• About Author
  • Dharma
  • Materi Ajar
    • Algoritma dan Pemrograman
    • Boolean Algebra
    • Microprocessor and Arduino
    • Network Security
    • New Generation Network
    • Software-defined Network
  • Membangun Server dengan FreeBSD
  • Programming Sector
  • Sosialita
  • Survival Guide

kn-OWL-edge

~ knowledge is power and weapon

kn-OWL-edge

Category Archives: sosialita

Pengabdian Masyarakat Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom

23 Senin Jan 2023

Posted by bogi in sosialita, Teknologi

≈ Tinggalkan komentar

Tag

iot kompos, kompos organik, pengabdian masyarakat, proses monitoring kompos, Telkom University

Abdimas FTE Telkom University 2022

Indonesia memiliki banyak sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan dengan bijak untuk menjaga ekosistem lingkungan dan mendukung keberlangsungan ekonomi. Salah satunya adalah pengelolaan sampah organik. Pertanian di Indonesia, khususnya di Kabupaten Jembrana, Bali semakin ketergantungan menggunakan pupuk anorganik yang dirasa lebih instan dalam pemeliharaan tanaman. Namun hal ini dirasa memiliki dampak yang kurang baik bagi kualitas hasil panen karena mengandung bahan kimia.

Para petani sepakat untuk mendaur ulang segala jenis tanaman organik yang kemudian akan diolah menjadi kompos. Perlengkapan yang di butuhkan perlu dilengkapi dengan alat yang berbasis IoT yaitu kompos meter. Kompos meter berfungsi untuk mengukur pH, humidity, dan temperatur di dalam box komposter yang kemudian hasil pengukuran ersebut akan dikirimkan ke IoT Cloud untuk dimonitoring.

Pemberian bantuan berupa peralatan pembuatan kompos organik yang dilengkapi dengan kompos meter yang berbasis IoT sangat dibutuhkan oleh kelompok tani “Sari Karya” untuk mengolah sampah organik menjadi kompos organik. Oleh karena itu tim pengabdian masyarakat akan memberikan bantuan berupa peralatan pembuatan kompos organik yang dilengkapi dengan kompos meter.

Seluruh hasil dari pengukuran monitoring selama proses pembuatan kompos ini dikirim dan ditayangkan pada platform IoT Cloud Google Firebase yang untuk kedepannya bisa dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan Machine Learning. Diharapkan dari model klasifikasi yang diperoleh dari Machine Learning dapat membantu proses pembuatan kompos yang lebih optimal.

Emang Bayar Pakai Daun?

24 Kamis Des 2020

Posted by bogi in sosialita

≈ Tinggalkan komentar

Tag

anggrek cattleya, tanaman hias mahal, tanaman lipstik

Sudah beberapa bulan ini harga beberapa tanaman hias melonjak tinggi, bahkan sampai puluhan juta. Tapi ternyata pemicu naik harga bukan karena orang tiba2 jadi hobby tanaman, tapi memang ada beberapa jenis yg memang langka lalu ada yg posting dan spt biasa netijen jadi rame 😁

Saya juga suka tanaman sih, tapi lebih suka yg produktif (bisa menghasilkan buah atau bunga). Ada beberapa koleksi anggrek hasil beli di Chatuchak Market tahun 2007, tapi yg tersisa hanya cattleya putih yg rajin berbunga dan 1 lagi yg akhirnya berbunga lagi (nda tau jenisnya apa).

Kalau tanaman hias daun, istri yang suka. Ada monstera king, aloksia, keris, marble, keladi army, lipstik, dan buanyak lagi jenisnya. Tapi semuanya masih kecil2, karena memang istri ingin merawat dari sejak kecil. Harganya? gratis 🤣

Kok bisa gratis? soalnya itu milik petani yang memang sengaja saya pinjam tanamannya sampai ada anakannya, lalu anakannya saya ambil dan tanamannya saya kembalikan

Contohnya tanaman lipstik di atas, saat saya terima hanya ada 2 daun. Tapi setelah 2 bulan sekarang sudah jadi 4 lembar daun. Katanya yg ini lumayan mahal, harganya dihitung per daun 😋

Senang aja sih kalau tanaman2 jadi naik kelas gini, setidaknya bisa buat tambahan penghasilan para petani.

Lobster masak saus mentega dan black pepper

08 Sabtu Feb 2020

Posted by bogi in sosialita

≈ Tinggalkan komentar

Tag

lobster enak, lobster murah, lobster saus mentega, seafood lokal

Pingin ngerasain lobster masak saus mentega? Ditambah remukan biji lada hitam? Dengan harga murah?

Minggu lalu dikontak teman kerja yg sudah resign dan pulang ke rumah untuk melanjutkan usaha keluarga. Dia menawarkan lobster hasil dari nelayan lokal di delat rumahnya. Awalnya tergiur mendengar kata lobster, apalagi harganya yg murah. Hanya 75rb per kilo 🤩

Price List Lobster, harga bisa berubah tergantung cuaca yg mempengaruhi hasil tangkapan nelayan

Pesan 1 kilo trus bingung, gimana caranya masak ya? 😅

Cari2 di Internet, sptnya mudah.

Pertama2 lobsternya dibersihkan (dibilas air bersih yg banyak, karena masih banyak pasirnya). Trus rebus sebentar dg bawang putih dan garam sampai lobsternya berwarna kemerahan.

Setelah itu bisa dimasak bumbu padang, bumbu singapore, atau saos mentega + black pepper. Saya masak yg saos mentega + black pepper, dan hasilnya luar biasa lezat;

Lobster saos mentega + black pepper

Yuk, sejahterakan petani dan nelayan lokal 😍

Mengajar Mahasiswa Singapore di Korea

27 Minggu Okt 2019

Posted by bogi in sosialita

≈ Tinggalkan komentar

Tag

C++ Programming, Hanyang International Summer School, Microprocessor and IoT

Bulan Juli 2019 mendapat kesempatan mengajar di Hanyang University, Korea, dalam program Summer School-nya. Namun, meskipun ngajarnya di Korea, ternyata hanya ada 1 mahasiswi yg asli Korea, itu pun kuliahnya di Singapore. Jadi lokasi ngajar di Korea tapi seperti mengajar di Singapore  🙂

Ada banyak inovasi yang saya gunakan saat mengajar di Summer School ini, salah satunya adalah menggunakan aplikasi online bernama Socrative. Aplikasi ini membantu untuk mengevaluasi pemahaman mahasiswa dalam bentuk quiz secara online, dan saya gunakan di setiap pertemuan untuk “memaksa” mahasiswa selalu fokus mendengarkan karena di akhir kelas akan ada quiz yg berbobot 40% dari total nilai akhir.

Banyak hal berkesan yang diperoleh selama mengajar 1 bulan di program Summer School tersebut. Dengan mengajar 2 kelas di program tersebut, C++ Programming dan Microprocessor and IoT, meskipun mayoritas mahasiswanya berasal dari kampus yg sama NUS dan NTU, tapi ternyata karakternya lumayan berbeda.

Pada kelas C++ Programming, mahasiswanya ternyata sebagian besar bukan berasal dari engineering, sehingga cukup menantang untuk diskusi topik ini dengan mahasiswa kimia dan farmasi. Sementara ada beberapa yg memang engineering. Sehingga sangat terasa gap-nya, saat mengajar basic sedikit kelamaan, yg engineering protes, tapi saat mulai berlatih dengan membangun database online, yg non-engineering yg protes  😀

Sementara untuk kelas Microprocessor and IoT, semua peserta berasal dari engineering, sehingga diskusi berjalan dengan lancar, bahkan terkadang terlalu lancar 😀

 

Dan ternyata memang terlihat dari hasil feedback mahasiwa, untuk kelas Microprocessor and IoT, sebagian besar merasa sangat puas dengan materi ajarnya, namun sebaliknya untuk kelas C++ Programming, sebagian besar merasa kecewa dengan materi ajarnya 😀

Next mudah2an saat mengajar di kelas berikutnya saya bisa lebih mampu menjembatani gap tersebut.

 

37.557232
127.045322

Ambil yang Kau Butuhkan, Habiskan yang Kau Ambil

19 Selasa Mar 2019

Posted by bogi in sosialita

≈ Tinggalkan komentar

Tag

ambil yang dibutuhkan, habiskan yang diambil, kearifan budaya

Sejak kecil saya sudah nda punya Bapak, jadi otomatis Ibu yang membesarkan saya. Setiap malam, kami dibiasakan untuk makan malam bersama, duduk di meja dan menyantap apa pun makanan yang disajikan, tidak boleh mengeluh. Selain itu, setiap orang di keluarga, harus mengambil sendiri nasi dari tempatnya sesuai porsinya masing-masing, dan wajib menghabiskan sejumlah yang diambil tersebut. Kalau ada yg belum habis, maka seluruh anggota keluarga harus menunggu sampai semua piring makan bersih.

Setelah selesai santap malam, seluruh peralatan makan dibereskan. Ada yang bertugas membersihkan peralatan makan, ada yg bertugas menyimpan lauk yang belum habis di lemari, dan ada yg bertugas membersihkan meja makan. Kemudian ritual dilanjutkan dengan belajar bersama, tetap di meja makan (soalnya cuma ada 1 meja di rumah). Meskipun apa yg dipelajari berbeda2, tapi tetap belajarnya di 1 meja. Dulu ritual ini bisa terjaga, karena belum ada Internet, belum ada gadget, dan acara TV juga membosankan.

Setelah beberapa puluh tahun, saya baru menyadari kalau ada pelajaran bagus yang sebenarnya diajarkan oleh Ibu tentang ritual mengambil nasi ini. Yaitu:

 Ambil lah sesuai yang kau butuhkan, dan habiskan apa yang telah kau ambil

Nda tau juga berasal dari mana budaya yang Ibu ajarkan ini, mungkin budaya Jawa karena Ibu saya berasal dari Jawa. Tapi budaya ini ternyata membekas dalam sikap saya setelah bekerja. Seperti misalnya setiap kali melaksanakan perjalanan dinas, saya hanya mengambil uang PD (perjalanan dinas), semacam uang saku, sesuai yang saya gunakan selama perjalanan. Sisanya selalu saya kembalikan.

Hanya saja, masalahnya kantor tentunya tidak bisa menerima sisa uang PD tsb, karena tidak ada akun anggaran sebagai penerimaan tersebut. Jadi biasanya uang sisa tsb saya kumpulkan, dan saat ada staf saya yang berulang tahun atau ada syukuran, uang sisa tsb bisa digunakan untuk mentraktir seluruh staf di unit saya.

Sepertinya budaya ini bagus untuk tetap dilestarikan sejak masih kanak2, yaitu dibiasakan bertanggung jawab untuk memilih porsi makan masing2 dan bertanggung jawab untuk menghabiskannya.

Selamat beristirahat 🙂

Semangat Korea

10 Minggu Mar 2019

Posted by bogi in sosialita

≈ Tinggalkan komentar

Tag

bangga berbangsa korea, gumi, kit, korea, kumoh national institute of technology

gate of kumoh

gerbang masuk Kumoh National Institute of Technology

Seminggu kemarin mendapat kesempatan berkunjung ke KIT, Kumoh National Institute of Technology. di Gumi, Korea Selatan. Kampusnya sangat rapi dipenuhi dengan pohon cherry dan cemara dengan arsitektur bangunannya mirip dengan kampus2 di US, kotak dan desain bata-nya untuk memberi corak khas. Desain gedung-nya pun seperti sudah direncanakan sejak awal, tidak ada kabel listrik dan jaringan yang malang melintang, pendingin dan pemanas sudah terpasang rapi di langit2 ruangan. Mahasiswa pasca juga disediakan perangkat kerja yang sangat bagus dan lengkap.

Sayangnya saya belum sempat melihat festival cherry blossom yg katanya sekitar akhir Maret – awal April. Tapi sudah ada beberapa pohon cherry yg bunganya sudah mekar. Sepertinya memang akan bagus banget kalau seluruh kampus dihiasi dengan bunga cherry.

cherry blossom

bunga cherry yang telah mekar

cherry pathway kumoh

jalan setapak yg dihiasi pohon cherry

Di KIT dikenal istilah Department dan School yang ternyata posisinya setara. School membawahi beberapa major yang masih dalam kelompok keahlian, sementara Department membawahi 1 major saja yg biasanya major baru hasil gabungan dari beberapa major yg telah ada, sehingga jauh lebih fokus (atau mungkin justru melebar?). Sebagai contoh, School of Electronics Engineering membawahi beberapa major, sementara Department of ICT Convergence membawahi 1 major yaitu ICT Convergence, namun bidang keahlian yang dibahas sebenarnya gabungan dari beberapa major, spt biomedic, AI, electronics, robotics, IoT, dll.

School dan Department diketuai oleh seorang Dean (Dekan) yang sepertinya semuanya adalah profesor. Dan yg menarik juga, IO (International Office) juga diketuai oleh seorang Dean. Di sana, Associate Professor juga menggunakan title “Professor” di kartu namanya.

Kebetulan saya berinteraksi dengan School of Electronics Engineering, jadi saya lebih banyak bermain di Digital Building dan Techno Building. Apalagi tujuan saya ke sana adalah untuk mengantar mahasiswa yang mengikuti program student exchange selama 1 semester. Oiya, semesteran di sana ternyata hanya 4 bulan, yaitu Maret-Juni dan September-Desember. Biasanya mereka juga menyelenggarakan Summer School dan Winter School untuk mahasiswa international.

Yang menarik dari para profesor yang saya ajak interaksi adalah mereka sangat ramah dan open minded untuk menerima ide2 dari luar. Bahkan penjual di convenient store dan warung2 makan juga sangat ramah, tersenyum pada customer dan menanyakan apa yg bisa mereka bantu. Berbeda dengan di Singapore yg penjualnya jarang tersenyum dan jika customer bertanya2 mereka malahan jadi cemberut, mungkin inginnya “choose, pay, and next customer please” aja  🙂

Selain ramah, mereka juga memiliki kesamaan dengan Singapore, yaitu sangat bangga dengan kebangsaannya. Mereka bangga menjadi bangsa Korea, bangga telah berhasil membawa Korea menjadi negara yg kuat ekonomi dan budayanya. Bangga, sehingga mereka hanya mau menggunakan produk buatan Korea.

Bagaimana dengan kita?
Apakah kita sudah bangga menjadi bangsa Indonesia?

Mind Shaming, Upaya Merendahkan Ide Orang Lain

26 Selasa Feb 2019

Posted by bogi in sosialita

≈ Tinggalkan komentar

Tag

mind shaming, terbuka untuk menerima ide dari siapa pun

Selama ini istilah body shaming lebih terkenal dibandingkan mind shaming, padahal dalam berbagai kasus, mind shaming memberikan efek yang lebih negatif. Kenapa? Karena jika kita merasa rendah diri karena di-body shaming-kan, kita masih bisa memperbaikinya dengan pengaturan, perawatan, dan olahraga. Namun untuk kasus mind shaming, jika kita merasa rendah diri karena ide2 kita diremehkan, maka sangat sedikit yg bisa kita lakukan untuk mengubahnya.

Memang keduanya bersumber dari orang lain (bukan dari diri sendiri), dan kita tidak bisa mengubah pandangan orang lain terhadap kita, jadi sebenarnya terserah kita apakah kita mau menerima shaming tsb dan mengubah diri kita sesuai “arahan” shaming, atau tetap tersenyum dan menganggap pendapat orang lain tsb sbg angin lalu.

Nah, terkait mind shaming, saya masih sering melihat para pimpinan yang meremehkan ide2 yg dilontarkan oleh mereka yg levelnya di bawahnya. Tapi saat ide tsh di-rephrase oleh pimpinan yg lain atau atasan mereka, ide tsb langsung disambut dgn gegap gempita. Tentunya hal ini akan membuat iklim kerja yg tidak kondusif, padahal salah satu peran pokok pimpinan adalah membangun iklim kerja yg kondusif.

Di salah satu BUMN, semangat untuk mendengarkan ide2 dari semua pihak sudah mulai ditumbuhkan, dengan harapan hal spt ini bisa menjadi budaya kerja. Beberapa caranya adalah dengan memberikan media bagi inovasi dan ide, menilainya, dan memastikan inovasi dan ide terbaik mendapatkan penghargaan. Meskipun masih terdapat beberapa kekurangan, spt misalnya mencampuradukkan antara definisi inovasi dengan ide, namun hal ini patut dihargai.

Sementara di perguruan tinggi, dosen memiliki 2 keunggulan dibandingkan mahasiswa, yaitu (1) intellectual authority di mana mahasiswa menganggap dosen adalah expert yg lebih tahu dari mereka, dan (2) practical authority di mana mahasiswa menganggap dosen berkuasa terhadap keputusan untuk meluluskan mereka atau tidak. Kedua hal ini sedikit tidak menyebabkan dosen akan terbuka untuk melakukan mind shaming terhadap ide2 yg dilontarkan mahasiswanya.

Sayangnya aspek ini belum atau jarang menjadi penilaian feedback dari mahasiswa kepada dosennya. Biasanya yg ditanyakan kepada mahasiswa adalah “apakah dosen menguasai materi?”, “apakah dosen datang tepat waktu?”, dan “apakah dosen memberikan materi sesuai silabus?”

Mudah2an kedepannya akan ada penilaian dari mahasiswa:
Apakah dosen terbuka untuk menerima ide anda?
Apakah dosen bisa membuat ide/pertanyaan anda menjadi diskusi yg menarik?

Sebuah tulisan yg menarik:
https://chroniclevitae.com/news/2163-what-is-indoctrination-and-how-do-we-avoid-it-in-class?cid=VTEVPMSED1

Apakah Indonesia bisa seperti Singapura?

23 Sabtu Feb 2019

Posted by bogi in sosialita

≈ Tinggalkan komentar

Tag

bangga menjadi Indonesia, Good News from Indonesia, penegakan hukum, Singapura

Bulan Februari ada Imlek, ingin melihat bagaimana Singapura merayakan Imlek. Akhirnya diputuskan pergi liburan ke sana pas tanggal 2 Februari dan balik tgl 5 Februari pas hari Imleknya. Tujuan utamanya memang melihat Imlek, tapi juga sekaligus mengajarkan anak2 jika ingin liburan sendiri ke Singapura. Tapi ternyata datang pas Imlek bukan keputusan yg tepat, karena sedikit sekali hiasan2 Imlek, yg ada hanya warung2 yg justru pada tutup liburan 😀 Perayaannya sendiri ada di weekend setelah Imlek. Jadi selama di sana akhirnya full buat ngajarin anak2 buat bisa liburan mandiri, sekaligus icip2 wisata kuliner.

Ada yg menarik saat anak bertanya: “Pa, kok di sini orang2nya tertib ya? Kota nya juga bersih banget”.

Diskusi pun terjadi, dan kesimpulannya:

Semua tergantung penegakan hukumnya. Karena di Singapura hukum benar2 terlihat dijalankan, orang2 jadi takut melanggar hukum. Melanggar hukum akibatnya adalah denda finansial yg harus mereka bayar, dan itu berarti mengurangi pendapatan mereka yg sudah cukup banyak dipotong untuk pajak. Dan perlahan2 hal ini jadi budaya di mereka.

Apakah kita di Indonesia bisa spt Singapura?

Sepertinya masih jauh, karena menurut saya pondasi untuk memulai disiplin hukum harus dimulai dg rasa bangga terhadap bangsa dan kemudian dilanjutkan dg harga diri yg tinggi sbg bangsa Indonesia. Informasi ini yg saya dapatkan saat mengunjungi museum lilin Madame Tussaud di Sentosa, krn di museum tsb diceritakan sejarah Singapura dari yg miskin tidak memiliki apa pun sampai bisa menjadi negara ketiga yg paling bersih dari korupsi.

Sepertinya hal yg sama juga terdapat pada Korea Selatan. Mereka benar2 bangsa yg sangat bangga dengan negaranya, very proud to be Korean 🙂

Apakah kita sudah bangga menjadi bangsa Indonesia?

Yuk follow “Good News from Indonesia”

Tip dan Trik untuk Sertifikasi Dosen

20 Minggu Jan 2019

Posted by bogi in sosialita

≈ Tinggalkan komentar

Tag

serdos, tes kompetensi dasar akademik, tip dan trik serdos, tip dan trik TKDA, TKDA

Patut diapresiasi inisiatif pemerintah dalam hal mengonline-kan database dosen seluruh Indonesia. Sekarang sudah ada Forlap Dikti untuk media pelaporan seluruh kegiatan perguruan tinggi, dimana kita bisa:

  • mencari status dan statistik perguruan tinggi
  • mencari status dan statistik dosen
  • mencari status dan statistik mahasiswa

Selain itu pemerintah juga telah melakukan sertifikasi terhadap tenaga pengajar dosen, yang dulu hanya menggunakan strata:

  1. Asisten Ahli (Lecturer)
  2. Lektor (Assistant Professor)
  3. Lektor Kepala (Associate Professor)
  4. Guru Besar (Professor)

sekarang setiap tenaga pengajar juga harus melalui proses sertifikasi untuk diakui sebagai dosen dengan istilah sertifikasi dosen (serdos). Tidak terasa sudah 2 tahun lalu saya mengikuti rangkaian tes sertifikasi dosen.

Ada beberapa tahapan yang harus dilalui seorang dosen untuk bisa diakui melalui sertifikasi dosen, dan sudah banyak website yang membahasnya. Di sini saya hanya ingin sharing beberapa tip dan trik saat mengikuti ujian TKDA (Tes Kompetensi Dasar Akademik) yang memang lumayan sulit jika tidak memiliki strategi untuk menjawabnya.

TKDA dibagi menjadi 3 bagian tes:

  1. Verbal, untuk bagian ini saya mendapat nilai 688 (dari nilai sempurna 800)
  2. Numerikal, untuk bagian ini saya mendapat nilai 768 (dari nilai sempurna 800)
  3. Figural, untuk bagian ini saya mendapat nilai 800 (sempurna)

 

Untuk dapat menjawab bagian Verbal, perlu wawasan yang luas atas kosa kata (vocabulary). Tapi sedikit tip, nanti ada bagian yang mencari relasi, seperti misalnya:

pilot:pesawat = supir:………

untuk menjawab model soal spt ini, kita harus mencari kata atau kalimat yg dapat menghubungkan 2 kata pertama. Untuk contoh di atas, kata penghubungnya adalah “mengemudikan”, sehingga kalimat lengkapnya menjadi:

pilot mengemudikan pesawat = supir mengemudikan ………

sehingga jawabannya adalah “mobil”

 

Untuk dapat menjawab bagian Numerikal, yg dibutuhkan adalah konsentrasi dan estimasi. Karena akan sangat sulit untuk dapat menghitung seluruh soal dengan presisi, jadi harus pakai estimasi. Dengan estimasi kita memperkirakan jawaban mana saja yg kemungkinan besar salah sampai bisa menyisakan jawaban yg kemungkinan besar benar. Untuk kategori soal multiple choice, strategi ini lebih cepat dibandingkan benar2 menghitung untuk mendapatkan jawaban yg tepat.

 

Untuk dapat menjawab bagian Figural,yg dibutuhkan adalah kemampuan imajinasi. Sedikit tip untuk salah satu jenis soal 3D (yang mencari potongan gambar) adalah dengan menggambarnya di kertas coret2an lalu mencocokannya di layar monitor untuk masing2 jawaban. Sedangkan tip untuk jenis soal kubus, metodenya sama spt Numerikal yaitu mencari jawaban yg salah untuk mendapatkan yg benar. Ambil satu sisi sebagai acuan, lalu bandingkan dg setiap jawaban untuk mencari yg salah.

Semoga tips ini bisa membantu, dan jangan lupa yg terpenting adalah hati dan pikiran harus tenang, karena TKDA maupun TPA membutuhkan konsentrasi.

Konser Musik dan Euphoria Anak Muda

11 Minggu Nov 2018

Posted by bogi in sosialita

≈ Tinggalkan komentar

Tag

konser musik, Spotify on Stage, Stray Kids, teriak untuk meredakan emosi

Beberapa hari lalu teman2 pada ribut dengan konser Guns N’ Roses dan malamnya pada pamer foto2 di lokasi konser. Rekaman2 smartphone pun bertebaran di berbagai channel, mulai dari sosial media sampai ke status dan profile picture internet messaging.

Mendengarkan rekaman2 smartphone jadi berpikir, sebenarnya apa yg dicari dengan nonton konser grup musik yg sudah cukup lawas tersebut? Kangen dengan suara Axl? Sepertinya kualitas suaranya sudah tidak sehebat dulu. Kangen dengan petikan gitar Slash? Kelincahan jari2nya juga sudah menurun.

Jadi apa yg dicari dari nonton konser tsb?
Kalau melihat dari foto2 penontonnya, usia mereka kebanyakan sudah di atas 30 tahun. Jadi sptnya memang yg dicari adalah suasananya, suasana di mana kita bisa mengenang masa muda, masa di mana kita bisa bebas berteriak dan menangis bahagia karena bisa dekat dengan idola kita  🙂

Spotify on Stage

Jadi teringat pertama kalinya menemani anak untuk menonton Spotify on Stage bulan Oktober lalu. Ada 2 idolanya yang akan manggung, yaitu Anne Marie dan Stray Kids. Saat masuk hall JIExpo sudah terasa aura yang sangat berbeda, aura passion dari anak2 muda yang begitu bergairah ingin segera berteriak dan (jika mungkin) bersalaman dengan idolanya.

Dan saat Anne Marie naik ke atas panggung, semua langsung berteriak dan berusaha ikut menyanyi. Untungnya teriakannya hanya saat Anne Marie naik ke atas panggung, sehingga selama perform semua penonton masih bisa ikut menyanyi bersama. Anne Marie memang luar biasa, dengan suaranya yg berat dan keren, dia bisa mengajak penonton untuk ikut bergembira dan bernanyi bersama.

Spotify on Stage - Stray Kids

Tapi suasana berubah drastis saat Stray Kids naik ke atas panggung. Penonton tidak hanya berteriak, namun sudah histeris. Penonton yang di depan berusaha mendesak semakin ke depan, sampai terlihat beberapa penonton wanita dibopong ke belakang karena pingsan. Anak saya yg berumur 12 tahun juga berteriak2 histeris, sampai minta digendong agar bisa melihat idolanya di atas panggung dengan jelas  🙂

Sampai Stray Kids sendiri terlihat sangat kuatir dengan kondisi tersebut, dan sempat menarik diri dari panggung dan menolak manggung jika kondisinya masih tidak kondusif.

Memang suasana konser musik di mana kita bisa berteriak bebas melepaskan emosi ternyata bisa menjadi daya tarik tersendiri. Sekarang bisa mengerti mengapa teman2 yang melakukan demonstrasi lebih suka melakukannya dengan berteriak2 meskipun panas terik dan hujan badai.

← Older posts

Berlangganan

  • Entries (RSS)
  • Comments (RSS)

Arsip

  • Januari 2023
  • Februari 2022
  • Juli 2021
  • Mei 2021
  • Maret 2021
  • Januari 2021
  • Desember 2020
  • Juni 2020
  • April 2020
  • Februari 2020
  • Oktober 2019
  • Maret 2019
  • Februari 2019
  • Januari 2019
  • November 2018
  • Oktober 2018
  • Agustus 2018
  • Juni 2018
  • Maret 2018
  • Februari 2018
  • Desember 2017
  • November 2017
  • Oktober 2017
  • September 2017
  • Agustus 2017
  • Juli 2017
  • Juni 2017
  • Mei 2017
  • April 2017
  • Maret 2017
  • Februari 2017
  • Januari 2017
  • Desember 2016
  • November 2016
  • Oktober 2016
  • September 2016
  • Agustus 2016
  • Mei 2016
  • April 2016
  • Januari 2016
  • Desember 2015
  • November 2015
  • November 2014
  • Oktober 2014
  • September 2014
  • Agustus 2014
  • Juni 2013
  • Mei 2013
  • April 2013
  • Februari 2013
  • Januari 2013
  • November 2012
  • Maret 2012
  • November 2011
  • Oktober 2011
  • Agustus 2011
  • Juli 2011
  • Juni 2011

Kategori

  • Dharma
  • Materi Ajar
    • Artificial Intelligence
    • IT audit
    • microprocessor
    • Multimedia System
  • Seputar IT
    • FreeBSD
    • OSS
  • sosialita
  • Teknologi
  • Uncategorized

Meta

  • Daftar
  • Masuk

Blog di WordPress.com.

  • Ikuti Mengikuti
    • kn-OWL-edge
    • Bergabunglah dengan 68 pengikut lainnya
    • Sudah punya akun WordPress.com? Login sekarang.
    • kn-OWL-edge
    • Sesuaikan
    • Ikuti Mengikuti
    • Daftar
    • Masuk
    • Laporkan isi ini
    • Lihat situs dalam Pembaca
    • Kelola langganan
    • Ciutkan bilah ini
 

Memuat Komentar...