Tag

, , , ,

Sudah 18 tahun mengajar dan hal yang termasuk paling menantang adalah menjaga obyektifitas saat menilai hasil pekerjaan mahasiswa, terutama ujian. Biasanya cara paling mudah adalah dg membuat soal ujian yg Benar/Salah (True/False) atau Pilihan Ganda (Multiple Choice), karena menilainya sudah jelas, benar atau salah. Namun efek negatifnya adalah dosen tidak bisa mengetahui apakah mahasiswa benar2 bisa menjawab ataukah hanya semata2 keuntungan menebak saja.

Makanya bagi dosen, sebenarnya yg paling bagus untuk mengetahui kemampuan mahasiswa adalah dg soal ujian Uraian Singkat (Short Essay) atau Uraian Panjang (Essay). Cuma susahnya saat menilai.

Ambil contoh soal ujian Kalkulus yg jawabannya rada panjang krn harus melalui beberapa proses perhitungan. Misalnya proses perhitungannya adalah serial, yaitu A, B, C, dan terakhir adalah D. Serial berarti proses B hanya bisa dikerjakan setelah proses A telah selesai, dan proses C hanya bisa dikerjakan setelah proses B.

Dari 4 proses perhitungan tsb, mahasiswa X salah melakukan perhitungan pada proses B padahal proses perhitungan CD sudah benar, mahasiswa Y salah melakukan perhitungan pada proses C padahal proses perhitungan D sudah benar, sementara mahasiswa Z salah melakukan proses perhitungan pada proses D. Sekarang bagaimana dosen menilai ketiga mahasiswa tsb? 

Seharusnya jika obyektif nilai ketiga mahasiswa tsb harus sama karena tingkat kesalahannya adalah sama yaitu hanya pada 1 proses saja.

Penilaian di atas cukup sederhana karena identifikasi dan klasifikasi penilaian bisa sangat jelas, yaitu penilaian dilakukan berdasarkan proses.

Penilaian akan menjadi jauh lebih rumit jika proses perhitungannya bukan lagi proses yang serial namun bisa paralel. Misalnya proses ABCD yang tadinya serial sekarang menjadi paralel, setelah proses A dilanjutkan dengan pilihan, bisa proses B atau bisa juga proses C tergantung dari hasil proses A. Dari B atau C dilanjutkan dg proses D.

Masalah akan timbul jika mahasiswa X salah melakukan perhitungan di proses A sehingga proses B yg dipilih padahal seharusnya proses C yg dilakukan namun proses B dan D dilakukan dg benar, sementara mahasiswa Y salah melakukan perhitungan di C namun proses D benar dilakukan. Bagaimana caranya menilai secara obyrktif kedua mahasiswa tersebut?

Penilaian obyektif menjadi jauh lebih rumit jika jawaban dalam bentuk narasi. Biasanya dosen akan menilai dari jumlah kata kunci yg diberikan di jawaban, misalnya dosen mengharapkan ada 5 kata kunci maka jika mahasiswa hanya menuliskan 3 kata kunci nilainya adalah 0,6 dari bobot nilai soal tsb. Namun yg membuat rumit adalah konteks atau semantik dari kata kunci tsb, apakah sudah sesuai dg harapan dosen?