• About Author
  • Dharma
  • Materi Ajar
    • Algoritma dan Pemrograman
    • Boolean Algebra
    • Microprocessor and Arduino
    • Network Security
    • New Generation Network
    • Software-defined Network
  • Membangun Server dengan FreeBSD
  • Programming Sector
  • Sosialita
  • Survival Guide

kn-OWL-edge

~ knowledge is power and weapon

kn-OWL-edge

Category Archives: sosialita

Ikhlas vs. Apatis

15 Senin Okt 2018

Posted by bogi in Dharma, sosialita

≈ Tinggalkan komentar

Tag

apatis, ikhlas dalam bekerja, lulus S3, pasrah terhadap hasil, stress management

Sidang Terbuka bersama para Penguji

Sidang Terbuka bersama para Penguji. Prof. Iwan, Prof. Riyan, Prof. Iping (promotor), saya, Bu Ulfa (co-promotor), Prof. Benhard, pa Wikan, dan Prof. Tengku

Sidang Terbuka, Rabu, 26 September 2018.

Akhirnya setelah 5 tahun lebih 2 bulan bisa juga menyelesaikan studi doktoral di ITB. Lama? relatif, karena dari angkatan saya, saya urutan yg ke-4 bisa menyelesaikan studi, tapi ternyata ada juga angkatan adik kelas yang bisa menyelesaikan studi doktoralnya hanya dalam waktu 3 tahun  😀

Setelah menyelesaikan sidang terbuka, semua mengajukan pertanyaan yg serupa:

gimana rasanya? sudah lega kan sekarang?

Hanya senyuman yg bisa saya berikan saat itu  🙂
kenapa? karena memang rasanya sama saja antara 6 bulan sebelum sidang dengan setelah sidang. Sampai akhirnya ada teman yg bertanya “kok bisa sih selalu tenang dan tersenyum?”

Baru saat itu saya sadar dan bertanya “iya ya, kenapa ya?”
Apakah ini artinya saya sudah bisa melakoni prinsip hidup “ikhlas dalam bekerja, dan pasrah terhadap hasilnya” sehingga tidak merasa cemas apalagi kuatir? Prinsip hidup tsb juga tertulis di dalam:

Bhagawad Gita 2:47
कर्मण्येवाधिकारस्ते मा फलेषु कदाचन।
Karmanye vadhikaraste Ma Phaleshu Kadachana

artinya: You have the right to work only, but never to its fruits

Setelah merenung dan merenung cukup lama, sptnya benar juga, saya sangat amat jarang merasa cemas dan kuatir terhadap sesuatu yg akan terjadi. Ini yang membuat saya, meskipun kadang terasa sulit, masih bisa tersenyum bahkan dalam keadaan sesulit apapun 🙂

Lalu saya jadi bertanya pada diri sendiri, apakah saya masih bisa tersenyum karena memang ikhlas dalam berusaha atau ternyata hanya karena apatis (nda pernah dibawa ke dalam pikirin, apalagi ke dalam hati/perasaan) ?

Saya jadi teringat dg keputusan saya menutup akun facebook saya karena sering membaca postingan yg bikin hati tidak tenang, dan ternyata memang setelah itu perasaan jadi tenang, bebas dari rasa marah atau kesal, semuanya terasa menyenangkan.

Tapi sekarang saya jadi sadar bahwa hati saya sekarang terasa tenang bukan karena bisa mengelola perasaan yg ikhlas tapi semata2 karena tidak adanya gangguan dari luar (misalnya membaca postingan di facebook). Akhirnya jadi teringat suatu pepatah yg entah dari mana saya dapatkan:

stress management itu bukan untuk meniadakan stress, tapi justru untuk bisa menerima stress namun dapat mengelolanya dg baik dan kemudian bisa tersenyum atas stress tersebut

Berarti saya masih harus banyak belajar untuk ikhlas, bukan dg menghindari energi negatif tapi justru berlatih agar saat berada di pusaran energi negatif tapi hati kita tetap positif tak terganggu.

Memang ikhlas dan apatis bukan dua sisi mata uang yg berkebalikan, namun untuk kasus ini mereka saling terkait. Ikhlas berarti seberat apapun beban yg kita terima, semua kita jalani dan tetap tersenyum bahagia. Apatis berarti menghindari adanya beban, sehingga kita bisa tersenyum bahagia

Sudah tersenyum kah kita hari ini? 🙂

Perploncoan dalam balutan MOS

10 Jumat Agu 2018

Posted by bogi in sosialita

≈ Tinggalkan komentar

Tag

MOS, plonco

Bulan Agustus, bulan di mana mahasiswa baru sedang memasuki tahapan untuk diterima sebagai mahasiswa di kampus yg disebut MOS (Masa Orientasi Studi).

Wait! Tahapan untuk diterima sebagai mahasiswa? bukannya sudah diterima ya?

Oh… itu mudah, ganti saja namanya dengan “calon mahasiswa baru”, toh nanti baru disahkan sebagai mahasiswa saat sidang senat terbuka setelah masa MOS selesai.

Jadi kalau nda ikutan MOS tidak bisa disahkan sebagai mahasiswa baru?

Sayangnya belum pernah ada yg berani untuk mengambil kemungkinan “emang kalau nda ikutan MOS, berani gitu nda menerima saya sebagai mahasiswa baru?” Semuanya pasrah dibentak, disuruh pake asesori aneh, menjalankan hukuman fisik.

Dulu kita memberi nama “plonco” untuk kegiatan ini, bahkan tidak jarang dilakukan di luar kampus dan dilakukan bertahap, mulai dari kampus, turun ke jurusan, lalu dilanjutkan oleh himpunan, turun lagi oleh unit kegiatan mahasiswa.

plon.co
(n) calon mahasiswa yang sedang mengikuti acara kegiatan pengenalan kampus

Itu adalah definisi plonco menurut KBBI (https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/plonco). Nda ada aspek teriak, hukuman (push-up, squat jump), pake pakaian atau asesori yg aneh2, dan juga nda ada tugas yg aneh2. Hanya pengenalan kampus.

Tapi kalau ada MOS (masa orientasi studi) atau MPLS (masa pengenalan lingkungan sekolah) yg ada  teriak dan hukuman, apakah itu berarti kampusnya yg sedang dikenalkan ke mahasiswa baru memang spt itu?

Nda kebayang kalau para panitia yg teriak2 tsb diperlakukan sama saat mereka sidang skripsi, apakah mereka akan mau menerima alasan “biar nda cengeng” dan “biar kuat menghadapi kenyataan hidup” ?

Saat kuliah di luar, MOS isinya adalah pengenalan kampus. Dibagi ke dalam grup2 kecil sekitar 10 orang, di-assign ke 1 orang senior, lalu diajak keliling, memperkenalkan kehidupan kampus. Dimana laboratorium dan gimana cara makai laboratorium. Dimana perpus dan gimana caranya pinjam buku di perpus. Dimana student center dan gimana caranya gabung ke salah satu unit mahasiswa.

Mudah2an kedepannya tidak ada lagi budaya premanisme yg sudah menjadi legacy selama puluhan tahun ini 🙂

Belajar tentang semangat hidup dari Naruto

06 Rabu Jun 2018

Posted by bogi in Dharma, sosialita

≈ Tinggalkan komentar

Tag

berpikir positif, naruto, pilihan hidup, rwa bhinneda, sasuke, semangat hidup

Anime!

Sejak pertama kali membaca manga DragonBall, langsung suka. Apalagi ada manga yg berwarna spt Tapak Sakti dan Tiger Wong, dan kebahagiaan pun bertambah saat Gramedia Merdeka (Bandung) menyediakan 1 koleksi yg terbuka dan membolehkan pengunjung membacanya, sepanjang dibaca sambil berdiri  😀

Itu jaman kuliah yg harga buku komik lumayan mahal untuk ukuran mahasiswa yg dengan Rp 800 sudah bisa buat beli sepiring nasi goreng plus telor dadar (atau dicampur)

Sekarang sudah malas membaca manga, lebih seru nonton versi anime-nya karena lebih hidup dan banyak side story (cerita tambahan yg tidak ada di versi komik manga-nya). Banyak anime yg sudah ditonton, tapi sampai saat ini yg paling bekesan adalah Naruto sampai Naruto Shippuden-nya. Bahkan sampai saat anak bertanya ttg “dapat tugas bercerita di sekolah, enaknya cerita apa ya pa?” saya jawab “kenapa nda Naruto aja?”…. dan spt sebuah keniscayaan, respon saya disambut dg gelak tawa  😀

Meskipun jurus2 ninja-nya banyak yg sureal dan aneh, sebenarnya banyak yg bisa kita pelajari dari kisah hidup Naruto dan Sasuke, saingan dan sekaligus juga sahabatnya. Mereka sama2 yatim piatu sejak kecil, mereka sama2 dipersekusi oleh penduduk desa Konoha, mereka sama2 dalam 1 team ninja. Naruto bercita2 ingin menjadi hokage, pimpinan tertinggi desa Konoha, dan Sasuke bercita2 ingin membalas dendam pada kakaknya yg membantai seluruh keluarga besarnya.

Namun mereka memilih jalur yg sangat berbeda untuk mendapatkan tujuannya. Naruto berusaha berteman dg penduduk desa yg memusuhinya agar mereka mau mengakui keberadaan Naruto, bahkan sampai melindungi penduduk desa saat diserang oleh Pain Nagato. Sebaliknya, Sasuke memilih untuk memusuhi balik penduduk desa yg tidak mendukungnya, bahkan ingin membantai semua yg mendukung pembantaian keluarga besarnya.

Berikut yg saya dapatkan dari Internet ttg apa yg bisa kita pelajari dari setiap karakter di dunia Naruto:

Naruto is a show of many wisdoms.

Iruka taught me… not to judge people by their reputations but by their personalities.
Haku taught me… that there is no good or evil when you’re protecting the ones you love.
Neji taught me… that if you leave your pride behind you can change your destiny.
Rock Lee taught me… that hard work beats talent.
Kakashi taught me… that teamwork and friendship stand above the rules.
Hinata taught me… that love is worth fighting for.
Sai taught me… that a life without feeling isn’t worthwhile.
Sakura taught me… that weakness is a choice, not an excuse.
Gaara taught me… how painful loneliness can be and how love can change someone.
Nagato taught me… that revenge and hatred only lead to more revenge and hatred.
Asuma taught me… how important it is to take care of the next generation.
Shikamaru taught me… that sometimes you even have to do the things that bother you the most.
Might Gai taught me… that it doesn’t matter what other people say about you.
Minato and kushina taught me… that parent’s love beat all else.
Sarutobi taught me… that problems should be solved with kindness rather than with violence.
Sasuke taught me… that you should not only dream about things but actually achieve them.
Itachi taught me that… sometimes you have to make sacrifices for the greater good.
Tsunade taught me… to never abandon the living for the dead.
Jiraya taught me… that you must never give up your faith in humanity and your hope of peace.
Obito taught me… that it is never too late to revert to the right way.
Madara taught me… that peace is no peace without freedom.
And Naruto… well, we all know that Naruto taught us a lot. but the most important thing is: no matter what happens in your life…

NEVER GIVE UP !!! BELIEVE IT!?

Jadi ingat berbagai peristiwa yg terjadi di sekitar kita. Setiap berita selalu ada 2 tanggapan, ada yg menanggapi positif dan ada yg menanggapi negatif. Parahnya bahkan sampai terjadi dikotomi dan labelisasi. Padahal itulah Rwa Bhinneda, selalu ada sisi positif dan sekaligus juga sisi negatif dari apa pun. Sekarang tergantung kita mau melihat sisi mananya, mau lihat sisi negatif sehingga perasaan dan pikiran kita jadi tercemar, atau melihat dari sisi positif sehingga kita bisa bahagia dan worry-free.

Sama spt Naruto, banyak yg tidak mau menonton atau mengijinkan anak2nya menonton Naruto. Kalau saya sih anak2 saya ajak nonton (sepanjang masih sesuai rating-nya) tentunya sambil didampingi untuk menjelaskan saat ada adegan yg tidak normal, dan setelah selesai menonton saya ajak diskusi untuk menggali pelajaran baik apa saja yg bisa kita ambil dari film tadi.

Pilihan hidup: selalu berpikir positif  🙂

Dosen Pintar nda Bisa Ngajar?

26 Senin Mar 2018

Posted by bogi in sosialita

≈ Tinggalkan komentar

Tag

9 jenis kecerdasan, dosen pintar, dosen tidak bisa mengajar, kecerdasan logis, kecerdasan verbal, kompetensi hobi bakat

Sejak jaman sekolah SMP, saya sudah mulai memperhatikan cara guru mengajar. Dan saat itu sudah timbul pertanyaan di benak saya, kenapa ada guru yg pintar mengajar dan ada juga guru yg nda bisa mengajar. Ternyata sampai sekarang pun setelah banyak baca2 buku tentang kecerdasan (intelligence) masih juga belum paham benar alasannya.

Ada rekan dosen yang saya sangat yakin beliau sangat pintar dalam memahami formulasi matematis tapi ternyata saat ngobrol dengan mahasiswa mereka pada nda ngerti beliau jelasin apa. Tapi ada juga rekan dosen yang saya anggap tidak superior dalam hal berpikir logis, ternyata mahasiswa pada berebut pingin masuk ke kelasnya karena katanya ngajarnya enak dan mudah diikuti.

Secara teori, ada 9 jenis kecerdasan (Wikipedia):

  1. Kecerdasan musikal, terkait dengan sensitivitas pada suara, ritme, nada, dan musik
  2. Kecerdasan visual, terkait dengan melakukan visualisasi atas apa yg pernah dilihat
  3. Kecerdasan verbal, terkait dengan penyusunan kata dan bahasa
  4. Kecerdasan logis, terkait dengan kemampuan berlogika, berabstraksi, dan mengambil kesimpulan
  5. Kecerdasan motorik, terkait dengan kemampuan mengontrol gerakan tubuh
  6. Kecerdasan sosial, terkait dengan kemampuan berinteraksi dan berempati dengan orang lain
  7. Kecerdasan pribadi, terkait dengan kemampuan mengeksplorasi dan menilai diri sendiri
  8. Kecerdasaran alam, terkait dengan kemampuan berinteraksi dengan alam flora dan fauna
  9. Kecerdasan eksistensi atau spiritual

Kalau melihat pembagian kecerdasan di atas, kecerdasan verbal dan kecerdasan logis memang berbeda. Jadi mungkin ini yg menyebabkan dosen pintar (cerdas logis) belum tentu pintar ngajar (yg membutuhkan cerdas verbal).

Tapi jika kecerdasan adalah bakat (baca “Antara Kompetensi Hobby dan Bakat“), kenapa ada dosen yg dulu saat mahasiswa sangat menonjol kecerdasan logisnya tapi tidak memiliki kecerdasan verbal (susah ngomong), sekarang setelah beberapa tahun menjadi dosen menujukkan kecerdasan verbal yg luar biasa (dosen fave karena pinter ngajar) tapi saat diskusi logika dan formula matematika terasa lola (loading lama) ya?

Teka-teki Anak-anak untuk Uji Logika

07 Kamis Des 2017

Posted by bogi in sosialita

≈ Tinggalkan komentar

Tag

joke, matematika, teka teki, uji logika

Kemarin malam sambil menemani anak2 bobo setelah sembahyang, untuk memancing anak2 mau bercerita tentang kejadian2 saat di sekolah, saya coba menghangatkan suasana dengan sedikit joke:

Papa: (dengan raut wajah serius dan sedikit tegang) Angga, Papa mau ngomong serius sama Angga!
Angga: (jadi ikut2an serius) iya Pa? kenapa Pa?
Papa: Serius
Angga: iya Pa, mau ngomong apa?
Papa: iya itu, Papa mau ngomong “S-E-R-I-U-S”
dan semuanya pun tertawa ngakak  😀

Setelah ngobrol tentang sekolah, Angga tiba2 berkata:

Angga: (dengan tampang sedih) Pa, Angga punya berita buruk dan berita baik. Papa mau denger yg mana dulu?
Papa: yang buruk dulu aja
Angga: berita buruknya, Angga lupa
Papa: lupa apa?
Angga: iya itu, Angga lupa apa berita buruknya (sambil nyengir)
Papa: (sambil tersenyum) trus berita baiknya apa?
Angga: berita baiknya, tidak ada berita buruk
dan semuanya tertawa kembali  😀

Setelah itu saya jadi teringat beberapa teka-teki masa anak2 jaman dulu yg sebenarnya juga menguji kemampuan logika dan matematika. Ini beberapa teka-teki anak2 jaman dulu yg hampir semua bisa dijawab oleh anak2:

  1. Q: Jika mama membutuhkan 1 menit untuk merebus 1 telor, berapa menit waktu yg dibutuhkan mama untuk merebus 3 telor?
    A: Kebanyakan anak2 akan menjawab 3 menit, tapi jawabannya adalah 1 menit juga karena 3 telor bisa direbus bersamaan
  2. Q: Seorang petani mengajak musang, ayam, dan beras untuk menyebrang sungai. Sayangnya perahu yg digunakan hanya bisa mengangkut 2 penumpang yg salah satunya adalah petani. Jika musang ditinggal berdua dgn ayam, maka musang akan memakan ayam. Jika ayam ditinggal berdua dgn beras, maka ayam akan memakan beras. Bagaimana urutan yg harus diseberangkan petani agar musang, ayam, dan beras sampai di seberang dgn selamat?
    A: pertama2 petani mengajak ayam menyeberang (musang tidak mau memakan beras). Lalu petani kembali dan menjemput musang untuk diseberangkan, tapi saat kembali untuk menjemput beras, petani mengajak ayam kembali ke lokasi awal. Lalu petani membawa beras ke seberang dan kembali lagi untuk menjemput ayam.
  3. Q: Ada sebuah bak mandi kosong yg volumenya sangat besar. Bak mandi ingin diisi dengan 4 liter air dengan menggunakan gayung A = 3 liter dan gayung B = 5 liter dengan sumber air dari keran. Bagaimana caranya mengisi 4 liter air dengan gayung A = 3 liter dan gayung B = 5 liter?
    A: pertama2 gayung A yg berisi 3 liter dituang ke bak mandi (sekarang bak mandi berisi 3 liter). Lalu gayung A yg berisi 3 liter dituang ke gayung B sehingga gayung B berisi 3 liter. Selanjutnya gayung A yg telah diisi penuh kembali (3 liter) dituang ke gayung B sampai gayung B penuh, dan karena gayung B sebelumnya telah berisi 2 liter maka hanya 2 liter dari gayung A yg bisa dituang ke gayung B, ini berarti gayung A akan tersisa 1 liter (3 liter dikurangi 2 liter). Terakhir isi gayung A yg 1 liter tersebut dituang ke bak mandi dituang ke bak mandi. Sekarang bak mandi telah berisi 4 liter air (3 liter + 1 liter). Bingung? Berikut gambarannya:
    A  B  bak
    3  0  0
    0  0  3
    3  0  3
    0  3  3
    3  3  3
    1  5  3
    0  5  4
  4. Q: Ada kolam berukuran 10m x 10m dan ditengahnya ada 1 daun teratai. Daun teratai berkembang dalam 1 hari menjadi 2 kali lipat. Jadi jika hari ini ada 4 daun teratai maka besoknya ada 8 daun teratai. Jika kolam menjadi penuh dengan daun teratai dalam 50 hari, maka pada hari keberapa kolam tersebut setengah penuh dengan daun teratai?
    A: karena formula perkembangannya adalah 2 kali lipat, berarti kolam setengah penuh dalam 49 hari (1 hari sebelum penuh)

Silahkan dicoba ditanyakan kepada anak2 🙂

Antara meminta mahasiswa mandiri dan segudang aturan

12 Kamis Okt 2017

Posted by bogi in sosialita

≈ Tinggalkan komentar

Tag

kehidupan kampus, mahasiswa manja, mahasiswa takut aturan, terlalu banyak aturan

rule #1 obey your master

Beberapa hari lalu di sebuah grup chat dosen (iya, dosen juga doyan ngerumpi lho, apalagi ngerumpiin mahasiswa 🙂 ), ada dosen yg mengeluhkan mahasiswa sekarang yang dianggapnya tidak mandiri. Dia membandingkannya dengan jaman dia menjadi mahasiswa, kalau dulu mahasiswa yg aktif mencari informasi ke berbagai sumber tapi sekarang mahasiswa maunya langsung nanya ke dosen. Misalnya untuk nanya “besok hari Senin harus pakai pakaian apa buat ujian?” mahasiswa langsung nanya ke dosen wali, padahal di aturan yg dikeluarkan oleh kampus sudah jelas yaitu pakai seragam. Tapi mahasiswa tetap berargumen “saya belum punya seragam karena selama ini tidak ada kuliah di hari Senin dan saat dicari ke koperasi katanya sudah habis stoknya”  🙂

Awalnya saya juga menyetujui pernyataan rekan dosen tersebut, karena saya sendiri sebagai dosen wali cukup banyak waktu yg dipakai untuk melayani pertanyaan dari mahasiswa wali. Pertanyaannya sangat beragam, mulai dari aturan berpakaian yg berlaku di kampus, aturan studi akademik di kampus, aturan perkuliahan di kampus, aturan kemahasiswaan di kampus, aturan beasiswa di kampus, sampai tanya2 tempat nongkrong yg asyik di Bandung  🙂

Pikiran saya baru tersentak ketika rekan dosen yg sama mengeluhkan mahasiswanya yg tidak disiplin, spt kehadiran di kelas yg terlambat, tidak mengucapkan salam pada dosen yg berpapasan, sampai pakaian yg tidak seragam.

Premise 1: Mahasiswa diminta untuk mandiri
Premise 2: Mahasiswa kuatir dengan aturan kampus yang sangat banyak
Premise 3: Mahasiswa tidak disiplin

Kalau dilihat dari 3 premise tsb, terlihat jika mahasiswa sebenarnya banyak bertanya tentang aturan karena takut tidak tau aturan mana yg dilanggar. Sebaliknya aturan kampus yang sangat banyak justru membuat mahasiswa menjadi tidak mandiri karena mereka diperlakukan sebagai objek yg patut dicurigai akan melanggar aturan dgn berbagai alasan  😀

kata kunci untuk teks kali ini adalah: fleksibel vs. rigid

Fleksibel berarti kita membuat aturan yang cukup memberi garis batas antara “boleh” dan “tidak boleh” namun masih banyak ruang bagi mahasiswa berkreasi dan berinovasi. Ambil contoh seragam, dari dulu memang kampus Telkom terkenal dengan seragamnya (dulu putih biru spt seragam SMP dan sekarang putih merah tua spt seragam…..). Jika aturannya menyebutkan “hari Senin wajib menggunakan seragam dengan atribut bebas rapi” maka mahasiswa bisa menambah dgn scarf atau sepatu warna untuk tampil modis. Contoh lainnya adalah syarat kehadiran di kelas minimal 75%, kurang dari angka tsb berarti tidak boleh mengikuti ujian akhir semester (UAS). Aturan ini memberikan persepsi pada mahasiswa bahwa mereka boleh “membolos” sebanyak 3x pertemuan. Andaikan aturannya dibuat menjadi “kehadiran di kelas disesuaikan dengan kemampuan setiap mahasiswa yang diukur oleh dosen” maka dosen bisa memberikan pre-test di awal kelas, jika memang mahasiswa-nya sudah menguasai materi, mereka bisa dipersilahkan untuk fokus ke mata kuliah lainnya.

Kita berharap mahasiswa bisa berkreasi dan berinovasi agar bisa mandiri dalam belajar dan melakukan penelitian, tapi di sisi lain kita membuat aturan yg memperlakukan mahasiswa sebagai robot dan membuat mahasiswa sulit untuk bergerak bebas  🙂

Jadi teringat dengan salah satu petuah dari senior yg saya hormati:
Jangan membuat aturan yg kita tidak bisa menjadi polisinya

Selamat belajar dan meneliti, semoga dengan aturan yg sedemikian banyak tetap tidak menghalangi semangat teman2 mahasiswa untuk berkreasi dan berinovasi.

Don’t Profile Me !

01 Jumat Sep 2017

Posted by bogi in Seputar IT, sosialita

≈ Tinggalkan komentar

Tag

chrome, google, internet user profile, no strings on me, privacy policy, say no to profiling, telegram

Google Privacy Policy

Telegram Privacy Policy

Pernahkah anda mengalami sedang browsing tentang suatu universitas, lalu seluruh iklan di berbagai website tiba2 menawarkan berbagai universitas dan beasiswa?

Pernahkah anda mengalami sedang membaca email penawaran tentang suatu properti, lalu seluruh iklan di berbagai website tiba2 menawarkan berbagai properti dan bank yg menawarkan pinjaman KPR?

Pernahkah anda mengalami sedang berada di suatu tempat, lalu ada notifikasi di hape anda untuk meminta anda memberi nilai pada tempat tsb?

Ketiga peristiwa tersebut menunjukkan bahwa ada gurita yang bernama Google sedang melakukan profiling terhadap anda. Profile berarti melakukan klasifikasi diri anda dan memasukkan anda pada suatu kategori tertentu. Tujuannya adalah untuk memberikan experience yg lebih mendekati anda, spt misalnya iklan yg ditawarkan sesuai dengan kebutuhan anda, informasi di suatu portal berita disesuaikan dengan kegemaran anda, rekomendasi atas suatu tempat disesuaikan dengan keinginan anda, dan lain sebagainya.

Bagi sebagian (besar) orang, hal ini menunjukkan dunia yang semakin terhubung dan semakin mendekatkan semua orang. Tapi sayangnya saya pribadi kok tidak suka ya di-profiling, seakan2 ada penguntit yg kepo ingin tau segala keinginan dan aktivitas saya  🙂

Berlebihan? mungkin saja  🙂

Tapi tetap saja saya ingin mengenal semua hal, menerima semua informasi tanpa filter, mencari tempat yg sesuai mood saya saat itu, dan menjadi bebas tanpa batas dan filter. Dan yang pasti, saya tidak mau ada mesin yg merasa mengenal saya, padahal manusia itu selalu berubah.

Maka dari itu, saya nda mau login di Chrome, tidak mau menerima cookies kecuali sangat terpaksa, selalu menghapus history browsing, tidak mau menyimpan credential di Chrome. Intinya selalu menjadi anonim di Internet agar tidak ada mesin yg bisa mengklasifikasikan saya. No strings on me

Dua gambar diatas memberikan penjelasan tentang aturan privacy, antara Google dan Telegram. I love Telegram  🙂

Beberapa tips untuk mahasiswa baru di Universitas Telkom

21 Senin Agu 2017

Posted by bogi in Dharma, sosialita

≈ 2 Komentar

Tag

kuliah, mahasiswa baru, tips kuliah, universitas telkom

sisfo universitas telkomSudah cukup lama juga mengajar di kampus ini, semenjak bernama STT Telkom (Sekolah Tinggi Teknologi Telkom), lalu berubah menjadi IT Telkom (Institut Teknologi Telkom), lalu sempat juga mengajar di saudara kembarnya IM Telkom (Institut Manajemen Telkom), dan sekarang bergabung menjadi Universitas Telkom. Tak terasa 18 tahun sudah melalui profesi dosen ini. Tak terasa sampai tadi siang saat di Jaya Plasa ketemu dengan mantan mahasiswa angkatan 2001 yg ternyata masih ingat dulu diajar mata kuliah Teknik Dijital oleh saya dan lulus dengan nilai B  🙂

Karena dulu sempat aktif di bagian IT, saya jadi mengerti proses bisnis di STT Telkom –> IT Telkom –> Universitas Telkom yang ternyata tidak banyak berubah. Jadi ingin berbagi beberapa tips untuk mahasiswa baru yg telah diterima untuk kuliah di kampus ini. Jangan lupa bahwa kuliah itu sangat berbeda dengan sekolah saat di SMA/SMK, karena saat kuliah anda sebagai mahasiswa ditantang untuk bisa mandiri. Anda dijamin tidak akan survive kalau anda mengandalkan orang lain (baik teman atau dosen) untuk memberikan informasi dan mengarahkan anda.

Berikut beberapa tips untuk survive di kampus:

  • Hal yg pertama harus anda pahami adalah aturan akademik. Ada beberapa aturan akademik yg harus diikuti, spt misalnya:
    • Aturan seragam. Setiap mahasiswa harus mengenakan kode etik berseragam yg telah disepakati (iya, dari dulu kampus ini terkenal dengan seragamnya). Tapi jangan kuatir, kalau dulu hanya boleh putih biru spt seragam SMP, sekarang sudah putih merah (untungnya beda warna dengan seragam SD), dan itu juga hanya untuk hari senin saja. Jangan lupa juga kalau masuk laboratorium untuk praktikum, maka anda harus pakai jas lab.
    • Aturan di kelas. Setiap mahasiswa harus hadir dengan melakukan presensi menggunakan KTM. Kehadiran minimal 75%, kurang dari itu maka anda tidak bisa mengikuti ujian akhir, yg berarti nilai anda tidak akan bisa keluar. Di luar dari aturan yg telah ditetapkan universitas, setiap dosen dapat menerapkan aturan tambahan spt misalnya toleransi keterlambatan. Aturan tiap dosen ini bisa berbeda2, mulai dari yg longgar sampai yg sangat ketat.
    • Masih banyak aturan akademik lainnya. Intinya, pastikan anda membaca aturan akademik yg diterbitkan dalam buku saku yg diberikan.
  • Selain aturan akademik, anda juga harus mengetahui aturan non akademik. Misalnya tata cara bersosialisasi dan bersikap di lingkungan kampus.
  • Hal berikutnya yg perlu diperhatikan adalah pengambilan mata kuliah. Kalau di sekolah anda mengambil mata pelajaran yg sudah dikemas dalam bentuk paket yg tidak bisa ditawar (harus diambil semua dan lulus), maka di kuliah anda bisa memilih mata kuliah yg ingin diambil. Bingung mengambil mata kuliah? nda usah kawatir karena untuk tahap 1 (tahun pertama kuliah, semester 1 dan semester 2), hampir seluruh proses registrasi dibantu oleh sistem (sisfo). Contohnya adalah mahasiswa tidak perlu memilih mata kuliah karena masih paket (sudah ditentukan oleh universitas, belum boleh mengambil diluar dari paket yg telah ditentukan). Bahkan “sertifikat” pengambilan mata kuliah yaitu KSM (Kartu Studi Mahasiswa) juga sudah diprint-kan oleh sistem. Namun ini hanya berlaku untuk tahap 1 saja. Untuk tahap berikutnya, anda sendiri yg harus menginput mata kuliah yg ingin di ambil, jangan lupa, jumlah kelas yg disediakan terbatas jadi ada beberapa kelas mata kuliah yg rebutan. Setelah memilih mata kuliah yg ingin diambil, lapor ke dosen wali untuk minta approval. Setelah diapprove, segera cetak KSM agar nama anda sbg mahasiswa terdaftar di kelas mata kuliah tsb.
  • Sebelum memulai kuliah, pastikan nama anda ada di setiap mata kuliah paket dengan cara masuk ke aplikasi akademik yg bernama iGracias. Jika nama anda tidak ada di kelas mata kuliah tsb, maka segera datang ke sisfo untuk klarifikasi. Bukti bahwa anda telah terdaftar di suatu mata kuliah adalah KSM. Tanpa KSM anda belum resmi menjadi mahasiswa di kelas tersebut.
  • Jika ada masalah dengan KTM (misal: KTM tidak terbaca oleh RFID reader yg mestinya berbunyi bip-bip yg berarti okay) segera lapor ke sisfo untuk dicek validitas KTM tsb. Jangan lupa bahwa data dari RFID reader di tiap kelas, akan disimpan di server staging, jadi tidak langsung masuk ke iGracias. Jadi meskipun oleh karena satu dan lain hal presensi anda ditolak oleh iGracias, data presensi anda tetap tersimpan di server staging tsb untuk dapat digunakan suatu waktu. Foto di atas adalah lokasi sisfo yg perlu anda kunjungi jika ada masalah dengan kesisteman IT atau sekedar mencari aplikasi legal spt Microsoft Office
  • Jangan lupa untuk ikut aktif dalam organisasi kemahasiswaan, karena tidak hanya prestasi akademik anda saja yg akan dibuatkan “rapor” transkrip, namun juga setiap kegiatan sosial akan dibuatkan dalam transkrip tambahan yg bernama TAK (transkrip aktivitas kemahasiswaan) sebagai bukti softskill anda selama berkuliah di kampus ini
  • Jangan malu, sering2 bertanya pada senior untuk mendapatkan pengalaman berharga dari mereka. Sekaligus untuk mendapatkan informasi terkait fasilitas2 yg ada di kampus.
  • Jangan terlena dengan kuliah, temukan passion anda untuk menentukan lab mana yg akan anda ikuti di semester 3. Karena setiap lab punya roadmap riset penelitian masing2. Pastikan anda bergabung dengan lab yg sesuai passion anda, karena ini sangat menentukan masa depan anda setelah lulus.
  • Perkuliahan di kampus berbeda dengan di SMA/SMK. Di kampus ada hari2 tertentu anda akan pontang-panting kuliah, tapi ada juga hari2 yg anda bisa bernafas sedikit lega karena tidak ada kuliah.
  • Pastikan anda menjaga kesehatan, karena kehadiran di kelas minimal 75%. Kurang dari itu maka anda tidak berhak ikut ujian akhir yg berarti nilai anda akan menggantung. Surat sakit dari dokter akan tetap dianggap tidak hadir di kelas, kecuali surat rawat inap dari rumah sakit.
  • Pertemuan pertama dg dosen di suatu mata kuliah adalah saat yg sangat penting. Karena anda jadi bisa mengenali karakteristik dosen tsb. Ada dosen yg cukup santai dengan aturan (misalnya tidak apa2 datang terlambat) tapi juga ada dosen yg sangat tertib dengan aturan. Ada dosen yg textbook sehingga banyak menulis (kembali) isi buku yg dijadikan referensi, namun ada dosen yg dgn modal 5 slide tapi bisa ngomong 3 jam tanpa henti. Mengenali dosen sangat penting, karena akan menjadi bahan strategi anda dalam mengikuti kuliahnya, spt “apakah perlu mencatat semua omongannya atau cukup mendengarkan saja?”, “apakah perlu banyak bertanya di kelas atau cukup pasif mendengarkan saja?”
  • Dan yg terakhir, setelah nilai keluar, jangan lupa untuk mengisi feedback dosen di iGracias dengan sejujur2nya, agar universitas bisa mengevaluasi kinerja dosen. Jika dosen tetap memiliki kinerja buruk maka akan diberi teguran dan jika dosen tamu yg memiliki kinerja buruk maka tidak akan dipakai lagi di semester berikutnya.

 

Selamat menjalankan kuliah di kampus Universitas Telkom  🙂

Jangan lupa, kita kuliah untuk mendapatkan ilmu, bukan semata2 mencari nilai. Dan ilmu yg baik adalah ilmu yg diaplikasikan untuk kebaikan orang lain  🙂

Antara Proses dan Hasil, Lebih Penting Mana?

17 Kamis Agu 2017

Posted by bogi in Dharma, sosialita

≈ Tinggalkan komentar

Tag

lebih hargai proses, proses dan hasil, rangking, sekolah untuk bersosialisasi, sekolah untuk mencari teman

komplek sekolah santo aloysius

Hari ini Hari Kemerdekaan negara tercinta, Republik Indonesia !

Seperti biasa, anak2 melakukan upacara bendera dari pukul 07.30, dan saya berkesempatan menjemput anak2 yg pulang pukul 09.00 pagi. Mengantri dengan para ibu2 (cuma ada sedikit bapak2) yg menunggu anak2nya di pintu gerbang sekolah. Satu demi satu anak2 berhamburan keluar dari pintu gerbang, dan sebagian besar langsung menghambur ke pelukan orang tua-nya (masih anak SD kok 🙂 )

Kepada orang tua-nya, mereka bercerita kalau di sekolah ada perlombaan. Ada lomba menangkap ikan, memindahkan ikan, dan banyak lagi permainan seru lainnya.

Namun meskipun jenis perlombaannya banyak, tanggapan orang tua ternyata seragam:

“Dapat juara nda?” atau “Dapat juara berapa?”

Sepertinya cuma saya yg menanggapi dengan:

“Seru nda lombanya?”

Dan anak saya pun dengan seru bercerita tentang bagaimana dia dan teman2nya menangkap ikan dgn sendok nasi dan membawanya ke tempat lain. Bahkan ceritanya belum selesai juga meskipun sudah sampai rumah  🙂

Baru sesampai di rumah saya menyadari perbedaan tanggapan saya dengan orang tua lainnya. Mereka menanyakan hasil, sementara saya menanyakan proses. Saya juga mengapresiasi SD St. Aloysius yg mulai tahun ini sudah tidak lagi menerapkan sistem rangking pada murid2nya. Lega juga, karena selama ini saya juga nda pernah meminta anak2 saya untuk mengejar rangking, tapi kalau itu yg mereka cari ya silahkan tapi mau dapat rangking 3 besar atau 3 kecil, saya berjanji untuk selalu tersenyum bangga pada mereka.

Karena yg terpenting di sekolah mereka harus belajar bersosialisasi, berteman, dan berbuat baik pada semua orang.

Dirgahayu Republik Indonesia, semoga kita semua memilih untuk berbahagia.

Pranayama, Teknik Pernafasan yang Sangat Berguna

08 Selasa Agu 2017

Posted by bogi in Dharma, sosialita

≈ Tinggalkan komentar

Tag

ang ung mang, gunung batur, pengaturan nafas, pranayama, yoga

​

Pernah nonton film Incredible Hulk? Dalam suatu adegan, Bruce Banner berlatih teknik pernafasan untuk mengontrol emosi agar tidak berubah menjadi Hulk. Teknik pernafasan tersebut bersumber pada Pranayama (https://en.wikipedia.org/wiki/Pranayama) dimana Prana berarti kekuatan kehidupan (nafas) dan Ayama berarti mengatur.

Pranayama menjadi pondasi dasar saat melakukan Yoga, dimana sebelum memulai, selama melakukan, dan saat mengakhiri Yoga selalu diikuti dengan pengaturan nafas. Pengaturan nafas pada Pranayama dapat dilihat dari aspek waktu (timing, atau kapan menarik nafas dan berapa lama, kapan menahan nafas dan berapa lama, dan kapan menghembuskan nafas dan berapa lama) dan aspek ruang (space, atau lewat mana menarik dan mengeluarkan nafas, termasuk juga bagian badan mana (paru-paru atau perut) yg digunakan untuk menarik nafas).

Teknik Pranayama yg biasa saya pakai (karena paling sederhana) adalah menarik nafas dengan cepat (bisa pilih lewat salah satu lubang hidung), tahan nafas sekitar 3 detik, lalu hembuskan nafas lewat mulut dengan sangat perlahan. Hal ini diulang2 terus sampai badan terasa segar dan pikiran menjadi tenang. Jika dirasa lebih nyaman, bisa diiringi dengan mantram “Om Ang Namah” saat menarik nafas, “Om Ung Namah” saat menahan nafas, dan “Om Mang Namah” saat menghembuskan nafas.

Foto di atas diambil saat saya melakukan Pranayama di puncak Gunung Batur di Bali, udara yg bersih dan segar (sekaligus dingin) dan diterpa sinar matahari pagi, sungguh membuat badan dan pikiran menjadi fresh kembali  🙂

Jadi pingin balik lagi ke sana, apalagi sekarang sudah ada jalan setapaknya yg mudah untuk dilalui oleh pemula. Tidak seperti 30 tahun lalu saat mendaki Gunung Batur masih seperti wall climbing karena harus berpegangan di batu2 karang yg tajam.

← Older posts
Newer posts →

Berlangganan

  • Entries (RSS)
  • Comments (RSS)

Arsip

  • Desember 2020
  • Juni 2020
  • April 2020
  • Februari 2020
  • Oktober 2019
  • Maret 2019
  • Februari 2019
  • Januari 2019
  • November 2018
  • Oktober 2018
  • Agustus 2018
  • Juni 2018
  • Maret 2018
  • Februari 2018
  • Desember 2017
  • November 2017
  • Oktober 2017
  • September 2017
  • Agustus 2017
  • Juli 2017
  • Juni 2017
  • Mei 2017
  • April 2017
  • Maret 2017
  • Februari 2017
  • Januari 2017
  • Desember 2016
  • November 2016
  • Oktober 2016
  • September 2016
  • Agustus 2016
  • Mei 2016
  • April 2016
  • Januari 2016
  • Desember 2015
  • November 2015
  • November 2014
  • Oktober 2014
  • September 2014
  • Agustus 2014
  • Juni 2013
  • Mei 2013
  • April 2013
  • Februari 2013
  • Januari 2013
  • November 2012
  • Maret 2012
  • November 2011
  • Oktober 2011
  • Agustus 2011
  • Juli 2011
  • Juni 2011

Kategori

  • Dharma
  • Materi Ajar
    • Artificial Intelligence
    • IT audit
    • microprocessor
    • Multimedia System
  • Seputar IT
    • FreeBSD
    • OSS
  • sosialita
  • Teknologi
  • Uncategorized

Meta

  • Daftar
  • Masuk

Blog di WordPress.com.

Batal