Tag

, , ,

2018-11-03 10.23.50.jpg

berkunjung ke Kebun Binatang Bandung perlu pakai gelang akses dg QR Code, keren, tapi sptnya mubazir

Setelah 5 tahun akhirnya bisa ke Kebun Binatang Bandung lagi. Soalnya kalau lagi kuliah di ITB “katanya” nda boleh ke Kebun Binatang Bandung, karena bisa nda lulus-lulus dan akhirnya DO.

Kok masih percaya yg ginian?

Bagi saya sih bukan masalah percaya atau tidak, tapi masalah menghormati kearifan budaya lokal. Sama seperti di Bali dan Jawa, pasti ada alasan tertentu para tetua membuat mitos2 spt itu. Sepanjang bisa dijalani ya saya jalani saja 🙂

Di Bali, khususnya di keluarga besar saya, yaitu pande gong di Sawan, kami tidak dianjurkan makan ikan gabus karena katanya jaman dulu ikan tsb pernah membantu leluhur sehingga leluhur merasa berhutang budi. Hal ini juga saya jalani, meskipun kadang2 keceplosan karena ternyata ada beberapa ikan asin jambal yg dibuat dari ikan gabus.

Di Jawa juga demikian. Dari kecil saya dibiasakan oleh Ibu saya yang berasal dari Jawa untuk selalu menyapa orang lain dan saat makan di tempat umum agar selalu minta ijin untuk makan pada orang2 di sekitar kita (terutama yang duduk semeja). Hal ini selalu saya jalani, meskipun banyak orang jadi memandang curiga  🙂

You shouldn’t judge other by your standard

Singkat cerita, hari ini saya bisa berkunjung ke Kebun Binatang Bandung lagi setelah 5 tahun menyelesaikan kuliah di ITB. Banyak perubahan yg terjadi. Tiket masuk sekarang jadi 40rb tapi pakai pengamanan barcode spt tempat wisata lainnya, dan harga tsb sudah termasuk wahana perahu dayung.

2018-11-03 10.24.43.jpg

Binatang2 yg ada di Kebun Binatang Bandung juga terlihat lebih sehat dibanding dulu pas terakhir ke sini. Bahkan sudah ada atraksi hewan pada jam2 tertentu.

Salut pada Kebun Binatang Bandung yg telah bertransformasi.