-edge
    • Sesuaikan
    • Ikuti Mengikuti
    • Daftar
    • Masuk
    • Laporkan isi ini
    • Lihat situs dalam Pembaca
    • Kelola langganan
    • Ciutkan bilah ini
 

Memuat Komentar...