Daftar Penelitian NYB

Istimewa

Tag

, , , , , , ,

Untuk mahasiswa yang ingin mengikuti penelitian saya, berikut beberapa track yang sedang saya dalami:
1. Smart Greenbox, membuat sebuah mini greenhouse di mana para hobbyist bisa menanam berbagai jenis tanaman hortikultura spt cabe, sawi, selada, dll.
2. Smart Home Automation, membuat sistem otomasi peralatan listrik di rumah yang terdiri dari web apps, smartphone apps, smart plug, smart lamp socket, dan pengontrol utama.
3. Smart Home Security, membuat sistem keamanan rumah yang terdiri dari web apps, smartphone apps, detektor, smart lock, dan sirine.
4. Swarm Drone (Internet of Drone Thing), membuat sistem kordinasi swarm drone untuk membentuk sebuah jejaring autonomous.
5. Smart Parking, membuar sistem pengelolaan parkir yang terdiri dari web apps, smartphone apps, gate masuk, gate keluar, payment gateway, dan detektor slot parkir.
6. Smart Security-in-a-Box, membuat perangkat IPS (Intrusion Prevention System) yang diperkuat dengan Machine Learning.
7. Ubiquitous Autonomous CCTV, membuat perangkat autonomous CCTV yang tersebar merata untuk Smart City dan bisa saling berkomunikasi untuk kordinasi.

Sementara untuk pengelolaan pencangkokan knowledge, berikut beberapa aturan yang saya berlakukan:
1. Saat mahasiswa sedang mengerjakan Tugas Akhir (TA) pada salah satu track penelitian saya tersebut, ybs harus merekrut 1 atau lebih mahasiswa lainnya yg sedang mencari topik TA (sedang menyusun proposal TA), jadi yg mencari penerusnya adalah mahasiswa yg sedang TA tsb
2. Saat mahasiswa sedang mengerjakan Tugas Akhir (TA) pada salah satu track penelitian saya tersebut, maka yg sedang mengambil proposal akan menemani dan membantu sambil mencari peluang enhancement dari alat tersebut
3. Setelah mahasiswa proposal menemukan apa yang bisa di-enhance dari alat tersebut, silahkan berdiskusi dengan saya untuk menguji kemungkinannya dan lalu menentukan cakupan (kedalaman dan keluasan) dari penelitian yang akan dilakukan (apakah bisa diselesaikan dalam waktu kurang dari 6 bulan atau tidak)

Ilustrasi berikut bisa membantu menggambarkan 3 aturan di atas:

Kesimpulan:
Jadi untuk bisa masuk ke dalam track penelitian saya, anda harus melalui langkah2 berikut:
1. mencari terlebih dahulu mahasiswa yg ada di track tersebut
2. lalu berdiskusi dengan mahasiswa senior anda tsb untuk mencari apa yang bisa di-enhance di track tersebut
3. setelah menemukan apa yang bisa di-enhance lalu didiskusikan dengan saya
4. setelah topik kita sepakati, baru bisa masuk ke grup penelitian saya (berarti jadi bimbingan saya dan kita sama-sama belajar dan mengembangkan alat2 tersebut)

Selamat meneliti πŸ™‚

Pengabdian Masyarakat Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom

Tag

, , , ,

Abdimas FTE Telkom University 2022

Indonesia memiliki banyak sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan dengan bijak untuk menjaga ekosistem lingkungan dan mendukung keberlangsungan ekonomi. Salah satunya adalah pengelolaan sampah organik. Pertanian di Indonesia, khususnya di Kabupaten Jembrana, Bali semakin ketergantungan menggunakan pupuk anorganik yang dirasa lebih instan dalam pemeliharaan tanaman. Namun hal ini dirasa memiliki dampak yang kurang baik bagi kualitas hasil panen karena mengandung bahan kimia.

Para petani sepakat untuk mendaur ulang segala jenis tanaman organik yang kemudian akan diolah menjadi kompos. Perlengkapan yang di butuhkan perlu dilengkapi dengan alat yang berbasis IoT yaitu kompos meter. Kompos meter berfungsi untuk mengukur pH, humidity, dan temperatur di dalam box komposter yang kemudian hasil pengukuran ersebut akan dikirimkan ke IoT Cloud untuk dimonitoring.

Pemberian bantuan berupa peralatan pembuatan kompos organik yang dilengkapi dengan kompos meter yang berbasis IoT sangat dibutuhkan oleh kelompok tani β€œSari Karya” untuk mengolah sampah organik menjadi kompos organik. Oleh karena itu tim pengabdian masyarakat akan memberikan bantuan berupa peralatan pembuatan kompos organik yang dilengkapi dengan kompos meter.

Seluruh hasil dari pengukuran monitoring selama proses pembuatan kompos ini dikirim dan ditayangkan pada platform IoT Cloud Google Firebase yang untuk kedepannya bisa dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan Machine Learning. Diharapkan dari model klasifikasi yang diperoleh dari Machine Learning dapat membantu proses pembuatan kompos yang lebih optimal.

Bagaimana Cara Mengukur QoS di IoT?

Tag

, , , , ,

QoS (Quality of Service) perlu diukur untuk mengetahui kinerja layanan (siapa tau sudah mepet dg SLA) maupun kinerja perangkat (siapa tau sudah perlu diganti). Tapi gimana caranya ngukur QoS? Karena masih banyak yg belum memahami konsep jaringan komunikasi data sehingga hasil pengukuran QoS yg didapat juga ikut2an salah.

Tergantung kebutuhan, QoS biasanya mengukur kinerja waktu, mencakup delay (baik yg 1-trip atau round-trip-time) dan jitter (variasi delay), dan juga mengukur speed, mencakup throughput. goodput, packet loss, bandwidth, dll.

Untuk bisa mengukur QoS, kita harus paham bahwa mengukur QoS berarti mengukur paket data yg ditransaksikan. Ini berarti kita harus bisa “menangkap” paket yang ditransaksikan tersebut. Nah, untuk bisa menangkap paket, kita perlu tool Packet Capture (pcap) yg sesuai, dan yg paling sering dipakai adalah Wireshark. Sedikti catatan, sebenarnya Wireshark hanya memvisualkan paket2 yg dicapture oleh tool packet capture yg bekerja menangkap semua paket yg melewati network card (NIC) kita.

Transaksi data berdasarkan 7 layer OSI

Dari gambar di atas, karena paket data dikirimkan dari app-layer di Client, dibaca oleh Router sampai net-layer, diteruskan untuk dibaca oleh app-layer di Server, maka kita bisa menangkap paket datanya menggunakan Wireshark di Client, di Router, atau di Server.

Sniffing?

Jadi kalau topologinya spt diatas, B (secara normal) tidak akan bisa menangkap paket data yg dikirimkan dari A ke Server, karena paket datanya tidak melewati B.

[IoT]: Sensor – IoT Device – Data Link Layer (WiFi) – Access Point (WiFi Router) – PC Router (Wireshark) – Server

Topologi di dunia IoT mirip dengan konsep Client-Server, ada yg mengirim data dan ada yg menerima data. Hanya saja yang mengirim data adalah IoT Device via (misalnya) WiFi, lalu oleh WiFi Router datanya dikirimkan ke Server (IoT Platform, misalnya Firebase). Agar data yg dikirimkan bisa ditangkap, maka kita harus meletakkan tambahan 1 node di jalur yang dilewati oleh data tsb. Karenanya kita bisa menambahkan 1 node yaitu PC Router yg kita install Wireshark di antara WiFi Router dan Internet.

Jadi untuk mengukur QoS di IoT, topologinya bisa seperti gambar di atas.

Lalu gimana caranya menggunakan Wireshark untuk mengukur QoS (delay, jitter, throughput, goodput, dll) ?
Yah ini sih panjang banget jelasinnya, jadi next article aja ya. Tapi banyak kok video2 di Youtube yg menjelaskan cara menggunakan Wireshark untuk mengukur QoS.

Bagaimana Cara Menjadi Nomor 1 di Google Search Engine?

Tag

, , ,

Banyak bisnis yang ingin muncul di halaman pertama Google Search Engine. Kenapa? Karena kita ingin pelanggan mengunjungi dan melakukan pembelian. Banyak tips dan trick untuk melakukan itu, dan dikumpulkan menjadi teori SEO (Search Engine Optimimzation), bahkan di beberapa kampus memberikan mata kuliah khusus untuk ini.

Beberapa contoh hasil query Itenas ini bisa menggambarkan hal tsb:

Teori SEO hanya bisa menduga2 cara kerja Google Search Engine dengan algoritma “Page Rank”-nya. Beberapa komponen di bahas di SEO, spt misalnya:

  1. Bagaimana memilih judul Post yang menarik
  2. Bagaimana menentukan tag / keyword
  3. Bagaimana menentukan 20 kata pertama dari Post
  4. Bagaimana menggunakan Excerpt
  5. Apa pengaruh link (backlink, forward link, maupun interlink)
  6. Bagaimana mempertahankan pengunjung tetap ada di website kita

Contoh di atas membuat backlink untuk Itenas, Institut Teknologi Nasional Bandung, sekedar untuk membuktikan bahwa backlink ini akan muncul di Google Search Engine.

Dokumen terkait SEO bisa diunduh di sini: https://blog.itenas.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Search-Engine-Optimization-v2-sent.pdf

Abstrak Paper, Etalase Karya Tulis Kita

Tag

,

Hari ini ada mahasiswa yg mengajukan proposal Tugas Akhir, tapi hanya bab 1. Saat ditanya “Di mana abstraknya?”, jawabannya “nanti pak, terakhir, setelah penelitian selesai dilakukan”.

Tergelitik dengan jawabannya, maka saya tanya kembali: “kalau abstrak dibuat setelah penelitian selesai dilakukan, kenapa di buku ditempatkan di awal sebelum bab 1? kan seharusnya jadi di akhir, setelah kesimpulan”. Sayangnya diskusi tidak berlanjut karena dosennya sendiri yang menyuruh menulis abstrak-nya di terakhir saja, jadi ya udah deh, ngikut aja.

Jadi teringat tulisan lama saya tentang Struktur Penulisan Karya Tulis Ilmiah yang menyebutkan bahwa abstrak ditulis sebelum Pendahuluan (Introduction).

Sebenarnya abstrak adalah etalase karya tulis kita, karena di abstrak lah kita harus menuliskan minimal 3 komponen penelitian kita, yaitu (1) problem, (2) proposed solution, dan (3) method. Ketiga komponen tersebut sebaiknya ditulis dalam paragraf yg berbeda, sehingga abstrak terdiri dari minimal 3 paragraf. Hal ini bisa dilihat di tulisan saya sebelumnya tentang Memilih Judul Penelitian.

Kenapa ada frasa “minimal”? Karena penulis bisa menambahkan paragraf 0, yaitu untuk menceritakan latar belakang untuk mengarahkan pentingnya penelitian ini dilakukan.

Selain itu 3 komponen tersebut wajib ada saat masih tahap proposal. Jika sudah menjadi laporan akhir (buku TA atau paper), ada tambahan komponen ke-4, yaitu hasil pengujian dengan method di nomor 3. Jadi abstrak di laporan akhir terdiri dari minimal 4 komponen yg biasanya ditulis dalam 4 paragraf.

Berikut contoh isi abstrak suatu penelitian di bidang IoT:

[Paragraf 0: latar belakang] Internet of Things (IoT) telah menjadi suatu kewajaran di semua bidang kehidupan. Sesuai hasil survey dari ….. saat ini telah terpasang sebanyak 14 milyar perangkat IoT yang digunakan untuk berbagai aspek, seperti …….

[Paragraf 1: problem] Pada penelitian sebelumnya, perangkat IoT untuk pengambilan gambar secara otonom untuk cakupan smart city masih memiliki kelemahan yaitu konsumsi daya yang tinggi sehingga saat perangkat menggunakan batere sebagai sumber tenaganya, batere habis hanya dalam waktu 1 hari.

[Paragraf 2: proposed solution] Untuk menjawab masalah yang terdapat pada perangkat IoT tersebut, penelitian ini menggunakan mikrokontroler ATMega328P yang sesuai data spesifikasinya memiliki konsumsi daya yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan development board Arduino Uno yang digunakan pada penelitian sebelumnya tersebut.

[Paragraf 3: method] Untuk memastikan bahawa penggunaan mikrokontroler ATMega328P menghasilkan suatu perangkat IoT yang berkonsumsi daya rendah, sistem akan diuji dengan 3 parameter, yaitu ……. Parameter pertama akan diuji dengan skenario pengujian …….

[Paragraf 4: result] Dari hasil pengukuran, didapat bahwa penggunaan mikrokontroler ATMega328P hanya membutuhkan konsumsi daya 15% dibandingkan perangkat IoT sebelumnya, dengan parameter 1……

Semoga contoh di atas bisa lebih menjelaskan seperti apa abstrak itu.

Selamat menulis πŸ™‚

Apa Bedanya Akurasi dan Presisi?

Tag

, , , ,

Sering banget dapat pertanyaan dari bimbingan skripsi, “Pak, berapa kali kita harus mengukurnya?” Dan selalu saya jawab, “Pertanyaannya bukan berapa kali, tapi seberapa tinggi tingkat kepercayaan atas hasil ukur yang ingin kita laporkan”. Nah dari sini lah selalu balik lagi menjelaskan tentang akurasi dan presisi.

Keduanya (akurasi dan presisi) menunjukkan tingkat kepercayaan kita terhadap hasil pengukuran yang kita dapatkan. Akurasi berarti hasil pengukuran kita sudah sesuai standar, berarti dibandingkan dengan alat ukur lainnya yang sudah distandarisasi atau ditera. Presisi berarti hasil pengukuran kita mengerucut ke suatu angka tertentu (hasil pengukurannya berkisar di angka2 tertentu).

Dari gambar di atas (gambar bintang menunjukkan hasil dari 1x pengukuran), terlihat ada 4 kemungkinan yang bisa diambil dari hasil pengukuran kita:

  1. akurasi rendah dan presisi rendah
  2. akurasi tinggi dan presisi rendah
  3. akurasi rendah dan presisi tinggi
  4. akurasi tinggi dan presisi tinggi

Berikut contoh dengan Microsoft Excel hasil dari 4 kategori tersebut:

Hasil pengukuran A menghasilkan nilai rata2 yang jauh dari hasil termometer (akurasi rendah) dan dengan nilai deviasi (rentang sebaran angka) yg tinggi (presisi rendah, angka hasil ukur menyebar, tidak mengerucut ke suatu angka). Hasil pengukuran B menghasilkan nilai rata2 yg sangat dekat dengan hasil termometer (akurasi tinggi) namun dengan nilai deviasi yg tinggi (presisi rendah)

Intinya kita mencari hasil pengukuran yg memberikan akurasi tinggi dan juga presisi tinggi, sehingga kita bisa yakin bahwa hasil pengukuran kita sudah benar. Jadi pertanyaannya bukan “berapa kali kita harus mengukur?”, tapi “seberapa percaya kita dengan hasil ukur tersebut?”. Dan tingkat kepercayaan kita atas hasil ukur ditunjukkan dengan akurasi dan presisi yg tinggi.

Jadi nda masalah hanya mengukur sebanyak 5x, sepanjang hasilnya memberikan akurasi dan presisi yg tinggi. Tapi ya nda bisa juga cuma ngukur 1x, karena kalau hanya ngukur 1x ya jadi nda bisa ngukur deviasi (i.e. nda bisa menghasilkan laporan nilai tingkat presisinya) πŸ˜€

Emang Bayar Pakai Daun?

Tag

, ,

Sudah beberapa bulan ini harga beberapa tanaman hias melonjak tinggi, bahkan sampai puluhan juta. Tapi ternyata pemicu naik harga bukan karena orang tiba2 jadi hobby tanaman, tapi memang ada beberapa jenis yg memang langka lalu ada yg posting dan spt biasa netijen jadi rame 😁

Saya juga suka tanaman sih, tapi lebih suka yg produktif (bisa menghasilkan buah atau bunga). Ada beberapa koleksi anggrek hasil beli di Chatuchak Market tahun 2007, tapi yg tersisa hanya cattleya putih yg rajin berbunga dan 1 lagi yg akhirnya berbunga lagi (nda tau jenisnya apa).

Kalau tanaman hias daun, istri yang suka. Ada monstera king, aloksia, keris, marble, keladi army, lipstik, dan buanyak lagi jenisnya. Tapi semuanya masih kecil2, karena memang istri ingin merawat dari sejak kecil. Harganya? gratis 🀣

Kok bisa gratis? soalnya itu milik petani yang memang sengaja saya pinjam tanamannya sampai ada anakannya, lalu anakannya saya ambil dan tanamannya saya kembalikan

Contohnya tanaman lipstik di atas, saat saya terima hanya ada 2 daun. Tapi setelah 2 bulan sekarang sudah jadi 4 lembar daun. Katanya yg ini lumayan mahal, harganya dihitung per daun πŸ˜‹

Senang aja sih kalau tanaman2 jadi naik kelas gini, setidaknya bisa buat tambahan penghasilan para petani.

Apa Saja Pekerjaan Masa Depan?

Tag

, , ,

Tiap kali mengisi training atau workshop, yang paling sering ditanyakan oleh peserta adalah “apakah yg saya pelajari ini bisa terpakai di dunia kerja?” dan “bagaimana prospek topik ini terkait peluang kerja dan gajinya?”

Kebetulan hari ini mengisi workshop tentang Big Data. Serangkaian dengan RPA (Robotic Process Automation) dan Cybersecurity. Kenapa 3 topik ini yg dibahas di workshop? Karena memang 3 topik ini yang sedang booming dan kedepannya sangat dibutuhkan di dunia kerja.

Diskusi Big Data kali ini hanya berdurasi 1 jam, jadi sangat mepet jika harus hands-on (peserta mengikuti step-by-step materinya). Akhirnya yang bisa diberikan hanya demo, yaitu menjelaskan cara kerja ANN (Artificial Neural Network) dengan menggunakan Microsoft Excel dan Octave-Online.net sampai mendapatkan model yang diinginkan. Kemudian dilanjutkan dengan berbagai platform yang menjual model yang sudah siap pakai, seperti Google Vision dan Microsoft Azure ML, sehingga kita tidak perlu lagi melalui fase training (mengajar machine learning untuk mendapatkan model yg bisa memahami data input) tapi langsung ke fase testing.

Selanjutnya didemokan juga penggunaan Weka untuk memberikan rekomendasi dan membangun Decision Tree dengan menggunakan bmw-browser.arff dan weather-nominal.arff, untuk menggambarkan aplikasi dari machine learning. Baru setelah itu diskusi mengarah ke penggunaan TensorFlow dan Google CoLab untuk membangun aplikasi untuk Sentiment Analysis dengan menggunakan built-in datanya.

Semoga materinya bermanfaat ya πŸ™‚

Online Training CCNA: Introduction to Networks di Indonesia

Tag

, , , ,

Yuk ikutan online training dan juga ujian sertifikasi CCNA: Introduction to Network. Laboratorium MBC (Multimedia – BIG Data – Cybersecurity) di bawahΒ Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom bekerja sama dengan Cisco Networking Academy (NetAcad) menyelenggarakan training dan ujian sertifikasi CCNA7.

Disclaimer:
CCNA dari Cisco NetAcad berbeda dengan CCNA untuk profesional karena yang ini khusus diberikan untuk siswa/mahasiswa di suatu institusi pendidikan. Training CCNA dari Cisco NetAcad ini terdiri dari 3 level dan training ini mengajarkan Level 1:
Level 1. Introduction to Networks
Level 2. Switching, Routing, and Wireless Essentials
Level 3. Enterprise Networking, Security, and Automation

Meskipun sertifikatnya berasal dari Cisco Networking Academy, namun materinya sangat mirip dengan materi CCNA untuk Profesional yang mencakup 3 level di atas. Jadi bisa dibilang kalau mengikuti training ini, kita sudah menguasai 1/3 dari materi untuk bisa mengikuti ujian sertifikasi CCNA untuk profesional.

Berikut adalah jadwal training batch 1 CCNA: Introduction to Networks:
22-24 Juni: Modules 1-3 Basic Network Connectivity and Communications
29 Juni – 2 Juli: Modules 4-7 Ethernet Concepts
6-8 Juli: Modules 8-10 Communicating Between Networks
13-15 Juli: Modules 11-13 IP Addressing
20-21 Juli: Modules 14-15 Network Application Communications
22-23 Juli: Modules 16-17 Building and Securing a Small Network

note:
1 modul diberikan dalam 1 hari (slow paced):
sesi 1 (09.00-12.00): sesi dengan panduan instruktur
sesi 2 (13.00-15.00): sesi latihan mandiri

informasi lebih lanjut, bisa melihat di website:
https://honeynet.telkomuniversity.ac.id/training-ccna/

atau via WA (Rahyuni): 08112255799

CCNA Telkom University

Apa itu IT Master Plan (ITMP)? Hal yang Perlu anda ketahui tentang ITMP

Tag

, , , , , ,

contoh desain IT System Architecture

Information Technology Master Plan (ITMP) adalah rencana pengembangan IT pada semua aspek yang dibagi menjadi beberapa milestone, beserta rencana anggaran dan resikonya. ITMP disusun atau diturunkan berdasarkan rencana strategis institusi / perusahaan yang biasa disebut dengan Corporate Strategic Plan (CSP/CSS) atau Rencana Strategis (Renstra).

Selama ini sudah ada beberapa dokumen ITMP yg saya buat dan fokus utamanya pada pengembangan di institusi pendidikan. Mudah2an rangkuman berikut dalam bentuk Question & Answer bisa membantu teman2 di unit IT untuk membangun sendiri ITMP di institusi masing2.

  1. Kenapa lebih baik menyusun sendiri dokumen ITMP?
    Karena yang paling mengenal faktor2 SWOT dan budaya di suatu institusi adalah orang di dalam institusi tersebut. Aspek2 ini lah yg sangat menentukan suatu ITMP bisa dieksekusi oleh seluruh personil karena ada kemauan, jangan sampai kita membuat ITMP tapi hanya menjadi “pajangan” saja
  2. Apakah berbeda jauh antara ITMP di institusi pendidikan dengan perusahaan?
    Iya, bahkan perbedaan bidang usaha pada perusahaan A dengan B akan membuat ITMP bisa berbeda jauh. Perbedaan terletak pada faktor2 internal/eksternal dan budayanya. Struktur dokumen ITMP-nya memang bisa sama, tapi isi kontennya yg bisa jauh berbeda. Jadi jangan main percaya saja dengan konsultan yg hanya main copas isi dokumen ITMP dari tempat lain
  3. Sudah banyak kah institusi pendidikan yang memiliki ITMP?
    Sejauh ini masih sangat sedikit institusi pendidikan yang memiliki ITMP karena unit IT masih memegang konsep IT sebagai Support, mengembangkan IT secara best effort sesuai permintaan user (unit lain). Justru dengan adanya ITMP maka seluruh pengembangan IT menjadi terkendali, jika ada unit lain yg minta pengembangan suatu layanan, IT bisa menjelaskan bahwa sesuai dokumen ITMP layanan tsb baru bisa dideliver di tahun dan bulan sekian karena blablabla (misalnya: ada ketergantungan terhadap sistem lainnya yg harus dideliver terlebih dahulu)
  4. Apakah Dokumen ITMP sifatnya rahasia?
    Iya dan Tidak. Sebagian konten ITMP memang bersifat rahasia, spt misalnya rencana anggaran yg jika diketahui vendor bisa mempengaruhi kebijakan semula. Namun untuk bagian yg bersifat umum (generik), sama spt CSP/Renstra yang diupload di website, maka bagian ITMP ini juga bisa dibuka untuk publik, semata2 untuk menunjukkan keseriusan dan reliabilitas institusi yg komit terhadap IT
  5. Apa saja yang ada di dalam suatu IT Master Plan?
    Bisa bermacam2, tergantung referensi yg digunakan. Tapi minimal ada 4 komponen:
    1. Kondisi snapshot IT saat ini
    2. Kondisi IT di masa depan sesuai CSP/Renstra
    3. Bagaimana caranya institusi berkembang dari kondisi saat ini (no. 1) menjadi kondisi masa depan (no. 2)
    4. Apa saja yang menjadi konsideran dari no.3 (anggaran dan resiko per milestone)
  6. Apa saja referensi yang perlu dipahami untuk bisa menyusun sendiri dokumen ITMP?
    Biasanya saya menggunakan TOGAF sebagai kerangka besarnya, ditambah dengan kerangka COBIT dan TMForum

Jika teman2 dari unit IT di institusi pendidikan ingin berdiskusi terkait ITMP, silahkan saja, free kok πŸ™‚