• About Author
  • Dharma
  • Materi Ajar
    • Algoritma dan Pemrograman
    • Boolean Algebra
    • Microprocessor and Arduino
    • Network Security
    • New Generation Network
    • Software-defined Network
  • Membangun Server dengan FreeBSD
  • Programming Sector
  • Sosialita
  • Survival Guide

kn-OWL-edge

~ knowledge is power and weapon

kn-OWL-edge

Category Archives: Seputar IT

semua hal yang terkait dunia IT secara umum, tips&trick, dan pengalaman praktis

Amankah data nomor KTP dan KK saya saat proses registrasi kartu SIM?

03 Jumat Nov 2017

Posted by bogi in Seputar IT, Teknologi

≈ 1 Komentar

Tag

amankah data kartu SIM, cara registrasi kartu SIM, fungsi kartu SIM, registrasi kartu SIM

registrasi20kartu20prabayar
(gambar diambil dari siaran pers Kominfo: NO. 209/HM/KOMINFO/10/2017)

Beberapa hari ini banyak yg meributkan tentang keamanan data (dan perlunya melakukan) registrasi kartu SIM. Saya coba bahas dari aspek keamanan aja, karena kebetulan saya meneliti di bidang ini 🙂

Sebelum membahas registrasinya, kita coba bahas tentang kartu SIM ini terlebih dahulu. Kartu SIM (Subscriber Identity Module) adalah kartu akses agar kita sebagai pelanggan bisa terhubung dengan jaringan suatu operator. Jadi bisa dikatakan kartu SIM adalah kunci untuk bisa bergabung dengan jaringan operator, entah Telkomsel, XL, Indosat, atau operator lainnya. Karena menjadi kunci akses, maka kartu SIM harus menyimpan informasi penting seperti:

  • nomor khusus dan unik:
    • serial number ICCID (integrated circuit card identifier) yg bersifat unik dan diberikan oleh pabrik pembuat kartu tersebut (bukan oleh operator)
    • nomor telpon IMSI (international mobile subscriber identity) yg diberikan oleh operator khusus hanya untuk 1 kartu tersebut,
  • informasi keamanan (autentikasi dan enkripsi),
  • dua buah password: PIN dan PUK,

dan karena sisa memory di kartu SIM masih cukup banyak (biasanya 64 kB), maka sisanya bisa digunakan untuk:

  • menyimpan konten SMS,
  • menyimpan kontak (phone-book), dan
  • beberapa informasi tambahan khusus yg didesain oleh masing2 operator (beda operator beda informasi tambahan).

Karena SIM berfungsi menyimpan informasi, maka kartu SIM adalah smart card yg bisa disetarakan dengan flash disk yg sering kita gunakan untuk menyimpan file.

Sekarang mari kita bahas registrasi kartu SIM. Kalau dilihat dari skenario registrasi yang ada di website Kominfo, maka urutannya spt ini:

  1. kita mengirimkan SMS ke 4444 yg berisi nomor KTP dan nomor KK (tidak perlu mengirimkan informasi lain selain nomor KTP dan KK)
  2. server 4444 di dalam jaringan operator anda akan menerima SMS ini dan mengirimkan isi SMS ke server Dukcapil (Kependudukan dan Catatan Sipil) lewat Internet
  3. jika nomor KTP sesuai dengan nomor KK maka server dukcapil akan mengirimkan balasan semacam “Okay” ke server 4444, tapi jika kedua nomor  teb tidak sesuai maka server dukcapil akan mengirimkan balasan semacam “Tidak okay”
  4. pesan “Okay” atau “Tidak okay” ini akan diteruskan ke kita sebagai pelanggan

registrasi kartu sim prabayar

Sekarang yuk kita analisa skenario tsb. Kita coba analisa dari kekawatiran yg berkembang di masyarakat.

Ada beberapa kekawatiran di masyarakat terkait registrasi kartu SIM ini:

  • Gimana kalau data KTP dan KK kita dicuri?
    analisa: okay, kita analisa berdasarkan sudut pandang orang yg ingin mencuri data nomor KTP dan KK. Jika dilihat tahapan registrasi, data nomor KTP dan KK akan melewati server 4444 dan server dukcapil melalui Internet.

    1. Jaringan operator anda bisa kita asumsikan aman, karena jaringan ini private (dikendalikan penuh oleh operator ybs)
    2. Bagaimana dengan server 4444? Bisa kita asumsikan aman juga karena server tsb juga masih ada di jaringan private operator
    3. Bagaimana dengan server Dukcapil? Seluruh data nomor KTP dan KK sudah ada di sini, jadi kalau seseorang ingin mencuri data nomor KTP dan KK ya mestinya diarahkan ke sini. Jadi mau ada acara registrasi kartu SIM atau nda ya nda ada hubungannya dengan kekawatiran data nomor KTP dan KK akan dicuri dari server Dukcapil. Berarti nda ada kaitannya dg registrasi kartu SIM, lha wong datanya udah ada di server Dukcapil tsb kok
    4. Bagaimana dengan Internet? Koneksi antara server 4444 dg server Dukcapil sudah pasti aman, karena hanya server 4444 yg boleh “bertanya” pada server Dukcapil dan ini sudah pasti diamankan melalui berbagai mekanisme:
      1. server 4444 harus mengirimkan credential tertentu ke server Dukcapil untuk bisa bertanya. Credential disini bisa mencakup username, password, dan informasi keamanan lainnya (spt misalnya session key, random ID, kunci enkripsi, dll)
      2. alamat IP dari server 4444 dikunci di server Dukcapil, sehingga hanya server2 tertentu saja yg bisa “bertanya” ke server Dukcapil
      3. alamat MAC dari server 4444 dikunci di server Dukcapil, sehingga hanya server2 tertentu saja yg bisa “bertanya” ke server Dukcapil (cat: mekanisme ini cukup sulit diterapkan, karena alamat MAC biasanya akan hilang kalau melewati router)
      4. tunneling spt VPN, sehingga hanya server2 tertentu yg bisa “bertanya” ke server Dukcapil
  • Kesimpulan: data nomor KTP dan KK dapat diasumsikan aman selama proses registrasi kartu SIM

  • Gimana kalau data KTP dan KK kita dipakai untuk membuat KTP palsu?

    analisa: okay, kita analisa berdasarkan pihak yg ingin membuat KTP palsu. Siapa yg ingin membuat KTP palsu? Pemerintah? Lha data nomor KTP dan KK kan sudah tersedia semuanya di server Dukcapil. Jadi mau ada acara registrasi kartu SIM atau nda ya nda ada hubungannya dengan kekawatiran data nomor KTP dan KK akan dicuri dari server Dukcapil

  • Kesimpulan: proses registrasi kartu SIM ini hanya menambahkan nomor hape kita ke data Dukcapil, yang tadinya sudah ada nomor KTP dan nomor KK, sekarang ditambahkan nomor hape

Jadi menurut saya kekawatiran masyarakat terhadap acara registrasi kartu SIM ini belum cukup kuat. Justru dengan adanya nomor hape di data Dukcapil akan lebih banyak manfaatnya, spt misalnya:

  • Tidak akan ada lagi penipu berbasis hape, spt minta pulsa, keluarga ada di rumah sakit dan perlu biaya tambahan dg cepat, menang undian, minta transfer, dll
  • Sosial media akan lebih tenang dan kondusif untuk diskusi dan berbagi karena berkurangnya informasi yang salah (hoax, framing, disinformasi, dll)

Memang ada beberapa hal yg perlu diperhatikan:

  • Karena 1 nomor KTP bisa menyimpan sampai 3 nomor hape, sebaiknya kuota tersebut dihabiskan agar tidak ada orang lain yg menggunakan nomor KTP kita
  • Agar diingat juga, registrasi ini berlaku khusus untuk kartu prabayar, jadi yg pasca bayar belum perlu kuatir
  • Keamanan selama proses data harus diaudit untuk memberikan rasa aman dan nyaman pada masyarakat

Silahkan jika ada yg ingin ditambahkan atau diklarifikasi  🙂

Bagaimana cara mendaftar di SINTA?

28 Sabtu Okt 2017

Posted by bogi in Seputar IT, Teknologi

≈ Tinggalkan komentar

Tag

forlap, google scholar, ristekdikti, scopus, sinta, sinta2

sinta_logo

Beberapa hari ini teman2 dosen pada meributkan SINTA (Science and Technology Index), suatu portal indexing untuk karya tulis ilmiah. Sebenarnya portal ini sudah dirilis sejak lama, tapi karena ada kendala di sinkronisasi maka banyak dosen yg akhirnya tidak begitu mempedulikan (padahal infonya pengurusan JFA akan mengacu pada portal SINTA ini).

Jadi, apa itu SINTA?
SINTA adalah portal indexing dari indexing 🙂 karena SINTA merekap hasil indexing yg ada di Google Scholar dan Elsevier Scopus.

Google Scholar mengindex berbagai karya tulis yang memenuhi aturan yg mereka miliki (spt misalnya metadata, aksesibilitas dan sebaran dokumennya). Google Scholar tidak peduli apakah karya tulis tersebut telah melalui proses review atau tidak, sepanjang output dokumennya memenuhi kriteria maka dokumen tsb akan diindex. Hal ini berbeda dengan Elsevier Scopus yg selain memiliki persyaratan atas output dokumennya (spt Google Scholar) juga mensyaratkan proses penerbitan dokumen yg juga harus memenuhi standar mereka. Jadi Google Scholar hanya peduli dengan output dokumen sementara Elsevier Scopus peduli dengan output dokumen dan juga prosesnya.

Sekarang, bagaimana caranya agar kita sebagai author bisa terdaftar di Sinta?

Sebelum bisa terdaftar di Sinta, kita harus terdaftar terlebih dahulu di Google Scholar dan juga Elsevier Scopus. Untuk mendaftar di Google Scholar anda harus login dengan akun Google terlebih dahulu dan selanjutnya bisa berkunjung ke sini dan untuk mendaftar di Elsevier Scopus bisa langsung berkunjung ke sini.

Tampilan untuk registrasi di Google Scholar:
register scholar

Tampilan untuk registrasi di Elsevier Scopus:
register scopus

Hasil dari registrasi di Google Scholar adalah Google Scholar ID lengkap dengan URL sbg homepage-nya. Contoh berikut adalah Google Scholar saya:
https://scholar.google.com/citations?user=-cr8aHgAAAAJ&hl=en
yang berarti Google Scholar ID saya adalah: -cr8aHgAAAAJ

Hasil dari registrasi di Elsevier Scopus adalah Scopus ID lengkap dengan URL sbg homepage-nya. Contoh berikut adalah Scopus saya:
https://www.scopus.com/authid/detail.uri?authorId=56523130400
yang berarti Scopus ID saya adalah 56523130400

Dengan berbekal Google Scholar URL dan Scopus ID, sekarang kita bisa daftar ke SINTA. SINTA bisa diakses dengan dua alamat yg sebenarnya hanya alias saja:
http://sinta.ristekdikti.go.id/ atau
http://sinta2.ristekdikti.go.id/

Pada portal SINTA klik menu “Registrasi” dan isi data2 yg dibutuhkan:
register sinta

Lalu klik “Register” dan tunggu verifikasi dari tim admin SINTA. Saat akun anda sudah terverifikasi maka anda akan mendapatkan email notifikasi dari admin SINTA.

Selamat mencoba!

Apa Kelebihan dari SAP?

05 Kamis Okt 2017

Posted by bogi in Seputar IT, Teknologi

≈ Tinggalkan komentar

Tag

integritas data, proses bisnis, SAP

200px-sap_2011_logo-svg

taken from Wikipedia https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/59/SAP_2011_logo.svg/200px-SAP_2011_logo.svg.png

Nda kerasa sudah cukup lama juga nda menulis di blog ini. Sebulan lebih 🙂
Sebulan ini memang lagi banyak dokumen yg harus diselesaikan, salah satunya dokumen rekomendasi utilisasi SAP berbasis cloud. Jadi kali ini mau coba sharing tentang SAP berbasis cloud.

SAP adalah produk software dari SAP SE, sebuah perusahaan yg berlokasi di Jerman. SAP kepanjangan dari Systeme, Anwendungen und Produkte in der Datenverarbeitung, atau jika di-Inggris-kan menjadi Systems, Applications & Products in Data Processing. Tapi apa bedanya SAP dengan aplikasi lainnya?

Bagi yg pernah bekerja di bidang IT atau pernah terlibat dalam proses pengadaan suatu layanan berbasis software, tentu mengetahui adanya fase pemilihan teknologi yang akan digunakan. Saat memilih teknologi, tentunya ada pertimbangan seperti misalnya apakah mau menggunakan in-house (bikin sendiri atau minta dibuatkan mitra) atau menggunakan off-the-shelf (aplikasi yg sudah jadi dan tinggal pakai).

SAP termasuk aplikasi off-the shelf yang bermain di level proses bisnis. Dalam artian, proses bisnis apa pun yang digunakan di perusahaan anda, SAP akan bisa mengakomodasinya. Hal ini memberikan beberapa keuntungan:

  1. Para pengambil keputusan bisa fokus pada pengembangan proses bisnis yang lebih efektif dan efisien ketimbang fokus pada pengembangan layanan IT yang akan mendukungnya. Hal ini karena perubahan pada proses bisnis akan dapat dengan mudah diterapkan di SAP, sehingga idealnya perubahan proses bisnis hari ini dapat diterapkan di SAP pada hari yang sama.
  2. Kredibilitas perusahaan anda akan jauh meningkat, karena para auditor sangat menyukai SAP karena seluruh integritas data-nya sangat terjamin. Dalam artian tidak akan ada yg bisa merubah2 data untuk menyesuaikan dengan audit.

Sounds very good? Namun seperti halnya mata uang yang memiliki 2 sisi, ada beberapa pertimbangan yang harus diperiksa sebelum memutuskan menggunakan SAP, seperti misalnya:

  1. Jika proses bisnis di perusahaan anda belum dewasa (mature), yg berarti sangat sering berubah, hal ini akan menyulitkan implementasinya di SAP. Sebagai contoh, kemarin proses bisnis yg berlaku adalah A –> B –> C, ingin disederhanakan menjadi A–> C. Sesaat setelah proses bisnis ini diubah, baru disadari bahwa banyak transaksi yg sedang dalam tahapan B. Karena tahapan B sudah hilang, maka transaksi tersebut tidak bisa dilanjutkan, yg berarti harus dibikin ulang mulai dari tahapan A.
  2. Biaya implementasi SAP cukup tinggi, karena membutuhkan dukungan hardware yang benar2 high end dan kapasitas yang sangat besar. Misalnya untuk RAM dibutuhkan minimal 32GB untuk mesin training (kebayang berapa minimal RAM untuk mesin produksi)
  3. Biaya operasional SAP cukup tinggi, karena kebanyakan berbasis lisensi (misalnya untuk profesional user biayanya di angka belasan juta per user per tahun)

Karena biaya yg mahal, makanya saat ini banyak yg menawarkan layanan pemakaian SAP berbasis komputasi awan (cloud-based), sehingga team IT di perusahaan tidak perlu pusing mengelola hardware yang canggih (baca: mahal).

Bahkan saat ini sudah ada yg menawarkan layanan pemakaian SAP berbasis Managed Service, yg berarti aplikasi SAP bisa kita gunakan dalam bentuk SaaS dan seluruh operasional dan maintenance-nya diserahkan ke pihak ketiga.

Tertarik menggunakan SAP?

Don’t Profile Me !

01 Jumat Sep 2017

Posted by bogi in Seputar IT, sosialita

≈ Tinggalkan komentar

Tag

chrome, google, internet user profile, no strings on me, privacy policy, say no to profiling, telegram

Google Privacy Policy

Telegram Privacy Policy

Pernahkah anda mengalami sedang browsing tentang suatu universitas, lalu seluruh iklan di berbagai website tiba2 menawarkan berbagai universitas dan beasiswa?

Pernahkah anda mengalami sedang membaca email penawaran tentang suatu properti, lalu seluruh iklan di berbagai website tiba2 menawarkan berbagai properti dan bank yg menawarkan pinjaman KPR?

Pernahkah anda mengalami sedang berada di suatu tempat, lalu ada notifikasi di hape anda untuk meminta anda memberi nilai pada tempat tsb?

Ketiga peristiwa tersebut menunjukkan bahwa ada gurita yang bernama Google sedang melakukan profiling terhadap anda. Profile berarti melakukan klasifikasi diri anda dan memasukkan anda pada suatu kategori tertentu. Tujuannya adalah untuk memberikan experience yg lebih mendekati anda, spt misalnya iklan yg ditawarkan sesuai dengan kebutuhan anda, informasi di suatu portal berita disesuaikan dengan kegemaran anda, rekomendasi atas suatu tempat disesuaikan dengan keinginan anda, dan lain sebagainya.

Bagi sebagian (besar) orang, hal ini menunjukkan dunia yang semakin terhubung dan semakin mendekatkan semua orang. Tapi sayangnya saya pribadi kok tidak suka ya di-profiling, seakan2 ada penguntit yg kepo ingin tau segala keinginan dan aktivitas saya  🙂

Berlebihan? mungkin saja  🙂

Tapi tetap saja saya ingin mengenal semua hal, menerima semua informasi tanpa filter, mencari tempat yg sesuai mood saya saat itu, dan menjadi bebas tanpa batas dan filter. Dan yang pasti, saya tidak mau ada mesin yg merasa mengenal saya, padahal manusia itu selalu berubah.

Maka dari itu, saya nda mau login di Chrome, tidak mau menerima cookies kecuali sangat terpaksa, selalu menghapus history browsing, tidak mau menyimpan credential di Chrome. Intinya selalu menjadi anonim di Internet agar tidak ada mesin yg bisa mengklasifikasikan saya. No strings on me

Dua gambar diatas memberikan penjelasan tentang aturan privacy, antara Google dan Telegram. I love Telegram  🙂

SM Bus Controller ternyata (sangat) penting untuk mengatur komputer secara keseluruhan

31 Kamis Agu 2017

Posted by bogi in Seputar IT, Teknologi

≈ 2 Komentar

Tag

asus x201e, device driver, rufus, sm bus controller, windows 7 32 bit

sm bus controller

Persis seminggu lalu laptop terbanting dari meja karena kabel2nya tersangkut kaki sendiri. Saat mengajar memang kabel2nya banyak banget, ada kabel power, kabel VGA buat ke proyektor, kabel ke speaker (buat nyetel short video), dan kabel ke camera digital untuk memperlihatkan suatu perangkat (spt prototype, kabel, konektor, dll) lewat proyektor. Untungnya mouse sudah wireless  🙂

Alhasil seminggu ini berusaha menghidupkan kembali laptop Asus x201e ini, yg ternyata kerusakan terjadi pada hard disk. Iya, memang susah move on dari laptop ini, karena selain sudah menemani saya selama 4 tahun, performa-nya juga luar biasa (bandel banget). Akhirnya membeli hard disk baru merk Western Digital dengan kapasitas 500 GB dan menginstallnya dengan Windows 7 yg 32 bit (iya, susah juga move on dari sistem operasi (OS) yg satu ini, karena sudah terbiasa menggunakannya, padahal dari kampus sudah disediakan Windows 10).

Menggunakan aplikasi Rufus untuk membuat bootable flash disk, saya install ulang Asus x201e dengan Windows 7 Professional. Instalasi berjalan mulus karena USB sbg koneksi flash disk yg digunakan untuk booting sudah terdeteksi dengan driver yg ada di Windows 7 Professional. Bagian terberat adalah mencari device driver untuk berbagai perangkat keras yg ada di Asus x201e ini. Website Asus hanya menyediakan device driver untuk Windows 7 yg 64 bit, sementara saya menggunakan yg 32 bit. Mau ngambil dari Internet, rada kuatir dg virus dan malware.

Solusi? Install Avast Anti Virus untuk mencegah kena virus dan malware.
Tapi ada kendala baru, gimana caranya unduh Avast jika Wifi laptop-nya belum berfungsi?
Setelah browsing2, ternyata ada situs 3dpchip.com yg menyediakan 1 file besar (3DP Net) yg isinya buanyaaak banget device driver berbagai perangkat network. Alhasil salah satunya ternyata adalah device driver yg dibutuhkan untuk Wifi-nya Asus x201e.

Setelah diamankan dengan Avast, baru deh berani mencari2 device driver yg sesuai di Internet. Akhirnya setelah 1 jam, semua device telah mendapatkan driver-nya, kecuali 1 device yaitu “SM Bus Controller”.

Awalnya saya pikir “ah… cuma 1 device, biarin aja deh, paling juga nda ngefek banget”. Tapi ternyata setelah laptop direstart, kipas di dalam laptop jadi berisik banget krn bertiup sangat kencang, hard disk-nya juga berbunyi kemrosok spt sedang bekerja sangat keras, dan yg membuat cemas adalah laptop terasa panas. Penasaran dan coba browsing2 ternyata SM Bus Controller ini yg bertanggung jawab untuk mengelola performa dari keseluruhan sistem.

SM Bus Controller or System Management Controller is a Chipset on the Motherboard. Its main purpose is to monitor the board’s voltage and temperature.

Setelah cari sana dan cari sini, akhirnya didapat driver yg sesuai di website Asus. Dan ajaib, setelah diinstall, suara yg berisik dari laptop langsung menjadi hening  🙂
kipas berputar sangat perlahan, hard disk juga hening, dan laptop tidak terasa panas lagi.

Pelajaran yg didapat dari sini: pastikan semua device di dalam komputer bekerja dengan sempurna dengan menggunakan driver yang sesuai  🙂
Karena dengan driver yg sesuai dan minimum (maksudnya cukup install drivernya saja, nda perlu aplikasinya) dijamin komputer anda terasa sangat cepat.

Password 3 lapis?

23 Minggu Apr 2017

Posted by bogi in Seputar IT, sosialita

≈ Tinggalkan komentar

Tag

3 lapis, password, RACI, RoR

Beberapa hari ini sering menemukan istilah “password 3 lapis” yang jika ditelusuri ternyata yg dimaksud adalah aplikasi APBD yg ada di Jakarta. Tiga lapis disini sptnya merujuk pada adanya tiga entitas yang terlibat dalam penyusunan APBD, yaitu Pemerintah, KPK, dan DPRD (?)

Sebenarnya kalau dibilang password 3 lapis rada aneh, karena kalau dibilang suatu aplikasi memiliki password 3 lapis, seolah2 merujuk pada aplikasi yg meminta 3 password agar user (pengguna) bisa masuk ke aplikasi.

Yang sering digunakan adalah keamanan 3 lapis, yg merujuk pada penggunaan 3 teknologi yg berbeda untuk mengamankan suatu transaksi, spt misalnya:

  1. user harus menggunakan SSL (Secure Socket Layer) agar semua informasi bisa dienkripsi supaya aman,
  2. user harus login dgn menginputkan username dan password (mungkin ditambah captcha) untuk identifikasi siapa yg mau masuk,
  3. setelah login, user diminta menginputkan kode khusus yg dikirimkan lewat media lain spt email atau sms untuk menjamin bahwa memang user yg valid yg boleh login.

Jadi kalau merujuk pada adanya 3 entitas yg terlibat di suatu aplikasi, itu biasanya disebut RoR (Role of Responsibility) atau RACI (Responsible, Accountable, Consulted, Informed). Spt misalnya yg berhak menginputkan rencana APBD adalah entitas pemerintah (pemerintah sbg yg “responsible” untuk memasukkan rencana anggaran, pendapatan, dan belanja). Setiap inputan rencana APBD tsb diketahui oleh BPK atau KPK selaku entitas yg “informed”. Selanjutnya rencana APBD tsb dievaluasi oleh DPRD dan jika disepakati maka DPRD menjadi entitas yg menyetujui atau “accountable” karena selanjutnya DPRD yg berwenang untuk mengawasi penggunaan APBD oleh pemerintah tersebut.

Ini berarti Jakarta sudah menerapkan tata kelola IT dengan baik karena memisahkan antara entitas yg menginput, entitas yg menyetujui, dan entitas yg mengawasi. ITIL dan COBIT sbg framework ITSM juga menganjurkan hal yg sama, RoR dan RACI.

Disclaimer:
Alur informasi diatas hanya pemisalan saja, krn saya sendiri nda ngerti gimana prosesnya dari rencana APBD menjadi APBD. Tapi saya sangat kagum jika aplikasi APBD bisa transparan dan dilihat oleh masyarakat. Mudah2an semua daerah bisa melakukan hal yg sama, termasuk juga kampus pendidikan untuk mendidik mahasiswa bahwa transparansi anggaran itu adalah sesuatu yg bagus.

Bagaimana cara membuat dan mengetes rangkaian elektronik?

01 Sabtu Apr 2017

Posted by bogi in Materi Ajar, Seputar IT, Teknologi

≈ Tinggalkan komentar

Tag

arduino, breadboard, circuits.io, fritzing.org, printed circuit board

Dulu jaman tahun 90an, kalau mau bikin rangkaian elektronik harus dioret2 di kertas lalu bikin desain PCB (printed circuit board), bikin PCB-nya, lalu beli komponen, solder komponen ke PCB, baru deh bisa dites rangkaiannya.

Bersyukur pada jaman tahun 2000an, nda perlu lagi bikin PCB dan nyolder komponen (yg beresiko membakar komponen, terutama komponen aktif spt transistor, sehingga rusak). Dulu desain bisa dibuat dan dites dengan menggunakan breadboard seperti gambar di bawah ini (courtesy from Wikipedia).

1024px-400_points_breadboard
Pcb33.430-g1

Hanya saja dulu harga breadboard lumayan mahal, di kisaran Rp 100.000 – Rp 500.000. Apalagi setelah sering dipakai akan banyak bolongan konektor yang sudah susah dipakai (nda kontak dengan komponen yg dicoblos ke bolongan tsb).

Bersyukur sekarang ada website yg menyediakan emulator breadboard untuk kita bisa membuat desain dan sekaligus mengetes desain rangkaian elektronik kita. Jadi kalau hasil tes memuaskan, baru kita buat aslinya diatas PCB.

Beberapa website yg menyediakan emulator tsb:
circuits.io
fritzing.org

Di website tsb bahkan menyediakan emulator osiloskop dan AVO meter untuk membantu kita mengetes desain rangkaian elektronik kita  🙂

kereen banget !

Ada beberapa rangkaian yg sudah saya bikin di circuits.io, silahkan dicoba2:

https://circuits.io/users/1076338

Yuk mulai berkreasi dengan mendesain rangkaian elektronik kita sendiri.

Gimana sih cara kerja Google Scholar?

24 Jumat Mar 2017

Posted by bogi in Seputar IT

≈ 1 Komentar

Tag

cara kerja google scholar, daftar google scholar, DSpace, EPrints, google, google scholar, OJS, scopus, thomson reuters

Punya publikasi dan ingin diindex oleh Google Scholar?
Kenapa publikasi saya nda masuk ke Google Scholar?
Gimana sih cara kerja Google Scholar?

Seringkali liat website publisher, entah jurnal (journal) atau prosiding (proceeding) yang mempromosikan bahwa paper-paper yg ada di mereka akan diindex oleh Google Scholar. Rada bingung juga, karena sebenarnya Google Scholar itu free dan kita bisa secara pribadi mendaftarkan publikasi kita di Google Scholar, tentu saja sepanjang aturan2 dari Google Scholar telah kita penuhi.

Sebelum masuk ke cara kerja Google Scholar, ada baiknya kita diskusikan dulu apa itu Google Scholar. Sama spt Google yang melakukan indexing (mendata dan mendaftarkan) berbagai informasi, Google Scholar juga melakukan hal yg sama, hanya saja yg diindex adalah karya tulis ilmiah. Karena Google Scholar merupakan subset dari Google, maka persyaratan untuk bisa masuk daftar Google Scholar tentunya lebih rumit. Scopus dan Thomson Reuters juga sama spt Google Scholar namun dgn persyaratan yg jauh lebih rumit.

Jadi gimana caranya agar publikasi kita bisa diindex di Google Sholar?

Untuk bisa diindex oleh Google Scholar, kita harus punya wadah untuk publikasinya. Ada beberapa wadah publikasi yg diperbolehkan oleh Google Scholar, mulai dari yg paling sederhana sampai yg paling keren:

  1. homepage atau website pribadi, bisa pake yg free spt WordPress, Blogspot, Blogger, atau pake yg sedikit bermartabat spt website yg disediakan oleh perusahaan atau institusi kita spt misalnya http://www.institusiku.ac.id/~namaku atau http://namaku.staf.institusiku.ac.id
  2. aplikasi in-house (bikin sendiri) untuk repositori atau publikasi
  3. aplikasi publikasi spt OJS (Open Journal System) yg mencakup proses untuk submission, review, dan publishing
  4. aplikasi repositori spt DSpace atau Eprints yg sangat powerful untuk indexing

Setelah karya tulis kita sudah ada di web, maka selanjutnya adalah memastikan bahwa web publikasi kita sudah “Google Scholar Friendly”, dalam artian Google Scholar tidak akan mendapatkan kesulitan saat membaca website publikasi kita. Tahapan ini hanya berlaku jika kita menggunakan pilihan wadah publikasi nomor 1 dan 2 di atas. Kalau pakai yg nomor 3 dan 4 (OJS, DSpace, Eprints) kita nda perlu lagi pusing2 dgn “Google Scholar Friendly” karena sudah dijamin pembuat aplikasi2 tsb yg pusing tujuh keliling dgn mesin indexing spt Google Scholar (seiring berjalannya waktu, aturan2 indexing dari Google Scholar juga berkembang semakin ketat dan rumit).

Tahapan terakhir adalah mendaftarkan website publikasi kita ke Google Scholar, untuk meminta Google Scholar memulai membaca karya2 tulis kita.

 

Informasi lebih lanjut bisa dilihat di Google Scholar Help

Untuk mendaftarkan web publikasi ke Google Scholar bisa dilakukan disini

Akhir kata, selamat meningkatkan h-index  🙂

 

Pingin tau apa itu ITIL?

23 Kamis Mar 2017

Posted by bogi in Materi Ajar, Seputar IT

≈ 2 Komentar

Tag

Continual Service Improvement, IT Infrastructure Library, ITIL, ITSM, Service Design, Service Operation, Service Strategy, Service Transition

ITIL (IT Infrastructure Library) memberikan arahan bagaimana cara mengelola IT dengan lebih baik. ITIL merupakan dokumentasi best practice dari berbagai perusahaan dalam memberikan layanan IT.

ITIL membagi pengelolaan IT menjadi 5 tahapan yg membentuk siklus:

  1. Service Strategy
    pada tahapan ini kita membuat dokumen yang menjelaskan strategi dari departemen IT untuk mendukung tujuan perusahaan. Dokumen mencakup:
    1. strategi untuk layanan IT
    2. portofolio layanan
    3. dukungan finansial untuk layanan IT
    4. permintaan atau kebutuhan layanan
    5. relasi layanan dengan bisnis
  2. Service Design
    pada tahapan ini kita membuat dokumen yang “menurunkan” strategi menjadi peta layanan dan desainnya. Dokumen mencakup:
    1. desain layanan
    2. katalog layanan
    3. penjaminan layanan
    4. ketersediaan layanan
    5. kapasitas layanan
    6. keberlanjutan layanan
    7. keamanan layanan
    8. suplier layanan
  3. Service Transition
    pada tahapan ini kita membuat dokumen dan sekaligus juga mengawal pengerjaan pengembangan dari layanan, termasuk memperkenalkan layanan baru ke stakeholder. Dokumen mencakup:
    1. rencana transisi dan dukungannya
    2. manajemen perubahan
    3. aset dari layanan dan konfigurasinya
    4. rencana rilis dan pemakaian
    5. validasi dan testing layanan
    6. evaluasi perubahan
    7. manajemen pengetahuan
  4. Service Operation
    pada tahapan ini kita mengelola layanan pada stakeholder. Dokumen mencakup:
    1. manajemen event
    2. manajemen akses
    3. pemenuhan permintaan layanan
    4. manajemen problem
    5. manajemen insiden
  5. Continual Service Improvement
    pada tahapan ini kita membuat dokument tentang tata cara untuk peningkatan layanan. Dokumen mencakup:
    1. identifikasi strategi untuk peningkatan layanan
    2. identifikasi dan tata cara pengukuran
    3. identifikasi dan tata cara pengumpulan data ukur
    4. tata cara pemrosesan data ukur
    5. tata cara analisa data ukur
    6. tata cara presentasi hasil analisa
    7. tata cara mengimplementasikan peningkatan layanan

Ternyata lumayan banyak yg bisa dikaji kalau kita mau meningkatkan layanan IT di perusahaan kita  🙂

Untuk bacaan lebih lanjut: IT Infrastructure Library

Pingin mengelola IT dengan lebih baik?

22 Rabu Mar 2017

Posted by bogi in Materi Ajar, Seputar IT

≈ Tinggalkan komentar

Tag

COBIT, Continual Service Improvement, IT Infrastructure Library, ITIL, ITSM, Service Design, Service Desk, Service Operation, Service Strategy, Service Transition

Capek dikomplain terus layanan IT anda oleh user?
Panas disindir kalau departemen IT anda cuma bisa ngabis2in uang perusahaan?
Pingin mengelola Service Desk (Help Desk) tapi nda tau gimana caranya?
Pingin mengukur kinerja departemen IT anda?
Pingin pamer ke pimpinan dan ke masyarakat bahwa departemen IT sudah melaksanakan IT Service Management?

IT Service Management adalah jargon yg bisa buat menjual diri anda maupun departemen IT anda, atau bahkan perusahaan anda. Menjual bahwa anda, unit anda, atau perusahaan anda sudah melaksanakan dan mengelola layanan dengan baik.

Pertanyaannya menjadi: bagaimana caranya mengelola layanan IT dengan baik?

Ada beberapa acuan atau framework yg bisa kita gunakan untuk hal ini, ada COBIT®, ada ITIL®, ada ISO, dll. Ada banyak framework yg bisa dipakai, tapi jadi bingung milihnya.

Jadi kapan kita memilih ITIL®?
Kapan kita memilih COBIT®?
Kapan kita memilih ISO?

Jawabannya tergantung kondisi eksisting layanan IT di tempat anda.

Jika belum ada atau sangat sedikit layanan IT yg disediakan, atau masih bingung layanan IT apa saja yg perlu disediakan, maka pilihannya adalah ITIL® dari AXELOS.com.

Jika sudah ada layanan IT, lengkap dengan prosedur, proses, instruksi, dll, maka kita bisa meningkatkan kontrol terhadap layanan IT tsb dengan menerapkan COBIT® dari ISACA.org.

Jika sudah ada layanan IT, lengkap dengan prosedur, proses, instruksi, dll, maka kita bisa menguji kesesuaian (comply) dengan aturan2 legal dengan menggunakan ISO.

Presentasi tentang ITIL dan ITSM termasuk Service Desk bisa diunduh di sini:

IT Infrastructure Library

IT Service Management

← Older posts
Newer posts →

Berlangganan

  • Entries (RSS)
  • Comments (RSS)

Arsip

  • Januari 2023
  • Februari 2022
  • Juli 2021
  • Mei 2021
  • Maret 2021
  • Januari 2021
  • Desember 2020
  • Juni 2020
  • April 2020
  • Februari 2020
  • Oktober 2019
  • Maret 2019
  • Februari 2019
  • Januari 2019
  • November 2018
  • Oktober 2018
  • Agustus 2018
  • Juni 2018
  • Maret 2018
  • Februari 2018
  • Desember 2017
  • November 2017
  • Oktober 2017
  • September 2017
  • Agustus 2017
  • Juli 2017
  • Juni 2017
  • Mei 2017
  • April 2017
  • Maret 2017
  • Februari 2017
  • Januari 2017
  • Desember 2016
  • November 2016
  • Oktober 2016
  • September 2016
  • Agustus 2016
  • Mei 2016
  • April 2016
  • Januari 2016
  • Desember 2015
  • November 2015
  • November 2014
  • Oktober 2014
  • September 2014
  • Agustus 2014
  • Juni 2013
  • Mei 2013
  • April 2013
  • Februari 2013
  • Januari 2013
  • November 2012
  • Maret 2012
  • November 2011
  • Oktober 2011
  • Agustus 2011
  • Juli 2011
  • Juni 2011

Kategori

  • Dharma
  • Materi Ajar
    • Artificial Intelligence
    • IT audit
    • microprocessor
    • Multimedia System
  • Seputar IT
    • FreeBSD
    • OSS
  • sosialita
  • Teknologi
  • Uncategorized

Meta

  • Daftar
  • Masuk

Blog di WordPress.com.

  • Ikuti Mengikuti
    • kn-OWL-edge
    • Bergabunglah dengan 68 pengikut lainnya
    • Sudah punya akun WordPress.com? Login sekarang.
    • kn-OWL-edge
    • Sesuaikan
    • Ikuti Mengikuti
    • Daftar
    • Masuk
    • Laporkan isi ini
    • Lihat situs dalam Pembaca
    • Kelola langganan
    • Ciutkan bilah ini
 

Memuat Komentar...