• About Author
  • Dharma
  • Materi Ajar
    • Algoritma dan Pemrograman
    • Boolean Algebra
    • Microprocessor and Arduino
    • Network Security
    • New Generation Network
    • Software-defined Network
  • Membangun Server dengan FreeBSD
  • Programming Sector
  • Sosialita
  • Survival Guide

kn-OWL-edge

~ knowledge is power and weapon

kn-OWL-edge

Category Archives: Dharma

Menghormati Kearifan Budaya Lokal

03 Sabtu Nov 2018

Posted by bogi in Dharma, sosialita

≈ Tinggalkan komentar

Tag

budaya, don't judge other by your standard, itb, kebun binatang bandung

2018-11-03 10.23.50.jpg

berkunjung ke Kebun Binatang Bandung perlu pakai gelang akses dg QR Code, keren, tapi sptnya mubazir

Setelah 5 tahun akhirnya bisa ke Kebun Binatang Bandung lagi. Soalnya kalau lagi kuliah di ITB “katanya” nda boleh ke Kebun Binatang Bandung, karena bisa nda lulus-lulus dan akhirnya DO.

Kok masih percaya yg ginian?

Bagi saya sih bukan masalah percaya atau tidak, tapi masalah menghormati kearifan budaya lokal. Sama seperti di Bali dan Jawa, pasti ada alasan tertentu para tetua membuat mitos2 spt itu. Sepanjang bisa dijalani ya saya jalani saja 🙂

Di Bali, khususnya di keluarga besar saya, yaitu pande gong di Sawan, kami tidak dianjurkan makan ikan gabus karena katanya jaman dulu ikan tsb pernah membantu leluhur sehingga leluhur merasa berhutang budi. Hal ini juga saya jalani, meskipun kadang2 keceplosan karena ternyata ada beberapa ikan asin jambal yg dibuat dari ikan gabus.

Di Jawa juga demikian. Dari kecil saya dibiasakan oleh Ibu saya yang berasal dari Jawa untuk selalu menyapa orang lain dan saat makan di tempat umum agar selalu minta ijin untuk makan pada orang2 di sekitar kita (terutama yang duduk semeja). Hal ini selalu saya jalani, meskipun banyak orang jadi memandang curiga  🙂

You shouldn’t judge other by your standard

Singkat cerita, hari ini saya bisa berkunjung ke Kebun Binatang Bandung lagi setelah 5 tahun menyelesaikan kuliah di ITB. Banyak perubahan yg terjadi. Tiket masuk sekarang jadi 40rb tapi pakai pengamanan barcode spt tempat wisata lainnya, dan harga tsb sudah termasuk wahana perahu dayung.

2018-11-03 10.24.43.jpg

Binatang2 yg ada di Kebun Binatang Bandung juga terlihat lebih sehat dibanding dulu pas terakhir ke sini. Bahkan sudah ada atraksi hewan pada jam2 tertentu.

Salut pada Kebun Binatang Bandung yg telah bertransformasi.

Ikhlas vs. Apatis

15 Senin Okt 2018

Posted by bogi in Dharma, sosialita

≈ Tinggalkan komentar

Tag

apatis, ikhlas dalam bekerja, lulus S3, pasrah terhadap hasil, stress management

Sidang Terbuka bersama para Penguji

Sidang Terbuka bersama para Penguji. Prof. Iwan, Prof. Riyan, Prof. Iping (promotor), saya, Bu Ulfa (co-promotor), Prof. Benhard, pa Wikan, dan Prof. Tengku

Sidang Terbuka, Rabu, 26 September 2018.

Akhirnya setelah 5 tahun lebih 2 bulan bisa juga menyelesaikan studi doktoral di ITB. Lama? relatif, karena dari angkatan saya, saya urutan yg ke-4 bisa menyelesaikan studi, tapi ternyata ada juga angkatan adik kelas yang bisa menyelesaikan studi doktoralnya hanya dalam waktu 3 tahun  😀

Setelah menyelesaikan sidang terbuka, semua mengajukan pertanyaan yg serupa:

gimana rasanya? sudah lega kan sekarang?

Hanya senyuman yg bisa saya berikan saat itu  🙂
kenapa? karena memang rasanya sama saja antara 6 bulan sebelum sidang dengan setelah sidang. Sampai akhirnya ada teman yg bertanya “kok bisa sih selalu tenang dan tersenyum?”

Baru saat itu saya sadar dan bertanya “iya ya, kenapa ya?”
Apakah ini artinya saya sudah bisa melakoni prinsip hidup “ikhlas dalam bekerja, dan pasrah terhadap hasilnya” sehingga tidak merasa cemas apalagi kuatir? Prinsip hidup tsb juga tertulis di dalam:

Bhagawad Gita 2:47
कर्मण्येवाधिकारस्ते मा फलेषु कदाचन।
Karmanye vadhikaraste Ma Phaleshu Kadachana

artinya: You have the right to work only, but never to its fruits

Setelah merenung dan merenung cukup lama, sptnya benar juga, saya sangat amat jarang merasa cemas dan kuatir terhadap sesuatu yg akan terjadi. Ini yang membuat saya, meskipun kadang terasa sulit, masih bisa tersenyum bahkan dalam keadaan sesulit apapun 🙂

Lalu saya jadi bertanya pada diri sendiri, apakah saya masih bisa tersenyum karena memang ikhlas dalam berusaha atau ternyata hanya karena apatis (nda pernah dibawa ke dalam pikirin, apalagi ke dalam hati/perasaan) ?

Saya jadi teringat dg keputusan saya menutup akun facebook saya karena sering membaca postingan yg bikin hati tidak tenang, dan ternyata memang setelah itu perasaan jadi tenang, bebas dari rasa marah atau kesal, semuanya terasa menyenangkan.

Tapi sekarang saya jadi sadar bahwa hati saya sekarang terasa tenang bukan karena bisa mengelola perasaan yg ikhlas tapi semata2 karena tidak adanya gangguan dari luar (misalnya membaca postingan di facebook). Akhirnya jadi teringat suatu pepatah yg entah dari mana saya dapatkan:

stress management itu bukan untuk meniadakan stress, tapi justru untuk bisa menerima stress namun dapat mengelolanya dg baik dan kemudian bisa tersenyum atas stress tersebut

Berarti saya masih harus banyak belajar untuk ikhlas, bukan dg menghindari energi negatif tapi justru berlatih agar saat berada di pusaran energi negatif tapi hati kita tetap positif tak terganggu.

Memang ikhlas dan apatis bukan dua sisi mata uang yg berkebalikan, namun untuk kasus ini mereka saling terkait. Ikhlas berarti seberat apapun beban yg kita terima, semua kita jalani dan tetap tersenyum bahagia. Apatis berarti menghindari adanya beban, sehingga kita bisa tersenyum bahagia

Sudah tersenyum kah kita hari ini? 🙂

Belajar tentang semangat hidup dari Naruto

06 Rabu Jun 2018

Posted by bogi in Dharma, sosialita

≈ Tinggalkan komentar

Tag

berpikir positif, naruto, pilihan hidup, rwa bhinneda, sasuke, semangat hidup

Anime!

Sejak pertama kali membaca manga DragonBall, langsung suka. Apalagi ada manga yg berwarna spt Tapak Sakti dan Tiger Wong, dan kebahagiaan pun bertambah saat Gramedia Merdeka (Bandung) menyediakan 1 koleksi yg terbuka dan membolehkan pengunjung membacanya, sepanjang dibaca sambil berdiri  😀

Itu jaman kuliah yg harga buku komik lumayan mahal untuk ukuran mahasiswa yg dengan Rp 800 sudah bisa buat beli sepiring nasi goreng plus telor dadar (atau dicampur)

Sekarang sudah malas membaca manga, lebih seru nonton versi anime-nya karena lebih hidup dan banyak side story (cerita tambahan yg tidak ada di versi komik manga-nya). Banyak anime yg sudah ditonton, tapi sampai saat ini yg paling bekesan adalah Naruto sampai Naruto Shippuden-nya. Bahkan sampai saat anak bertanya ttg “dapat tugas bercerita di sekolah, enaknya cerita apa ya pa?” saya jawab “kenapa nda Naruto aja?”…. dan spt sebuah keniscayaan, respon saya disambut dg gelak tawa  😀

Meskipun jurus2 ninja-nya banyak yg sureal dan aneh, sebenarnya banyak yg bisa kita pelajari dari kisah hidup Naruto dan Sasuke, saingan dan sekaligus juga sahabatnya. Mereka sama2 yatim piatu sejak kecil, mereka sama2 dipersekusi oleh penduduk desa Konoha, mereka sama2 dalam 1 team ninja. Naruto bercita2 ingin menjadi hokage, pimpinan tertinggi desa Konoha, dan Sasuke bercita2 ingin membalas dendam pada kakaknya yg membantai seluruh keluarga besarnya.

Namun mereka memilih jalur yg sangat berbeda untuk mendapatkan tujuannya. Naruto berusaha berteman dg penduduk desa yg memusuhinya agar mereka mau mengakui keberadaan Naruto, bahkan sampai melindungi penduduk desa saat diserang oleh Pain Nagato. Sebaliknya, Sasuke memilih untuk memusuhi balik penduduk desa yg tidak mendukungnya, bahkan ingin membantai semua yg mendukung pembantaian keluarga besarnya.

Berikut yg saya dapatkan dari Internet ttg apa yg bisa kita pelajari dari setiap karakter di dunia Naruto:

Naruto is a show of many wisdoms.

Iruka taught me… not to judge people by their reputations but by their personalities.
Haku taught me… that there is no good or evil when you’re protecting the ones you love.
Neji taught me… that if you leave your pride behind you can change your destiny.
Rock Lee taught me… that hard work beats talent.
Kakashi taught me… that teamwork and friendship stand above the rules.
Hinata taught me… that love is worth fighting for.
Sai taught me… that a life without feeling isn’t worthwhile.
Sakura taught me… that weakness is a choice, not an excuse.
Gaara taught me… how painful loneliness can be and how love can change someone.
Nagato taught me… that revenge and hatred only lead to more revenge and hatred.
Asuma taught me… how important it is to take care of the next generation.
Shikamaru taught me… that sometimes you even have to do the things that bother you the most.
Might Gai taught me… that it doesn’t matter what other people say about you.
Minato and kushina taught me… that parent’s love beat all else.
Sarutobi taught me… that problems should be solved with kindness rather than with violence.
Sasuke taught me… that you should not only dream about things but actually achieve them.
Itachi taught me that… sometimes you have to make sacrifices for the greater good.
Tsunade taught me… to never abandon the living for the dead.
Jiraya taught me… that you must never give up your faith in humanity and your hope of peace.
Obito taught me… that it is never too late to revert to the right way.
Madara taught me… that peace is no peace without freedom.
And Naruto… well, we all know that Naruto taught us a lot. but the most important thing is: no matter what happens in your life…

NEVER GIVE UP !!! BELIEVE IT!?

Jadi ingat berbagai peristiwa yg terjadi di sekitar kita. Setiap berita selalu ada 2 tanggapan, ada yg menanggapi positif dan ada yg menanggapi negatif. Parahnya bahkan sampai terjadi dikotomi dan labelisasi. Padahal itulah Rwa Bhinneda, selalu ada sisi positif dan sekaligus juga sisi negatif dari apa pun. Sekarang tergantung kita mau melihat sisi mananya, mau lihat sisi negatif sehingga perasaan dan pikiran kita jadi tercemar, atau melihat dari sisi positif sehingga kita bisa bahagia dan worry-free.

Sama spt Naruto, banyak yg tidak mau menonton atau mengijinkan anak2nya menonton Naruto. Kalau saya sih anak2 saya ajak nonton (sepanjang masih sesuai rating-nya) tentunya sambil didampingi untuk menjelaskan saat ada adegan yg tidak normal, dan setelah selesai menonton saya ajak diskusi untuk menggali pelajaran baik apa saja yg bisa kita ambil dari film tadi.

Pilihan hidup: selalu berpikir positif  🙂

Beberapa tips untuk mahasiswa baru di Universitas Telkom

21 Senin Agu 2017

Posted by bogi in Dharma, sosialita

≈ 2 Komentar

Tag

kuliah, mahasiswa baru, tips kuliah, universitas telkom

sisfo universitas telkomSudah cukup lama juga mengajar di kampus ini, semenjak bernama STT Telkom (Sekolah Tinggi Teknologi Telkom), lalu berubah menjadi IT Telkom (Institut Teknologi Telkom), lalu sempat juga mengajar di saudara kembarnya IM Telkom (Institut Manajemen Telkom), dan sekarang bergabung menjadi Universitas Telkom. Tak terasa 18 tahun sudah melalui profesi dosen ini. Tak terasa sampai tadi siang saat di Jaya Plasa ketemu dengan mantan mahasiswa angkatan 2001 yg ternyata masih ingat dulu diajar mata kuliah Teknik Dijital oleh saya dan lulus dengan nilai B  🙂

Karena dulu sempat aktif di bagian IT, saya jadi mengerti proses bisnis di STT Telkom –> IT Telkom –> Universitas Telkom yang ternyata tidak banyak berubah. Jadi ingin berbagi beberapa tips untuk mahasiswa baru yg telah diterima untuk kuliah di kampus ini. Jangan lupa bahwa kuliah itu sangat berbeda dengan sekolah saat di SMA/SMK, karena saat kuliah anda sebagai mahasiswa ditantang untuk bisa mandiri. Anda dijamin tidak akan survive kalau anda mengandalkan orang lain (baik teman atau dosen) untuk memberikan informasi dan mengarahkan anda.

Berikut beberapa tips untuk survive di kampus:

  • Hal yg pertama harus anda pahami adalah aturan akademik. Ada beberapa aturan akademik yg harus diikuti, spt misalnya:
    • Aturan seragam. Setiap mahasiswa harus mengenakan kode etik berseragam yg telah disepakati (iya, dari dulu kampus ini terkenal dengan seragamnya). Tapi jangan kuatir, kalau dulu hanya boleh putih biru spt seragam SMP, sekarang sudah putih merah (untungnya beda warna dengan seragam SD), dan itu juga hanya untuk hari senin saja. Jangan lupa juga kalau masuk laboratorium untuk praktikum, maka anda harus pakai jas lab.
    • Aturan di kelas. Setiap mahasiswa harus hadir dengan melakukan presensi menggunakan KTM. Kehadiran minimal 75%, kurang dari itu maka anda tidak bisa mengikuti ujian akhir, yg berarti nilai anda tidak akan bisa keluar. Di luar dari aturan yg telah ditetapkan universitas, setiap dosen dapat menerapkan aturan tambahan spt misalnya toleransi keterlambatan. Aturan tiap dosen ini bisa berbeda2, mulai dari yg longgar sampai yg sangat ketat.
    • Masih banyak aturan akademik lainnya. Intinya, pastikan anda membaca aturan akademik yg diterbitkan dalam buku saku yg diberikan.
  • Selain aturan akademik, anda juga harus mengetahui aturan non akademik. Misalnya tata cara bersosialisasi dan bersikap di lingkungan kampus.
  • Hal berikutnya yg perlu diperhatikan adalah pengambilan mata kuliah. Kalau di sekolah anda mengambil mata pelajaran yg sudah dikemas dalam bentuk paket yg tidak bisa ditawar (harus diambil semua dan lulus), maka di kuliah anda bisa memilih mata kuliah yg ingin diambil. Bingung mengambil mata kuliah? nda usah kawatir karena untuk tahap 1 (tahun pertama kuliah, semester 1 dan semester 2), hampir seluruh proses registrasi dibantu oleh sistem (sisfo). Contohnya adalah mahasiswa tidak perlu memilih mata kuliah karena masih paket (sudah ditentukan oleh universitas, belum boleh mengambil diluar dari paket yg telah ditentukan). Bahkan “sertifikat” pengambilan mata kuliah yaitu KSM (Kartu Studi Mahasiswa) juga sudah diprint-kan oleh sistem. Namun ini hanya berlaku untuk tahap 1 saja. Untuk tahap berikutnya, anda sendiri yg harus menginput mata kuliah yg ingin di ambil, jangan lupa, jumlah kelas yg disediakan terbatas jadi ada beberapa kelas mata kuliah yg rebutan. Setelah memilih mata kuliah yg ingin diambil, lapor ke dosen wali untuk minta approval. Setelah diapprove, segera cetak KSM agar nama anda sbg mahasiswa terdaftar di kelas mata kuliah tsb.
  • Sebelum memulai kuliah, pastikan nama anda ada di setiap mata kuliah paket dengan cara masuk ke aplikasi akademik yg bernama iGracias. Jika nama anda tidak ada di kelas mata kuliah tsb, maka segera datang ke sisfo untuk klarifikasi. Bukti bahwa anda telah terdaftar di suatu mata kuliah adalah KSM. Tanpa KSM anda belum resmi menjadi mahasiswa di kelas tersebut.
  • Jika ada masalah dengan KTM (misal: KTM tidak terbaca oleh RFID reader yg mestinya berbunyi bip-bip yg berarti okay) segera lapor ke sisfo untuk dicek validitas KTM tsb. Jangan lupa bahwa data dari RFID reader di tiap kelas, akan disimpan di server staging, jadi tidak langsung masuk ke iGracias. Jadi meskipun oleh karena satu dan lain hal presensi anda ditolak oleh iGracias, data presensi anda tetap tersimpan di server staging tsb untuk dapat digunakan suatu waktu. Foto di atas adalah lokasi sisfo yg perlu anda kunjungi jika ada masalah dengan kesisteman IT atau sekedar mencari aplikasi legal spt Microsoft Office
  • Jangan lupa untuk ikut aktif dalam organisasi kemahasiswaan, karena tidak hanya prestasi akademik anda saja yg akan dibuatkan “rapor” transkrip, namun juga setiap kegiatan sosial akan dibuatkan dalam transkrip tambahan yg bernama TAK (transkrip aktivitas kemahasiswaan) sebagai bukti softskill anda selama berkuliah di kampus ini
  • Jangan malu, sering2 bertanya pada senior untuk mendapatkan pengalaman berharga dari mereka. Sekaligus untuk mendapatkan informasi terkait fasilitas2 yg ada di kampus.
  • Jangan terlena dengan kuliah, temukan passion anda untuk menentukan lab mana yg akan anda ikuti di semester 3. Karena setiap lab punya roadmap riset penelitian masing2. Pastikan anda bergabung dengan lab yg sesuai passion anda, karena ini sangat menentukan masa depan anda setelah lulus.
  • Perkuliahan di kampus berbeda dengan di SMA/SMK. Di kampus ada hari2 tertentu anda akan pontang-panting kuliah, tapi ada juga hari2 yg anda bisa bernafas sedikit lega karena tidak ada kuliah.
  • Pastikan anda menjaga kesehatan, karena kehadiran di kelas minimal 75%. Kurang dari itu maka anda tidak berhak ikut ujian akhir yg berarti nilai anda akan menggantung. Surat sakit dari dokter akan tetap dianggap tidak hadir di kelas, kecuali surat rawat inap dari rumah sakit.
  • Pertemuan pertama dg dosen di suatu mata kuliah adalah saat yg sangat penting. Karena anda jadi bisa mengenali karakteristik dosen tsb. Ada dosen yg cukup santai dengan aturan (misalnya tidak apa2 datang terlambat) tapi juga ada dosen yg sangat tertib dengan aturan. Ada dosen yg textbook sehingga banyak menulis (kembali) isi buku yg dijadikan referensi, namun ada dosen yg dgn modal 5 slide tapi bisa ngomong 3 jam tanpa henti. Mengenali dosen sangat penting, karena akan menjadi bahan strategi anda dalam mengikuti kuliahnya, spt “apakah perlu mencatat semua omongannya atau cukup mendengarkan saja?”, “apakah perlu banyak bertanya di kelas atau cukup pasif mendengarkan saja?”
  • Dan yg terakhir, setelah nilai keluar, jangan lupa untuk mengisi feedback dosen di iGracias dengan sejujur2nya, agar universitas bisa mengevaluasi kinerja dosen. Jika dosen tetap memiliki kinerja buruk maka akan diberi teguran dan jika dosen tamu yg memiliki kinerja buruk maka tidak akan dipakai lagi di semester berikutnya.

 

Selamat menjalankan kuliah di kampus Universitas Telkom  🙂

Jangan lupa, kita kuliah untuk mendapatkan ilmu, bukan semata2 mencari nilai. Dan ilmu yg baik adalah ilmu yg diaplikasikan untuk kebaikan orang lain  🙂

Antara Proses dan Hasil, Lebih Penting Mana?

17 Kamis Agu 2017

Posted by bogi in Dharma, sosialita

≈ Tinggalkan komentar

Tag

lebih hargai proses, proses dan hasil, rangking, sekolah untuk bersosialisasi, sekolah untuk mencari teman

komplek sekolah santo aloysius

Hari ini Hari Kemerdekaan negara tercinta, Republik Indonesia !

Seperti biasa, anak2 melakukan upacara bendera dari pukul 07.30, dan saya berkesempatan menjemput anak2 yg pulang pukul 09.00 pagi. Mengantri dengan para ibu2 (cuma ada sedikit bapak2) yg menunggu anak2nya di pintu gerbang sekolah. Satu demi satu anak2 berhamburan keluar dari pintu gerbang, dan sebagian besar langsung menghambur ke pelukan orang tua-nya (masih anak SD kok 🙂 )

Kepada orang tua-nya, mereka bercerita kalau di sekolah ada perlombaan. Ada lomba menangkap ikan, memindahkan ikan, dan banyak lagi permainan seru lainnya.

Namun meskipun jenis perlombaannya banyak, tanggapan orang tua ternyata seragam:

“Dapat juara nda?” atau “Dapat juara berapa?”

Sepertinya cuma saya yg menanggapi dengan:

“Seru nda lombanya?”

Dan anak saya pun dengan seru bercerita tentang bagaimana dia dan teman2nya menangkap ikan dgn sendok nasi dan membawanya ke tempat lain. Bahkan ceritanya belum selesai juga meskipun sudah sampai rumah  🙂

Baru sesampai di rumah saya menyadari perbedaan tanggapan saya dengan orang tua lainnya. Mereka menanyakan hasil, sementara saya menanyakan proses. Saya juga mengapresiasi SD St. Aloysius yg mulai tahun ini sudah tidak lagi menerapkan sistem rangking pada murid2nya. Lega juga, karena selama ini saya juga nda pernah meminta anak2 saya untuk mengejar rangking, tapi kalau itu yg mereka cari ya silahkan tapi mau dapat rangking 3 besar atau 3 kecil, saya berjanji untuk selalu tersenyum bangga pada mereka.

Karena yg terpenting di sekolah mereka harus belajar bersosialisasi, berteman, dan berbuat baik pada semua orang.

Dirgahayu Republik Indonesia, semoga kita semua memilih untuk berbahagia.

Pranayama, Teknik Pernafasan yang Sangat Berguna

08 Selasa Agu 2017

Posted by bogi in Dharma, sosialita

≈ Tinggalkan komentar

Tag

ang ung mang, gunung batur, pengaturan nafas, pranayama, yoga

​

Pernah nonton film Incredible Hulk? Dalam suatu adegan, Bruce Banner berlatih teknik pernafasan untuk mengontrol emosi agar tidak berubah menjadi Hulk. Teknik pernafasan tersebut bersumber pada Pranayama (https://en.wikipedia.org/wiki/Pranayama) dimana Prana berarti kekuatan kehidupan (nafas) dan Ayama berarti mengatur.

Pranayama menjadi pondasi dasar saat melakukan Yoga, dimana sebelum memulai, selama melakukan, dan saat mengakhiri Yoga selalu diikuti dengan pengaturan nafas. Pengaturan nafas pada Pranayama dapat dilihat dari aspek waktu (timing, atau kapan menarik nafas dan berapa lama, kapan menahan nafas dan berapa lama, dan kapan menghembuskan nafas dan berapa lama) dan aspek ruang (space, atau lewat mana menarik dan mengeluarkan nafas, termasuk juga bagian badan mana (paru-paru atau perut) yg digunakan untuk menarik nafas).

Teknik Pranayama yg biasa saya pakai (karena paling sederhana) adalah menarik nafas dengan cepat (bisa pilih lewat salah satu lubang hidung), tahan nafas sekitar 3 detik, lalu hembuskan nafas lewat mulut dengan sangat perlahan. Hal ini diulang2 terus sampai badan terasa segar dan pikiran menjadi tenang. Jika dirasa lebih nyaman, bisa diiringi dengan mantram “Om Ang Namah” saat menarik nafas, “Om Ung Namah” saat menahan nafas, dan “Om Mang Namah” saat menghembuskan nafas.

Foto di atas diambil saat saya melakukan Pranayama di puncak Gunung Batur di Bali, udara yg bersih dan segar (sekaligus dingin) dan diterpa sinar matahari pagi, sungguh membuat badan dan pikiran menjadi fresh kembali  🙂

Jadi pingin balik lagi ke sana, apalagi sekarang sudah ada jalan setapaknya yg mudah untuk dilalui oleh pemula. Tidak seperti 30 tahun lalu saat mendaki Gunung Batur masih seperti wall climbing karena harus berpegangan di batu2 karang yg tajam.

Melihat dari sisi positif

10 Rabu Mei 2017

Posted by bogi in Dharma, sosialita

≈ Tinggalkan komentar

Tag

Ajahn Brahm, berpikir positif, buku cacing

Entah kenapa pingin menulis tentang hal ini, mungkin karena dalam beberapa tahun ini banyak sekali tulisan2 di sosmed yg menjelekkan sesuatu. Sesuatu di sini bisa orang, budaya, agama, bahkan hasil karya orang lain juga tidak luput dari tulisan miring tersebut. Hari ini ada yg nge-share di WAG (WhatsApp Group) tentang listrik yg berasal dari kedondong, dan ditanggapi dengan kejadian blue energy. Alangkah baiknya jika kita sebagai peneliti yg turun ke lapangan dan melakukan pengujian, dan jika memang terbukti benar maka ini menjadi tugas kita untuk mengembangkan hasil penelitiannya.

Jadi teringat suatu perkataan (lupa dari siapa) yg bilang “adalah hakmu untuk mengisi hatimu dengan energi positif, dan juga bukan kewajibanmu untuk mengubah hati orang lain karena itu adalah karmanya”. Awalnya saya nda setuju, karena dulu saya berpikir kita harus berbuat semampu kita untuk mengubah dunia ini menjadi tempat yg lebih baik. Namun akhirnya tersadar juga bahwa ada beberapa hal yg memang tidak bisa kita ubah  🙂

Sejak saat itu saya selalu mencoba melatih diri untuk selalu melihat sisi positif dari sesuatu. Saya yakin tidak ada orang yg sempurna, sehingga akan menjadi pilihan kita lah apakah kita ingin melihat ke sisi positif sesuatu tsb atau fokus pada kekurangan yg dimiliki sesuatu itu. Saya juga banyak belajar agar kita tidak mengidolakan orang, namun sebaiknya kita mengidolakan sikap atau perilaku baiknya untuk kita terapkan dalam kehidupan kita sehari2. Akan terasa indahnya berbagi kebaikan.

Mungkin latihan ini terinspirasi oleh buku cacing-nya Ajahn Brahm yg menceritakan tentang beberapa bata di tembok yg terpasang tidak sesuai dgn aturannya. Beliau menulis “mengapa fokus pada beberapa bata yg salah dan melewatkan puluhan bata lainnya yg bagus?”

Selamat berlatih untuk melihat sisi positif dari apa pun itu  🙂

Leadership: Kenali orang lain sebelum mendorongnya

30 Senin Jan 2017

Posted by bogi in Dharma, sosialita

≈ Tinggalkan komentar

Tag

asta brata, kenali diri, kenali orang lain, leadership, panca sthiti

Minggu, 29 Januari 2017.

Diminta untuk mengisi acara untuk berbagi pengalaman tentang kepemimpinan. Sebenarnya nda banyak yg bisa dibagi karena saya sendiri juga masih terus belajar untuk berbicara di depan umum. Banyak orang tidak memiliki masalah dalam berbicara di depan umum karena punya pengalaman yg luas. Namun hal ini tidak berlaku jika topik bahasannya sudah fokus, spt kali ini tentang gaya kepemimpinan atau leadership style. Kenapa tidak berlaku? karena pengalaman tidak banyak membantu disini, namun pengetahuan yg mendalam yg diperlukan.

Teknik berkomunikasi sebagai modal dasar dari kepemimpinan juga masih tetap saya pelajari dan dilatih, terutama saat mengajar di kelas. Hal ini memang cukup sulit bagi saya yg cenderung introvert. Menyusun kalimat yg mudah dimengerti tapi tidak mengurangi makna adalah bagian terpenting. Sebisa mungkin hindarilah analogi, karena sebenarnya itu justru membuat bingung untuk bahasan yg fokus.

Okay, kembali ke masalah kepemimpinan. Indonesia mengenal banyak gaya kepemimpinan, namun yg dijelaskan adalah sosok idealnya. Sementara menurut saya pribadi, tidak ada gaya kepemimpinan yg paling baik atau yg paling buruk. Semua tergantung tempat, waktu, dan sikon (desa – kala – patra). Karena pengertian kepemimpinan itu adalah teknik untuk mendorong orang lain untuk melakukan apa yg ingin kita inginkan (persuasif). Sebagai contoh, jika menghadapi orang yg memiliki harga diri tinggi dan memang sudah pakar di bidangnya, maka kita sebagai pimpinan justru jangan mencoba mengaturnya secara detil, cukup setting target saja karena sisanya akan dikerjakan olehnya secara mandiri.

Saya sendiri, sesuai hobi-kompetensi-bakat saya, saya cenderung menggunakan gaya transformational dimana saya sebagai pemimpin lebih menyukai di belakang layar. Saya memang lebih suka melihat jika rekan kerja atau rekan kerja saya bisa maju ke depan untuk menceritakan ide2nya, agar ybs bisa dilihat oleh pimpinan yg lebih tinggi. Resikonya ya akan banyak yg berpikiran pada saya “kayaknya nih orang nda diperlukan deh, lha semua dikerjakan oleh anak buahnya”  🙂

 

File presentasi dapat dilihat disini.

Persembahan tertinggi adalah persembahan pada Tuhan

16 Senin Jan 2017

Posted by bogi in Dharma

≈ Tinggalkan komentar

Tag

karna, khrisna, persembahan

Pada hari ke-17 perang besar Bharathayudha (Mahabharatha) mendekati usai, dengan kalahnya/robohnya Karna di medan perang. Para Pandawa bergembira merayakan kemenangan besar tersebut. Sebaliknya, Kaurawa merasa kehilangan harapan sama sekali, sebab Karna adalah kstria utama andalan mereka. Para Pandawa bersuka-cita atas kalahnya lawan berat mereka. Tetapi Krishna duduk terpisah dan tampak tenggelam dalam kesedihan. Arjuna datang mendekati¬nya dan bertanya , kenapa beliau merasa sedih pada hari yang seyogyanya mereka patut bersuka-cita dalam menyambut kemenangan.
Krishna memberitahu Arjuna bahwa Negara Bharatha telah kehilangan prajurit/ksatrianya yang sangat utama pada hari itu. Pahlawan yang telah membawa kejayaan dan nama baik Negara Bharatha, telah roboh menyedihkan. Aku merasa sedih karena Negara telah kehilangan seorang pahlawannya yang begitu besar. Mendengar kata-kata ini, Arjuna memandang Krishna dengan perasaan terkejut. Dia berkata, “Krishna, untuk memberi jaminan kemenangan pada Pandawa. Tuanku telah memilih peran sebagai sais/kusir. Oleh karena itu Pandawa memperoleh kemenangan. Bukannya bersuka-cita atas kemenangan ini, tetapi kenapa malah tuanku merasa sedih atas kekalahan musuh kita?” Krishna menjawab, “Karna adalah perwujudan dari pengorbanan. Pengorbanan adalah identik dengan Karna.
Di seluruh dunia engkau tidak bisa menemukan orang lain yang memiliki semangat pengorbanan seperti Karna. Dalam kegembiraan maupun duka cita, kemenangan atau kekalahan, dia selalu siap untuk berkorban. Apakah engkau memiliki semangat berkorban seperti itu? Tidak”. Lalu Krishna meminta Arjuna untuk mengikutinya.
Kegelapan merayap menyelimuti medan perang Kuruksetra, Arjuna terus mengikuti Krishna. Dengan suara manisnya Krishna berseru, “Karna,.. Karna!”. Karna bernafas tersengal-sengal, menjelang detik-detik terakhirnya. Mendengar ada orang yang memanggil namanya, Karna berteriak/Siapa memanggilku? Aku di sini”. Mengikuti arah datangnya suara tersebut, Krishna mendekati Karna. Sebelum mendekati Karna, Krishna menyamar mengambil wujud sebagai seorang Brahmin yang miskin.
Karna bertanya kepadanya orang asing itu, Tuan, anda siapa? Krishna sebagai seorang Brahmin menjawab, “Sudah sejak lama aku mendengar tentang ketenarannmu sebagai seorang yang murah hati. Engkau telah memperoleh kemashyuran sebagai dhana Karna (Karnadermawan besar/the great giver). Hal ini aku datang untuk meminta sesuatu darimu. Aku mengharap engkau dapat memberiku sedikit denra/pemberian”. Tentu, aku akan memberikan apa pun yang engkau inginkan dari diriku”, jawab Karna. “Aku akan melangsungkan pernikahan putraku. Aku perlu sedikit emas”, kata Krishna. O, ya., kasihan… pergilah dan temui istriku, dia akan memberimu emas sebanyak yang kau butuhkan”, kata Karna.
Brahmin tersebut tertawa, dia berkata, “Apakah demi sedikit emas, aku harus pergi menyusuri sepanjang jalan ke Hastinapura? Jika engkau berkata bahwa engkau tidak berniat untuk memberi apa yang aku minta, aku akan meninggalkanmu”. Karna membuka mulutnya, ia menunjukkan emas pada giginya dan berkata, “Aku akan memberikan ini untukmu; kamu bisa mengambilnya. Dengan nada seolah-olah jijik, Krishna berkata ,”Apa ini yang kau sarankan? Apa engkau mengharap aku untuk merusak gigimu dan mengambil emasnya? Bagaimana mungkin aku bisa melakukan tindakan yang begitu sadis? Aku ini seorang Brahmin.
KARNA MEMPERSEMBAHKAN HATINYA SENDIRI KEPADA KRISHNA
Segera Karna mengambil sebuah batu di dekatnya dan memukulkan pada giginya dan kemudian menyerahkannya kepada Brahmin tersebut. Krishna yang menyamar sebagai Brahmin ingin menguji lebih jauh: Apa engkau memberiku gigi-emas yang berlumuran darah sebagai pemberian/derma? Maaf, aku tidak bisa menerima ini, aku akan pergi sekarang”, katanya. Karna memohon, “Swami, tunggu sebentar”. Meskipun dalam keadaan sulit bergerak, Karna dengan susah payah mengeluarkan panahnya dan membidikkan ke angkasa. Segera hujan tercurah dari awan.
Setelah membersihkan gigi tersebut dengan air hujan, Karna menyerahkan dengan kedua tangannya. Krishna lalu memperlihatkan wujud aslinya. Karna terperangah; “Tuan, anda sesungguhnya siapa?. Krishna berkata, “Aku Krishna, aku sungguh kagum dengan semangatmu dalam berkorban. Dalam keadaan/kondisi apa pun, semangat berkorbanmu tidak pernah pudar/ mengendor. Mintalah kepadaku apa yang engkau inginkan!” Sembari memandang kemuliaan/keindahan wujud Krishna, Karna berkata dengan mencakupkan tangan, “Krishna!, Aapadh baandhava (Penolong bagi mereka yang menderita/sedih), Loka rakshaka (Pelindung Dunia)!
O. Tuhan, Engkau yang menggemgam alam semesta di telapak tangan-Mu, berkah apa lagi yang perlu aku dapatkan dari diri-Mu? Saat-saat terakhir hidupku, aku sangat beruntung menutup mata sambil memandang wujud-Mu yang Ilahi. Ini rahmat yang luar biasa bagiku. Berkah ini sudah cukup bagiku. Dapat melihat wujud Tuhan sebelum ajal (seseorang meninggal) adalah tujuan/harapan bagi umat manusia. Engkau telah datang padaku dan merahmati aku dengan penampakan wujud-Mu. Ini sudah cukup bagiku. Aku persembahkan-salam hormatku kepada-Mu”.
Arjuna mengamati seluruh kejadian ini. Krishna berpaling pada Arjuna dan berkata, “Apa kamu memiliki jenis pengorbanan semacam ini?” Arjuna menundukkan kepalanya, diam tanpa kata. Tuhan memuji keagungan sifat pengorbanan dalam diri seseorang. Dari semua jenis pengorbanan, yang paling mulia adalah pengorbanan untuk Tuhan (Of all kinds of sacrifice, the greatest is the sacrifice made for God). “Oh Tuhan! Hati yang telah engkau berikan kepadaku, aku persembhakan kepada-Mu. Apa lagi yang lain yang dapat aku persembahkan di kaki padma-Mu?. Aku bersujud di hadapan-Mu, Terimalah persembahanku”. Inilah doa yang diucapkan oleh Karna kepada Krishna.
Mudah-mudahan penggalan caritas di atas yang kami petik dari “Sathya Sai Speaks” dapat menggugah hati kita dan sekaligus memberi inspirasi. 

Om Shanti, shanti, shanti,Om.

Khrisna dan Drupadi: Karma Perbuatan Baik

04 Minggu Des 2016

Posted by bogi in Dharma

≈ Tinggalkan komentar

Tag

jangan menyakiti, karma, kita semua bersaudara, selalu menolong

Sebagai pemilik sang waktu, Vasudewa Krisna mengetahui dengan pasti apa yang akan dialami Drupadi di masa depan.
Suatu hari Vasudewa Krisna menunjukkan tangannya yang terluka kepada Drupadi.
Apa respon Drupadi ?

 

Didorong rasa kasih dan hormat tiada tara, Drupadi menyobek kain sarinya sendiri untuk membalut luka itu. Drupadi bahkan menangis, seperti seorang ibu menangisi anaknya yang terluka.
Bertahun kemudian, Drupadi mengalami peristiwa paling memalukan dalam sejarah bangsa Bharata.
Di Balairung terhormat Istana Hastinapura, Dursasana mencoba menelanjanginya, menarik kain sari yang menutup tubuhnya, sementara suami2nya sudah kehilangn kemerdekaan mereka sehingga tak lagi memiliki hak untuk bicara.
Dan… Dursasanapun dengan bebas beringas menarik kain sari yang menutup tubuh Drupadi, ditengah riuh gelak tawa 100 Kurawa.
Tapi kain itu ternyata tak pernah habis, seakan tak berujung. Ditarik satu meter, tubuh Drupadi tetap terlindung kain sari, utuh. Ditarik 2 meter, 10 meter, 100 meter, tubuh itu masih tertutup sempurna. Hingga kain menggunung dan Dursasana terduduk lemas, Drupadi dengan mata terpejam dan tangan tercakup di dada, masih dalam keadaan berbusana sempurna.
Dari kejauhan, dari jarak berribu2 kilometer, Vasudewa Krisna mengangkat jari telunjuknya yang dahulu terluka yang dibalut dengan penuh kasih oleh Drupadi.
Ternyata, DIAlah yang mengirim kain sari secara gaib untuk melindungi kehormatan Drupadi. Vasudewa Krisna membayar lunas benih karma yang dahulu ditanam Drupadi.
Sahabat… Dalam hidup, kita seringkali bertemu ketidaksempurnaan.
Teman yang butuh pertolongan, team yang kurang cakap butuh arahan, orang2 yang mengalami kesulitan, “terluka” dan butuh bantuan.
Mengapa kita bertemu mereka ?
Mungkinkah mereka adalah ladang karma yang diberikan kepada kita untuk kita tanami — seperti Vasudewa Krisna yang memberi ladang karma pada Drupadi ?
Sahabat, hidup tak lain dan tak bukan, adalah sebuah ladang karma. Mari menanam karma baik,

SELALULAH MENOLONG JANGAN PERNAH MENYAKITI

← Older posts

Berlangganan

  • Entries (RSS)
  • Comments (RSS)

Arsip

  • Januari 2023
  • Februari 2022
  • Juli 2021
  • Mei 2021
  • Maret 2021
  • Januari 2021
  • Desember 2020
  • Juni 2020
  • April 2020
  • Februari 2020
  • Oktober 2019
  • Maret 2019
  • Februari 2019
  • Januari 2019
  • November 2018
  • Oktober 2018
  • Agustus 2018
  • Juni 2018
  • Maret 2018
  • Februari 2018
  • Desember 2017
  • November 2017
  • Oktober 2017
  • September 2017
  • Agustus 2017
  • Juli 2017
  • Juni 2017
  • Mei 2017
  • April 2017
  • Maret 2017
  • Februari 2017
  • Januari 2017
  • Desember 2016
  • November 2016
  • Oktober 2016
  • September 2016
  • Agustus 2016
  • Mei 2016
  • April 2016
  • Januari 2016
  • Desember 2015
  • November 2015
  • November 2014
  • Oktober 2014
  • September 2014
  • Agustus 2014
  • Juni 2013
  • Mei 2013
  • April 2013
  • Februari 2013
  • Januari 2013
  • November 2012
  • Maret 2012
  • November 2011
  • Oktober 2011
  • Agustus 2011
  • Juli 2011
  • Juni 2011

Kategori

  • Dharma
  • Materi Ajar
    • Artificial Intelligence
    • IT audit
    • microprocessor
    • Multimedia System
  • Seputar IT
    • FreeBSD
    • OSS
  • sosialita
  • Teknologi
  • Uncategorized

Meta

  • Daftar
  • Masuk

Blog di WordPress.com.

  • Ikuti Mengikuti
    • kn-OWL-edge
    • Bergabunglah dengan 68 pengikut lainnya
    • Sudah punya akun WordPress.com? Login sekarang.
    • kn-OWL-edge
    • Sesuaikan
    • Ikuti Mengikuti
    • Daftar
    • Masuk
    • Laporkan isi ini
    • Lihat situs dalam Pembaca
    • Kelola langganan
    • Ciutkan bilah ini
 

Memuat Komentar...