
taken from Wikipedia https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/59/SAP_2011_logo.svg/200px-SAP_2011_logo.svg.png
Nda kerasa sudah cukup lama juga nda menulis di blog ini. Sebulan lebih 🙂
Sebulan ini memang lagi banyak dokumen yg harus diselesaikan, salah satunya dokumen rekomendasi utilisasi SAP berbasis cloud. Jadi kali ini mau coba sharing tentang SAP berbasis cloud.
SAP adalah produk software dari SAP SE, sebuah perusahaan yg berlokasi di Jerman. SAP kepanjangan dari Systeme, Anwendungen und Produkte in der Datenverarbeitung, atau jika di-Inggris-kan menjadi Systems, Applications & Products in Data Processing. Tapi apa bedanya SAP dengan aplikasi lainnya?
Bagi yg pernah bekerja di bidang IT atau pernah terlibat dalam proses pengadaan suatu layanan berbasis software, tentu mengetahui adanya fase pemilihan teknologi yang akan digunakan. Saat memilih teknologi, tentunya ada pertimbangan seperti misalnya apakah mau menggunakan in-house (bikin sendiri atau minta dibuatkan mitra) atau menggunakan off-the-shelf (aplikasi yg sudah jadi dan tinggal pakai).
SAP termasuk aplikasi off-the shelf yang bermain di level proses bisnis. Dalam artian, proses bisnis apa pun yang digunakan di perusahaan anda, SAP akan bisa mengakomodasinya. Hal ini memberikan beberapa keuntungan:
- Para pengambil keputusan bisa fokus pada pengembangan proses bisnis yang lebih efektif dan efisien ketimbang fokus pada pengembangan layanan IT yang akan mendukungnya. Hal ini karena perubahan pada proses bisnis akan dapat dengan mudah diterapkan di SAP, sehingga idealnya perubahan proses bisnis hari ini dapat diterapkan di SAP pada hari yang sama.
- Kredibilitas perusahaan anda akan jauh meningkat, karena para auditor sangat menyukai SAP karena seluruh integritas data-nya sangat terjamin. Dalam artian tidak akan ada yg bisa merubah2 data untuk menyesuaikan dengan audit.
Sounds very good? Namun seperti halnya mata uang yang memiliki 2 sisi, ada beberapa pertimbangan yang harus diperiksa sebelum memutuskan menggunakan SAP, seperti misalnya:
- Jika proses bisnis di perusahaan anda belum dewasa (mature), yg berarti sangat sering berubah, hal ini akan menyulitkan implementasinya di SAP. Sebagai contoh, kemarin proses bisnis yg berlaku adalah A –> B –> C, ingin disederhanakan menjadi A–> C. Sesaat setelah proses bisnis ini diubah, baru disadari bahwa banyak transaksi yg sedang dalam tahapan B. Karena tahapan B sudah hilang, maka transaksi tersebut tidak bisa dilanjutkan, yg berarti harus dibikin ulang mulai dari tahapan A.
- Biaya implementasi SAP cukup tinggi, karena membutuhkan dukungan hardware yang benar2 high end dan kapasitas yang sangat besar. Misalnya untuk RAM dibutuhkan minimal 32GB untuk mesin training (kebayang berapa minimal RAM untuk mesin produksi)
- Biaya operasional SAP cukup tinggi, karena kebanyakan berbasis lisensi (misalnya untuk profesional user biayanya di angka belasan juta per user per tahun)
Karena biaya yg mahal, makanya saat ini banyak yg menawarkan layanan pemakaian SAP berbasis komputasi awan (cloud-based), sehingga team IT di perusahaan tidak perlu pusing mengelola hardware yang canggih (baca: mahal).
Bahkan saat ini sudah ada yg menawarkan layanan pemakaian SAP berbasis Managed Service, yg berarti aplikasi SAP bisa kita gunakan dalam bentuk SaaS dan seluruh operasional dan maintenance-nya diserahkan ke pihak ketiga.
Tertarik menggunakan SAP?